Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Langit

5 Oktober 2019   18:32 Diperbarui: 5 Oktober 2019   18:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbincangan kami hanya singkat. Tak ingin menunggu waktu lama,  lelaki itu segera mengajakku menuju suatu tempat yang memang sudah dipesan dua hari ke depan. Obrolan kami berlanjut di tempat tidur. Rupanya langit nama lelaki itu kusebut sudah memesankan sweet room di hotel berbintang di kawasan Kalibata.

"Kamu masih kuliah Tik? Semester berapa?"

"Iya, aku masih kuliah. Sudahlah, jangan tanyakan semester berapa. Sudah kedaluwarsa mahasiswa seperti aku ini."

"Bisa aja kamu, Tik."

Pembicaraan kami ngalor-ngidul. Sedari sore hingga dini hari tamuku tak menyentuhku sedikit pun. Beberapa kali kupancing untuk sekadar bermain cinta seperti tamu-tamuku yang lain, tetapi dia selalu menolaknya. Sebenernya apa motif dia mengajakku kencan dua mala mini?

"Aku tak ingin menyakitimu, Tik. Aku hanya ingin kau temani. Lembaran-lembaran tulisanmu sangat menarik. Dan aku tak pernah menganggapmu sebagai mahasiswa... ah sudahlah. Entahlah, aku hanya tertarik saja padamu."

"Kamu yakin tak mau bersenang-senang denganku? Aku tak ingin makan gaji buta loh..."

"Kalau boleh tahu, kenapa sih kamu melakukan pekerjaan ini? Kamu kan anak manis dan punya bakat yang lumayan."

"Itu dulu. Dulu aku sangat mencintai kehidupanku termasuk aktif menulis di media. Dan papaku sangat mendukung aktivitasku. Tapi, sejak perusahaan papa gulung tikar, aku tidak siap dengan kondisiku yang serba kekurangan. Dari kecil aku terbiasa hidup mewah. Hampir semua les aku ikuti. Terpaksa aku melakukan kerjaan ini. Akukan butuh fasilitas. Bayar apartemen, ngisi bensil mobil, ya pokoknya aku nggak ingin saja fasilitas yang dulu aku nikmati hilang gitu aja."

"Terus, sekarang papamu kerja di mana?Papamu tahu soal ini?"

"Papa sekarang bekerja di salah satu perusahaan. Dia cuma jadi karyawan biasa. Tentu gajinya sangat kecil untuk memenuhi kebutuhanku. Aku berbohong ke mereka kalau aku selain kuliah juga kerja di salah satu EO di kota ini. Jadi, yang mereka tahu aku bisa bayar segala kebutuhanku selain kuliah. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun