Mohon tunggu...
Meutia Kirana
Meutia Kirana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar Menengah ke Atas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dan Hujan

22 November 2020   00:14 Diperbarui: 23 November 2020   00:59 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya, aku terlalu asyik dengan memandangi lukisanku, hingga tidak menyadari telah ada seorang pria di sampingku yang nampak begitu familiar. Pria itu berdeham sebelum mulai berbicara,

"Musim Hujan adalah musim yang terbaik. Bukankah begitu?"

Suara ini? Aku membulatkan mataku terkejut sebelum menoleh ke arah pria di sebelahku.

"Guntur?"

Tamat.

[ Catatan Penulis ] Cerpen ini ditulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia saya di sekolah. Oleh karena itu, saya minta maaf apabila hasilnya belum memuaskan. Saya masih amatir dalam hal ini, dan masih harus belajar lebih banyak lagi mengenai cerpen.

Meski demikian, saya harap ada banyak pesan moral yang bisa diambil dari cerpen singkat ini. Terimakasih kepada semua pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca cerpen ini. Salam. ❄️🌧️🌧️❄️

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun