Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar dan Pembelajaran

25 Mei 2024   13:34 Diperbarui: 25 Mei 2024   13:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Dalam membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru memainkan peran penting dalam memotivasi siswa untuk secara aktif mengumpulkan informasi yang relevan, melakukan eksperimen, dan menyempurnakan penjelasan mereka untuk memecahkan masalah secara efektif. Proses ini memupuk keterlibatan yang lebih dalam dengan pembelajaran ketika siswa mengembangkan kemampuan mereka untuk menganalisis secara kritis dan menerapkan pengetahuan dalam konteks praktis.

  1. Tahap 4

     Dengan memfasilitasi pengembangan dan penyajian hasil kerja, guru membantu siswa dalam merencanakan secara cermat dan menghasilkan berbagai keluaran, termasuk laporan, video, dan model. Selain itu, guru mendukung siswa dalam mengkomunikasikan pekerjaan mereka secara efektif kepada teman-temannya, sehingga meningkatkan pembelajaran kolaboratif dan memupuk pemahaman komprehensif tentang materi pelajaran.

  1. Tahap 5

     Dalam menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru memainkan peran penting dalam mendukung siswa saat mereka merefleksikan dan menilai penyelidikan, metodologi, dan hasil yang mereka capai. Praktek reflektif ini memungkinkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pendekatan pemecahan masalah dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menganalisis secara kritis pengalaman belajar mereka sendiri.

   Berdasarkan pembahasan ini maka dapat penulis simpulkan bahwa "Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada pemecahan masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pembelajaran mandiri dalam konteks dunia nyata. Ini menekankan keterlibatan aktif siswa, kolaborasi, dan penerapan metode berpikir ilmiah. PBL memandu siswa untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengatasi masalah otentik, yang bertujuan untuk meningkatkan pemikiran kritis, kemampuan pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Melalui tahapan terstruktur dalam identifikasi masalah, pengumpulan data, perumusan hipotesis, dan pengujian solusi, PBL memberikan pengalaman belajar komprehensif yang mempersiapkan siswa menjadi pemecah masalah yang efektif dan pembelajar seumur hidup."

  1. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

     Penerapan pembelajaran berbasis masalah memerlukan pertimbangan yang matang karena karakteristiknya yang berbeda dan berbeda dengan model pendidikan lainnya; satu kesalahan dapat memengaruhi tahapan selanjutnya.

  1. Langkah pertama model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) adalah mengenalkan siswa pada permasalahan, mendorong mereka untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada disekitarnya. Permasalahan dalam PBL harus menarik dan belum terpecahkan, memotivasi siswa untuk mencari solusi. Selain itu, permasalahan yang ditangani dalam pendekatan PBL harus kompleks, memungkinkan adanya banyak hipotesis dan mendorong siswa menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu, isu-isu yang dibahas dalam model PBL harus diselesaikan permasalahan yang dapat menghasilkan hipotesis ganda, sehingga menuntut siswa untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dan menggunakan pemikiran kreatif untuk menyelesaikannya.

     Merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa sangat penting ketika melakukan brainstorming memilih jalan keluar yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini sangatlah penting. Teori Ausubel yang menekankan pada asimilasi bermakna dalam pembelajaran mendukung peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pemilihan materi hendaknya bermakna dan disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Dengan memilih masalah yang selaras dengan tingkat perkembangan siswa, keterlibatan dapat ditingkatkan, yang mengarah pada meningkatkan kreativitas dan meningkatkan prestasi pendidikan.

  1. Langkah kedua melibatkan pengorganisasian siswa belajar. Melalui interaksi sosial dengan teman sebaya dan gurunya, sebuah konsep yang didukung oleh teori belajar Vygotsky. Untuk memudahkan hal tersebut, pendidik mengatur siswa menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Strategi pengelompokan ini sejalan dengan penekanan Vygotsky pada pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun