Mohon tunggu...
MEIRISMAN HALAWA
MEIRISMAN HALAWA Mohon Tunggu... Guru - H sofona osara

Lahir di Gunungsitoli, 18 Mei 1979

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Laowomaru

30 Oktober 2024   11:13 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Laowomaru sangat terkejut. Tapi ia tahu, jika ia menoleh sebelum sampai tujuan  kepalanya akan mengalami hal yang sama. Tetapi ia merasa kekuatannya hilang begitu saja. Bukan karena kesaktiannya tak ampuh lagi. Tapi kesedihannya pada kematian putranya membuat ia terduduk. Ia menangis dalam diam. Dalam pilu, ia tidak tahu berbuat apa-apa. Ia hampa. Semua menunggu. Tak ada yang berani berbuat apa-apa.

Tetapi harus ada yang bertindak. Mereka mengumpulkan keberanian. Segera mereka tahu, kesempatan menyerang Laowomaru adalah sekarang. Mereka melompat sebagaimana para prajurit. Dalam sekejab Laowomaru  berhasil diikat dengan  tali yang dimatrai. Anehnya, Laowomaru tak berbuat apa-apa. "Aku sudah berakhir..." bisiknya pelan. Segera para prajurit memegang kepalanya dan menarik rambutnya. Dengan sebuah pedang, rambutnya ditebas. Sembilan rambut kawat dirambutnya putus seketika. Laowomaru menjerit. Ia merasakan bahwa kesaktiannya tiba-tiba hilang.

"Biarkan dia hidup...!!" seru seorang Tuhenri mengingatkan janji mereka. Prajurit yang menebas rambutnya tersenyum. Ia sudah diingatkan untuk tidak melukai Laowomaru. Tetapi kelebat bayangan keluarganya yang mati dalam pertempuran melawan Laowomaru meninggalkan dendam yang perih. Ia sudah rencanakan ini..

Pedangnya bergerak cepat. Semua berteriak mencegah. Tetapi terlambat. Tebasannya yang pertama langsung membuat kepala Laowomaru terputus. " Awai saae...11!" ujarnya.

Udara menjadi amat dingin. Bumi bergetar. Membuat semua orang ketakutan. Mereka berlarian mencari perlindungan. Laut  tiba-tiba bergelora dan mengamuk. Alam ikut tergoncang. Batu-batu di gua Laowomaru berjatuhan. Menimbun semua yang ada di dalamnya. Semua harta emas terpendam dan tak satupun berhasil menemukannya.

 Sampai sekarang.

EPILOG

Saat ini daratan yang ditarik Laowomaru dikenal sebagai Ture Wodo (Tanjung Wodo) yang  terletak tidak jauh dari gua Laowomaru. Keduanya menjadi objek wisata dan terus diceritakan turun temurun. Banyak orang yang penasaran memasuki gua Laowomaru untuk mencari kebenaran harta karun tersebut, tetapi kadar oksigen yang rendah membuat mereka banyak yang kehilangan kesadaran. Tetapi ada yang bilang, Laowomaru telah mengutuk gua tersebut

SELESAI

Catatan kaki

  • Malu (bahasa  Nias) artinya berburu
  • Ina (bahasa  Nias) artinya Ibu
  • Folofa (bahasa  Nias) artinya dinding kamar dari anyaman bambu
  • Bekhu (bahasa  Nias) artinya Iblis atau setan
  • Tuada Simanga Bua Weto Alit  adalah nama seorang leluhur pertama orang Nias yang dikenal sebagai orang sakti
  • Tan Niha (bahasa  Nias) artinya Tanah Nias. Secara harafiah berati Tanah para manusia. Orang Nias menyebut mereka sebagai Ono Niha (Anak Manusia).
  • Ere (bahasa  Nias) artinya Iman agama tradisional suku Nias
  • ri (bahasa  Nias) artinya kesatuan negeri yang dipimpin Tuhenri. Merupakan organisasi pemerintahan pada zaman dulu yang terdiri atas beberapa Banua. Pada masa Orde baru, kesatuan negeri ini dihapus oleh pemerintah dan memperkenalkan istilah desa.
  • Boroe (bahasa  Nias) artinya kadal berukuran besar
  • Aramba dan faritia ana'a (bahasa  Nias) artinya Gong dan canang yang terbuat dari emas
  • "Awai saae.." (bahasa  Nias) artinya "Berakhilah sampai di sini..."

BIODATA PENULIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun