Mohon tunggu...
Mey Liasta Trihastina
Mey Liasta Trihastina Mohon Tunggu... Lainnya - Education

Pendidikan Sains Matematika Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Ilmu: Praksis Model Pembelajaran Matematika

16 November 2024   17:20 Diperbarui: 16 November 2024   17:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Filsafat Matematika

Matematika merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya mutlak, yang berarti tidak diragukan kebenarannya. Pandangan ini terbalik dengan fallibilist yang memandang bahwa kebenaran matematika itu tidak mutlak (Ernest, 1991). Hubungan antara filsafat dengan matematika saling berkaitan satu sama lain. (Gayatri, 2022). Ada beberapa alasan yang menguatkan penyataan tersebut. Pertama, matematika dan filsafat sama-sama lahir di tempat yang sama, yaitu di Yunani. Selain itu, keduanya merupakan aspek intelektual pertama yang untuk memahami dunia di sekitar kita. Kedua, matematika merupakan suatu kasus penting bagi seorang filsuf. Hal ini dikarenakan banyak filsuf terdahulu yang fokus pada matematika dalam agenda filosogi kontemporer. Ketiga, matematika dan filsafat saling berkaitan pada epistimologi ilmu pengetahuan (Wahyudin, 2014). Matematika berperan penting hampir setiap upaya ilmiah yang ditunjukkan kepada pemahaman dunia materi. Matematika tidak lagi digunakan sebagai studi kasus bagi sains empiris ketika kemunduran rasionalisme. Meskipun demikian, sains yang menggantikan matematika sehingga dapat disimpulkan bahwa sains menggunakan matematika.

Pada pandangan filsafat, matematika adalah suatu alat utama untuk memahami dunia (Wahyudin, 2014). Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia, yang berarti hikmah, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Filsafat disebut juga mater scientiarum, yang berarti ibu dari segala ilmu. Pembahasan dapat disajikan dalam bentuk grafik, tabel, atau deskriptif. Analisi dan interpretasi kondisi empiris atas permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah dilakukan sebelum pembahasan. (Sesady, 2019). Tujuan dari filsafat adalah untuk memberikan prinsip-prinsip pertama untuk bidang-bidang keilmuan tertentu, seperti matematika. Peran filsafat adalah untuk memberikan penjelasan yang koheran tentang suatu keilmuan tertentu (Wahyudin, 2014). Filsafat matematika adalah suatu cabang filsafat yang bertujuan untuk merenungkan dan menjelaskan sifat dari matematika dengan kata lain, filsafat matematika bertujuan untuk menjelaskan kedudukan matematika dalam dunia intelektual secra keseluruhan. Peran filsafat matematika adalah untuk memberikan landasan yang sistematis dan absolut untuk pengetahuan matematika, yaitu dalam nilai kebenaran matematika (Ernest, 1991). Selain itu, filsafat berperan penting dalam memecahkan permasalahan dalam dunia pendidikan (Gayatri, 2022).

B. Pembelajaran Matematika Berbasis Filsafat

Pembelajaran dalam matematika sangat berkaitan dengan filsafat dalam pelaksanaannya (Asmara, 2022; Fedi et al ,2021; Hendrayanto, 2019; Sadewo et al, 2022; Handoko et al, 2022; Gita & Bela, 2022). Sebagaimana kajian yang dilakukan oleh Fedi et al (2021) yang mengkaji tentang pembelajaran matematika dengan filsafat humanis. Hasil kajiannya diperoleh bahwa filsafat humanis sangat diperlukan di dalam pembelajaran karena dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas siswa, meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa, dan meningkatkan konstruksi pemahamanan konsep matematika siswa. Ini dikarenakan dalam pembelajaran berbasis humanis, peserta didik diperlakukan sebagai manusia sehingga semua siswa berkesempatan untuk meningkatkan potensi diri. Implimentasi filsafat Humanis dalam pembelajaran matematika dapat menumbuhkan nilainilai matematika sehingga dapat membentuk kepribadian siswa (Handoko et al, 2022). Hal ini didukung oleh Gita & Bella (2022) bahwa filsafat berperan penting dalam membentuk karakateristik proses pembelajaran matematika.

C. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang menjadi panduan dalam melakukan Langkah-langkah kegiatan. Dalam mengaplikasikan langkha- langkah model pembelajaran terdapat pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik yang digunakan guru untuk menunjang pembelajaran. Sementara itu, model pemebelajaran merupakan wadah dalam melakukan segala sesuatu bentuk kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Peranan Matematika

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya (Hasanah, 2020; Rokhmah, 2021). Aksiologi berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang artinya teori tentang nilai. Pembahasan utama dalam aksiologi adalah nilai. Nilai yang dimaksud itu sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang akan dinilai (Rosnawati dkk., 2021; Sanprayogi & Chaer, 2017; Sirojudin & Ashoumi, 2020). Teori tentang nilai di dalam filsafat membahas tentang etika dan estetika. Etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normatif, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya (Fithriani, 2019; Imelda, 2017; Khotimah, 2015). Dilihat dari aspek aksiologi, matematika memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di dunia. Berkaitan dengan hal tersebut matematika dipandang sebagai ilmu abstrak yang tidak bebas nilai dan moral, sehingga hasil pemikiran seorang matematikawan bisa bermanfaat bagi umum.

a. Matematika Sebagai Bahasa Ilmu Bahasa memiliki dua fungsi yaitu: pertama, sebagai alat untuk menyatakan pikiran, ide, perasaan atau gagasan; kedua, sebagai alat yang digunakan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Artinya Bahasa sangat penting dalam aktifitas manusia.

b. Matematika Sebagai Alat Pikir 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun