Ada sejumlah penelitian yang telah mencoba untuk mengaitkan filsafat dengan model pembelajaran. Bintoro et al (2021) melah mengabungkan model pembelajaran Problem Base Learning (PBL) dengan filsafat. Hasil yang didapatkan adalah model pembelajaran PBL berkaitan erat dengan filsafat, yakni pada aliran konstruktivisme. Pada aliran ini, siswa mengkonstruk konsep yang dipelajari dalam pembelajaran berdasarkan pemahaman dan pengalaman. Hal ini sesuai dengan PBL dimana siswa dihadapkan dengan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari untuk kemudian diselesaikan dengan berpikir kritis, diskusi, kemampuan menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah yang diperoleh kemudian membentuk pengalaman siswa sekaligus pemahaman menggunakan konsep matematika dalam dunia nyata.
F. Praksis Pembelajaran Matematika
Praksis pembelajaran matematika merujuk pada penerapan model-model pembelajaran dalam situasi nyata di kelas. Implementasi model pembelajaran yang efektif bergantung pada sejumlah faktor, seperti kesiapan siswa, materi yang diajarkan, serta gaya mengajar guru. Berikut beberapa praksis yang efektif dalam pembelajaran matematika:
a. Penggunaan Kontekstualisasi dalam Pengajaran
Guru dapat mengaitkan materi matematika dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan siswa. Misalnya, konsep persamaan linier dapat diajarkan melalui masalah sehari-hari seperti menghitung biaya perjalanan atau merencanakan anggaran.
b. Integrasi Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika, seperti kalkulator grafik, perangkat lunak matematika, atau aplikasi belajar daring, dapat membantu siswa memahami konsep yang abstrak dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Simulasi komputer juga memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi konsep matematika dengan cara yang lebih interaktif.
c. Penggunaan Alat Manipulatif
Alat manipulatif, seperti blok matematika, koin, atau geometri dinamis, dapat membantu siswa memahami konsep abstrak secara lebih konkret. Misalnya, penggunaan balok geometri dapat membantu siswa memahami volume atau luas permukaan bangun ruang.
d. Pendekatan Differensiasi
Pembelajaran yang berbeda-beda atau Differentiated Instruction adalah pendekatan di mana guru mengadaptasi metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing siswa. Dalam pembelajaran matematika, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan soal yang sesuai dengan tingkat kesulitan yang berbeda atau memberikan tugas proyek yang lebih fleksibel.