Mohon tunggu...
MEIRISMAN HALAWA
MEIRISMAN HALAWA Mohon Tunggu... Guru - H sofona osara

Lahir di Gunungsitoli, 18 Mei 1979

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laowomaru

30 Oktober 2024   11:13 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ibu... ini aku...anakmu...!"

"Anak ...anakku..? Apa maksudmu?" seru sang Ibu lebih kaget lagi. Kepalanya kembali melirik semua sudut ruangan. Ia merasa sangat takut dan berharap suaminya yang perkasa bisa berada di sini. "Di mana kamu. Tunjukkan ujudmu.."

"Ibu...ini aku. Dalam perutmu...."

"Apa....?!"

Sang Ibu mengalihkan matanya ke arah perutnya. Perutnya kelihatan bergerak-gerak, seakan-akan sedang menari-nari. Anehnya Ia merasa tidak kesakitan.

"Iya, Bu..." suara itu terdengar lagi. Kali ini, Ibunya berusaha menajamkan telinganya dan memastikan suara itu benar berasal dari perutnya. Ia belum yakin, tapi membiarkan suara itu berbicara lagi. "  Aku anakmu. Bayi dalam perutmu."

" Bagaimana kamu bisa bicara...aku...aku..." seru Ibunya heran. Ibunya merinding. Ia kaget dengan suara bayi dalam perut. Ia  lebih takut lagi gelegar suara penuh percaya diri sang bayi. Kalau tidak dikatakan agak sombong. " Benarkah Engkau yang bicara, Anakku..." ujar Ibunya meyakinkan. " Apakah kamu baik-baik di dalam sana...?"

"Iya,  Bu. Aku sangat sehat berkat lindungan Ibu. Tanpa Ibu aku tidak akan tumbuh dengan baik.." Ibunya tersenyum. Ia mengusap perutnya dengan penuh kasih sayang. Perutnya bergerak seperti merasakan usapan telapak tangan Sang Ibu.

"Anakku ini benar-benar sebuah keajaiban. Ini sebuah kejutan yang tak pernah dibayangkan."

"Iya, Ibu. Jangan kaget. Saya sengaja berbicara pada Ibu karena ada yang mau saya sampaikan." Ibunya berusaha tenang,  "Ketahuilah Ibu, aku akan lahir dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Aku dianugerahi ilmu mandraguna yang tak terkalahkan"

"Anakku bagaimana bisa seperti itu..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun