Ki Mandara menatap gadis cantik itu dengan sabar. Â Belum sempat tokoh itu menjawab, Andika Sinatria juga menimpali.
"Dengan menganalisa situasi seperti ini, ada baiknya jika kita pilah masalahnya dan lalu memohon keputusan kepada Ayahanda Raja siapa yang akan menjadi penanggung jawab. Â Usul saya; 1. Persiapan menghadapi Majapahit, ini tentu saja menjadi tanggung jawab Panglima Candraloka dan Guru sendiri. 2. Mengatasi situasi kerajaan Lawa Agung, biarlah aku yang bertanggung jawab. 3. Â Berkaitan dengan rencana Ayahanda Raja mengirimkan Kakak Ratu Dyah Pitaloka yang akan menjadi pengantin Raja Hayam Wuruk di pergantian Saka, aku mengusulkan agar Dewi Mulia Ratri menjadi penanggung jawabnya."
Mendengar kalimat terakhir Andika Sinatria, semua yang hadir serentak kaget. Â Baginda Raja Galuh Pakuan menyadari kekagetan ini. Â Raja yang terkenal suka damai dan bijaksana ini berkata sareh.
"Rencana ini memang baru aku bicarakan dengan Andika Sinatria pagi tadi. Â Di dalam surat yang aku kirim kepada Baginda Raja Hayam Wuruk, Â aku menyampaikan perdamaian yang langgeng dengan menjalin tali keluarga. Â Putriku Dyah Pitaloka sendiri tidak keberatan dengan rencana ini. Â Jika kita bisa menghindari perang, rakyat pasundan juga tidak akan ikut menderita. Â Itu intinya."
Semua yang hadir mengangguk angguk tanda mengerti. Â Cara berdamai yang umum dilakukan antar kerajaan adalah pernikahan. Â Setelah melihat suasana tenang kembali, Ki Mandara meneruskan.
"Aku setuju dengan Pangeran Andika. Â Jika Paduka Raja berkenan mengiyakan keputusan ini, maka kami semua akan melaksanakan dengan lapang hati."
Baginda Raja Galuh Pakuan tersenyum dan bersabda,
"Iya Mandara... diputuskan demikian."
Ki Mandara membungkukkan tubuh lalu menatap semua yang hadir.
"Paduka Raja sudah bersabda mengenai keputusan ini. Â Ada satu hal lagi. Â Purnama depan adalah saatnya peristiwa paling penting di dunia persilatan. Â Naga Merapi akan bangkit dari tidurnya. Â Semua tokoh silat pasti akan hadir di sana. Â Semua yang ada di sini pasti juga akan tertarik untuk hadir, termasuk diriku. Â Kita harus mengatur agar kerajaan tidak kosong sehingga mudah diserang. Â Siapa di antara kalian yang akan hadir dalam peristiwa langka itu?"
Semua orang saling berpandangan. Â Tentu saja semua yang ada di ruangan itu ingin menyaksikan seperti apa Naga Merapi dan Mustika Api. Â Siapa yang harus menjaga istana jika semua ingin hadir?