Mohon tunggu...
Mey Liasta Trihastina
Mey Liasta Trihastina Mohon Tunggu... Lainnya - Education

Pendidikan Sains Matematika Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Ilmu: Praksis Model Pembelajaran Matematika

16 November 2024   17:20 Diperbarui: 16 November 2024   17:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

e. Penilaian Formatif

Penilaian formatif, seperti kuis singkat, diskusi kelas, atau tugas reflektif, dapat memberikan umpan balik yang berharga bagi guru dan siswa mengenai pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Dalam matematika, umpan balik yang cepat dan relevan sangat penting untuk membantu siswa memperbaiki kesalahan mereka.

1. Pembelajaran Kontekstual / Contextual Teaching Learning

kontekstual adalah pendekatan pengajaran yang mengaitkan konten pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata atau pengalaman yang relevan dengan siswa. Ini dirancang untuk membantu siswa memahami dan menghubungkan konsep abstrak dengan aplikasi praktis di dunia nyata, sehingga mereka dapat melihat relevansi langsung antara apa yang mereka pelajari di kelas dengan kehidupan sehari-hari atau masa depan mereka. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa bukan hanya diharapkan menghafal informasi, tetapi juga memahami makna dan aplikasinya. Beberapa komponen kunci dari pembelajaran kontekstual mencakup:

1. Pengalaman Nyata: Guru menciptakan pengalaman belajar yang terkait dengan kehidupan nyata atau pengalaman siswa, baik melalui simulasi, studi kasus, atau proyek berbasis masalah.

2. Kolaborasi: Siswa bekerja sama dalam kelompok, yang memungkinkan mereka untuk berbagi pengetahuan dan saling belajar satu sama lain. Hal ini juga mencerminkan situasi dunia nyata di mana kerja tim sering kali menjadi kunci kesuksesan.

3. Pemecahan Masalah: Pembelajaran kontekstual sering kali melibatkan tugas atau proyek di mana siswa harus menerapkan konsep yang mereka pelajari untuk memecahkan masalah tertentu. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

4. Konektivitas antara Konsep: Guru berusaha untuk menunjukkan bagaimana konsep - konsep yang dipelajari di kelas terhubung satu sama lain dan dengan berbagai aspek kehidupan siswa.

5. Umpan Balik Konstruktif: Dalam proses pembelajaran, guru memberikan umpan balik yang membangun untuk membantu siswa merefleksikan kemajuan mereka dan memperbaiki kesalahan. Konsep ini didasarkan pada pandangan bahwa siswa akan lebih mudah memahami dan menginternalisasi pengetahuan ketika mereka dapat melihat relevansi langsung antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan dunia di sekitar mereka.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek/ Project-Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning, PBL) adalah pendekatan pendidikan di mana peserta didik terlibat secara aktif dalam eksplorasi masalah dunia nyata dan relevan melalui sebuah proyek. Metode ini mengutamakan proses belajar yang berpusat pada siswa dengan fokus pada penyelesaian masalah yang kompleks dan menantang. Alih-alih belajar secara pasif, siswa menjadi peneliti, pemecah masalah, dan pencipta, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam konteks nyata. Unsur-unsur utama dari pembelajaran berbasis proyek:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun