Penggunaan yang Berlebihan Sebelum Tidur
    Banyak orang cenderung menggunakan media sosial hingga larut malam, mengabaikan waktu tidur yang cukup. Paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik juga dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang mengatur waktu tidur dan bangun. Hal ini dapat mengganggu tidur seseorang dan menyebabkan insomnia.
Perubahan Pola Tidur
    Kecanduan media sosial dapat mengganggu pola tidur yang sehat. Seseorang mungkin mengorbankan waktu tidur mereka untuk tetap terhubung dengan media sosial, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi waktu tidur. Mengubah pola tidur secara konstan dapat menyebabkan insomnia.
Kecemasan dan Tekanan Psikologis
    Media sosial juga dapat menjadi sumber kecemasan dan tekanan psikologis. Ketika seseorang menjadi terlalu terikat dengan media sosial, mereka sering merasa terjebak dalam perbandingan sosial dan merasa tertekan untuk tetap terhubung dengan berita dan tren terkini. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan yang dapat mempengaruhi tidur seseorang dan menyebabkan insomnia.
Gangguan Kognitif
    Penggunaan yang berlebihan dari media sosial dapat menyebabkan gangguan kognitif, termasuk kesulitan berkonsentrasi dan fokus. Ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bersantai dan melepaskan pikiran sebelum tidur, yang pada akhirnya dapat mengganggu tidur.
FOMO (Fear Of Missing Out)
     Kecanduan media sosial sering kali muncul karena rasa takut ketinggalan informasi atau acara penting yang sedang terjadi di platform tersebut. Tersedianya informasi dari media sosial memungkinkan individu untuk mengetahui peristiwa apa saja yang dilakukan orang lain sepanjang waktu. Hal tersebut menyebabkan individu yang mengalami FOMO dapat mengarah kepada kecanduan media sosial (Abel, 2016 : 41). Ketakutan ini dapat membuat seseorang terus-menerus memeriksa dan memperbarui media sosial, bahkan di larut malam. FOMO ini dapat mengganggu tidur seseorang dan berkontribusi pada insomnia.
Faktor Perilaku dari Kecanduan Sosial Media terhadap Insomnia