Mohon tunggu...
Meriva DwiYanti
Meriva DwiYanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Prodi : Manajemen Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : BIK Dosen Pengampu : Robby Cahyadi, M.pd

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Kecanduan Media Sosial dengan Insomnia pada Anak Remaja

28 Juni 2023   19:17 Diperbarui: 28 Juni 2023   19:20 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Anak remaja merupakan kelompok yang semakin terpapar penggunaan media sosial yang luas. Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari para anak remaja, dengan berbagai platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Snapchat yang digunakan untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Salah satu masalah yang muncul adalah insomnia, yaitu kesulitan tidur atau mempertahankan tidur yang cukup walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Oleh karena itu, hubungan antara kecanduan media sosial dengan insomnia pada anak remaja menjadi penting untuk dipelajari. Kecanduan merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan kerugian pada diri sendiri dan hilang kontrol, sehingga bermasalah dengan hubungan sosial, keluarga, pendidikan dan pekerjaan Young (dalam Freeman, 2008:43).

          Kecanduan media sosial merupakan fenomena di mana seseorang mengalami dorongan yang kuat dan kehilangan kendali terhadap penggunaan media sosial. Hal ini dapat menyebabkan penggunaan yang berlebihan dan gangguan dalam berbagai aspek kehidupan individu. Dampak penggunaan media sosial yang berlebihan pada kesehatan mental dan fisik anak remaja mulai menjadi perhatian serius. Pada anak remaja, kecanduan media sosial dapat memiliki dampak negatif yang signifikan, termasuk masalah tidur seperti insomnia.

          Pertama-tama, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak remaja. Kecanduan media sosial dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi pada anak remaja. Faktor-faktor ini dapat secara negatif mempengaruhi kualitas tidur dan memicu terjadinya insomnia. Insomnia merupakan segala bentuk gangguan tidur baik itu susah untuk memulai tidur, tidak mampu mempertahankan tidur atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa untuk tidur lagi yang menyebabkan kebutuhan tidur tidak mencukupi baik kualitas maupun kuantitas (Tarwoto, 2006 : 610.73).

         Selain itu, kecanduan media sosial juga dapat mengganggu pola tidur anak remaja dan cenderung menghabiskan waktu yang berlebihan di malam hari untuk menggunakan media sosial, mengorbankan waktu tidur yang cukup. Aktivitas yang berkepanjangan pada malam hari dapat mengacaukan ritme tidur dan menyebabkan gangguan tidur.

         Pemantauan sosial dan tekanan yang dirasakan di media sosial berperan dalam mengganggu tidur anak remaja. Banyak anak remaja terlibat dalam pemantauan sosial di media sosial, seperti memeriksa jumlah like, komentar, atau jumlah teman di akun sosial media. Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI (2014:25) mengemukakan bahwa media sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Ketidakpuasan terhadap popularitas atau perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang dapat mempengaruhi pola tidur.

        Selain itu, penggunaan media sosial sebelum tidur juga dapat mempengaruhi tidur anak remaja melalui paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik. Cahaya biru ini dapat menghambat produksi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur dan bangun tubuh. Akibatnya, gangguan sirkadian terjadi dan tidur anak remaja terganggu.

        Oleh karena itu, hubungan antara kecanduan media sosial dengan insomnia pada anak remaja sangat penting. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang terlibat dalam hubungan tersebut, serta dampaknya terhadap kesehatan tidur anak remaja. Diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dalam upaya untuk mengurangi kecanduan media sosial dan meningkatkan tidur yang sehat pada anak remaja.

PEMBAHASAN

Hubungan antara Kecanduan Media Sosial dengan Insomnia pada Anak Remaja

        Kecanduan media sosial merupakan fenomena yang semakin umum di era digital ini yang mana dengan akses mudah ke platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya, orang sering kali menemukan diri anak remaja terjebak dalam pola perilaku yang obsesif terkait dengan penggunaan media sosial. Salah satu masalah serius yang dapat muncul akibat kecanduan media sosial yaitu insomnia, kesulitan tidur yang berkepanjangan. Setelah penjelasan di atas, akan dijelaskan hubungan antara kecanduan media sosial dan insomnia serta perilaku yang mungkin terjadi.

        Kecanduan media sosial dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada insomnia. Orang yang kecanduan media sosial sering kali terlibat dalam perilaku yang mengganggu tidur, antara lain :

Penggunaan yang Berlebihan Sebelum Tidur

        Banyak orang cenderung menggunakan media sosial hingga larut malam, mengabaikan waktu tidur yang cukup. Paparan cahaya biru dari layar perangkat elektronik juga dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang mengatur waktu tidur dan bangun. Hal ini dapat mengganggu tidur seseorang dan menyebabkan insomnia.

Perubahan Pola Tidur

       Kecanduan media sosial dapat mengganggu pola tidur yang sehat. Seseorang mungkin mengorbankan waktu tidur mereka untuk tetap terhubung dengan media sosial, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi waktu tidur. Mengubah pola tidur secara konstan dapat menyebabkan insomnia.

Kecemasan dan Tekanan Psikologis

       Media sosial juga dapat menjadi sumber kecemasan dan tekanan psikologis. Ketika seseorang menjadi terlalu terikat dengan media sosial, mereka sering merasa terjebak dalam perbandingan sosial dan merasa tertekan untuk tetap terhubung dengan berita dan tren terkini. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan yang dapat mempengaruhi tidur seseorang dan menyebabkan insomnia.

Gangguan Kognitif

        Penggunaan yang berlebihan dari media sosial dapat menyebabkan gangguan kognitif, termasuk kesulitan berkonsentrasi dan fokus. Ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bersantai dan melepaskan pikiran sebelum tidur, yang pada akhirnya dapat mengganggu tidur.

FOMO (Fear Of Missing Out)

         Kecanduan media sosial sering kali muncul karena rasa takut ketinggalan informasi atau acara penting yang sedang terjadi di platform tersebut. Tersedianya informasi dari media sosial memungkinkan individu untuk mengetahui peristiwa apa saja yang dilakukan orang lain sepanjang waktu. Hal tersebut menyebabkan individu yang mengalami FOMO dapat mengarah kepada kecanduan media sosial (Abel, 2016 : 41). Ketakutan ini dapat membuat seseorang terus-menerus memeriksa dan memperbarui media sosial, bahkan di larut malam. FOMO ini dapat mengganggu tidur seseorang dan berkontribusi pada insomnia.

Faktor Perilaku dari Kecanduan Sosial Media terhadap Insomnia

        Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara kecanduan media sosial dengan insomnia pada anak remaja. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi terhadap intensitas dan dampak dari kecanduan media sosial pada tidur anak remaja. Faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

Penggunaan Media Sosial pada Malam Hari

        Penggunaan media sosial yang berlebihan pada malam hari dapat mengganggu ritme tidur dan mempersulit anak remaja untuk tidur. Ketika anak remaja menghabiskan waktu yang lama di malam hari untuk menggunakan media sosial, mereka cenderung melewatkan waktu tidur yang cukup dan mengalami kesulitan untuk tidur saatnya tiba.

Paparan Cahaya Biru

         Layar perangkat elektronik menghasilkan cahaya biru yang dapat menghambat produksi hormon melatonin, yang berperan dalam mengatur ritme tidur dan bangun tubuh. Penggunaan media sosial sebelum tidur, yang melibatkan paparan cahaya biru, dapat mengganggu proses tidur anak remaja dan menyebabkan insomnia.

Stres dan Tekanan Sosial

          Kecanduan media sosial dapat memperkuat pemantauan sosial dan tekanan yang dirasakan oleh anak remaja. Anak remaja cenderung memeriksa jumlah like, komentar, atau jumlah teman di akun media sosial. Ketidakpuasan terhadap popularitas atau perbandingan diri dengan orang lain di media sosial dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola tidur.

Kualitas Interaksi Sosial

          Media sosial memungkinkan anak remaja untuk berinteraksi dengan orang lain secara virtual, namun interaksi ini tidak selalu memiliki kualitas yang sama dengan interaksi sosial yang terjadi secara langsung. Rasa keterhubungan sosial yang rendah atau kurangnya dukungan sosial yang diperoleh melalui media sosial dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak remaja dan pada gilirannya mempengaruhi pola tidur.

Gangguan Psikologis

          Kecanduan media sosial dapat berhubungan dengan gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi pada anak remaja. Gangguan-gangguan ini dapat mempengaruhi tidur anak remaja dan memicu terjadinya insomnia.

Kebiasaan Tidur yang Buruk

           Anak remaja yang kecanduan media sosial cenderung memiliki kebiasaan tidur yang buruk, seperti tidur terlambat atau tidak menjaga rutinitas tidur yang konsisten. Kebiasaan tidur yang tidak teratur dan tidak sehat dapat berkontribusi terhadap terjadinya insomnia.

           Faktor-faktor ini saling berhubungan dan dapat mempengaruhi intensitas serta dampak dari kecanduan media sosial terhadap tidur anak remaja. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor ini bersifat kompleks dan dapat bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya.

Bentuk Pencegahan serta Penanggulangan Insomnia pada Anak Remaja.

          Menurut Jares, Luna, & Medina (2012:1) kecanduan merupakan satu penyakit kronis yang tidak baik dan mengakibatkan perubahan penyesuaian diri pada psikologis dan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow, salah satunya merupakan kebutuhan tidur. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan akan oksigen, makan, minum, eliminasi dan kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya (Kozier dkk, 2004: 7).

          Menurut Horne dan Ostberg (1976) dalam buku Fundamental keperawatan yang ditulis oleh Potter (2005), mengatakan bahwa keteraturan tidur dari masing-masing orang berbeda, ada individu yang susah untuk tidur. Permasalahan-permasalahan tersebut biasa disebut dengan gangguan tidur (insomnia). Gangguan tidur banyak dialami oleh anak remaja yang memiliki pola hidup yang kompleks seperti pada masyarakat perkotaan dan mahasiswa (Andreas, 2012 : 38). Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori dewasa muda dengan rentang usia 18-21 tahun (Monks dkk, 2001: 84).

           Insomnia merupakan gangguan tidur yang dapat mempengaruhi anak remaja dengan berbagai cara. Anak remaja yang mengalami insomnia mungkin mengalami kesulitan tidur, tidur yang terganggu, atau bangun terlalu awal. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, kualitas hidup, dan kinerja akademik.

          Pencegahan Insomnia pada Anak Remaja:

Memperhatikan Jadwal Tidur yang Teratur

          Anak remaja perlu memiliki jadwal tidur yang konsisten. Anak remaja harus diberikan waktu yang cukup untuk tidur setiap malam, dengan menentukan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari. Hal ini membantu tubuh dan otak sehingga terbiasa dengan pola tidur yang teratur.

Batasi Stimulan

         Mendorong anak remaja untuk menghindari atau membatasi konsumsi kafein, makanan berat, dan minuman berenergi sebelum tidur. Kafein dapat mempengaruhi tidur, sehingga sebaiknya diminum sebelum jam makan siang. Lebih baik memberikan makanan ringan dan minuman yang tidak mengandung kafein menjelang malam.

Buat Lingkungan Tidur yang Nyaman

         Anak remaja perlu memiliki lingkungan tidur yang tenang, gelap, dan nyaman. Pastikan kamar tidur bersih dan rapi, dengan suhu yang nyaman. Hindari penggunaan perangkat elektronik di kamar tidur, karena cahaya biru yang dipancarkan dapat mengganggu tidur. Jika diperlukan, gunakan penutup mata atau penutup telinga untuk membantu menciptakan kondisi tidur yang lebih baik.

Mendorong Aktivitas Fisik

       Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu mengatur ritme tidur anak remaja. Mendorong untuk berpartisipasi dalam olahraga atau kegiatan fisik lainnya dapat membantu merangsang kelelahan yang sehat dan mempromosikan tidur yang lebih baik.

Menerapkan Batasan Penggunaan Media Sosial

        Anak remaja cenderung terpengaruh oleh penggunaan media sosial yang berlebihan. Membatasi waktu penggunaan media sosial menjelang tidur dapat membantu melepaskan diri dari gangguan elektronik dan menenangkan pikiran sebelum tidur.

Membangun Rutinitas Sebelum Tidur

        Membangun rutinitas sebelum tidur yang menenangkan dapat membantu anak remaja bersiap-siap untuk tidur. Ini bisa termasuk membaca buku, mandi dengan air hangat, mendengarkan musik yang menenangkan, atau bermeditasi. Rutinitas yang konsisten memberikan sinyal kepada tubuh bahwa saatnya untuk bersantai dan tidur.

Penanggulangan Insomnia pada Anak Remaja:

Mengidentifikasi Penyebab

        Penting untuk mengidentifikasi penyebab insomnia pada anak remaja. Beberapa penyebab umum termasuk stres, tekanan akademik, masalah interpersonal, gangguan mood, atau masalah kesehatan fisik. Dengan memahami akar permasalahan, dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk menangani insomnia.

Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

         Jika insomnia anak remaja berlanjut dan menjadi masalah yang serius, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental. Konsultan dapat melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan saran serta pengobatan yang sesuai, seperti terapi perilaku kognitif atau pengobatan farmakologis jika diperlukan.

Mengembangkan Strategi Pengelolaan Stres

        Insomnia seringkali terkait dengan stres dan tekanan. Mengajari anak remaja teknik pengelolaan stres yang efektif, seperti relaksasi otot, meditasi, atau journaling, dapat membantu mengatasi kecemasan dan menciptakan keadaan pikiran yang lebih tenang sebelum tidur.

Menjaga Konsistensi

        Penting untuk menjaga konsistensi dalam rutinitas tidur dan kebiasaan yang positif. Memberikan dukungan dan pengawasan yang tepat kepada anak remaja dalam menjaga pola tidur yang sehat dapat membantu mengatasi insomnia.

Edukasi dan Pemahaman

        Penting bagi anak remaja untuk memahami pentingnya tidur yang cukup dan dampak negatif dari kurang tidur. Mendiskusikan pentingnya tidur yang sehat dan memberikan informasi tentang manfaat tidur dapat membantu anak remaja untuk memprioritaskan tidur dan mengubah perilaku tidur yang tidak sehat.

Mendorong Aktivitas Sehat Sepanjang Hari

       Aktivitas sehat yang melibatkan latihan fisik, interaksi sosial, dan keterlibatan dalam minat yang positif dapat membantu anak remaja merasa lebih tenang dan lelah secara alami menjelang tidur. Mendorong untuk terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat sepanjang hari dapat membantu mengatur pola tidur yang lebih baik. Pencegahan dan penanggulangan insomnia pada anak remaja melibatkan pendekatan yang komprehensif. Dukungan dan pemahaman dari keluarga serta peran profesional kesehatan sangat penting dalam membantu anak remaja mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat dan mengatasi insomnia.

Pengaruh Negatif dari Kecanduan Sosial Media

        Kecanduan media sosial telah menjadi fenomena yang semakin umum di era digital ini, Menurut Aditya, R. (2015:25), media sosial juga dapat disebut sebagai media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi. Serta membawa pengaruh negatif yang signifikan terhadap individu dan masyarakat secara luas, antara lain:

Kesehatan Mental

       Kecanduan media sosial dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Paparan yang terus-menerus terhadap gambaran yang sempurna dan ideal di media sosial dapat menciptakan perasaan tidak percaya diri dan perbandingan sosial yang merusak.

Gangguan Tidur

       Penggunaan berlebihan media sosial sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur seseorang. Paparan cahaya biru dari perangkat elektronik dan terlibat dalam aktivitas yang mengganggu pikiran sebelum tidur dapat menyebabkan kesulitan tidur dan insomnia.

Gangguan Interpersonal

        Kecanduan media sosial dapat mengganggu hubungan interpersonal. Anak remaja yang terlalu terikat pada media sosial mungkin mengabaikan interaksi langsung dengan orang lain di dunia nyata. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan membangun hubungan yang sehat, dan penurunan keterampilan sosial.

Ketidakseimbangan Hidup

        Kecanduan media sosial dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup. Anak remaja yang kecanduan media sosial mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk berinteraksi online, mengabaikan tanggung jawab, hobi, dan kegiatan penting lainnya dalam hidup.

Rendahnya Produktivitas

        Media sosial sering kali menjadi penyebab utama rendahnya produktivitas. Ketika menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial, waktu yang seharusnya dialokasikan untuk pekerjaan, studi, atau tugas lainnya dapat terbuang percuma. Hal ini dapat berdampak negatif pada pencapaian pribadi dan akademik.

Gangguan Perhatian dan Konsentrasi

       Kecanduan media sosial dapat menyebabkan gangguan perhatian dan konsentrasi. Anak remaja yang terus-menerus tergantung pada media sosial cenderung menjadi terpencar pikirannya dan kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

Cyberbullying

        Media sosial juga memberikan platform bagi tindakan cyberbullying. Orang-orang yang kecanduan media sosial rentan menjadi korban atau pelaku perilaku intimidasi, penghinaan, atau pelecehan online. Hal ini dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan emosional dan psikologis individu yang terlibat.

Kesehatan Fisik

        Kecanduan media sosial seringkali dikaitkan dengan gaya hidup yang kurang aktif dan kurangnya aktivitas fisik. Anak remaja yang terlalu terlibat dengan media sosial cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar, sehingga mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk berolahraga dan aktivitas fisik yang sehat.

Rendahnya Kualitas Hidup

        Kecanduan media sosial dapat mengakibatkan rendahnya kualitas hidup secara keseluruhan. Individu yang terus-menerus terhubung dengan dunia maya mungkin mengalami penurunan kepuasan hidup, kehilangan rasa kehadiran dalam momen sebenarnya, dan mengalami kelelahan sosial.

Privasi dan Keamanan

       Kecanduan media sosial juga membawa risiko terhadap privasi dan keamanan individu. Banyak pengguna media sosial yang tidak menyadari pentingnya melindungi data pribadi dan menjadi rentan terhadap penipuan, pencurian identitas, dan pelanggaran privasi. Untuk mengatasi pengaruh negatif kecanduan media sosial, langkah-langkah berikut dapat diambil: Tetapkan waktu yang dihabiskan di media sosial, jaga keseimbangan antara interaksi online dan offline, hindari penggunaan sebelum tidur, fokus interaksi dengan orang-orang di sekitar, temukan kegiatan alternatif yang lebih sehat dan bermanfaat, kurangi paparan terhadap konten yang merugikan dan merasa tidak nyaman.

       Menurut langkah tersebut, dengan mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menggunakan media sosial, individu dapat mengurangi pengaruh negatif kecanduan media sosial dan meningkatkan kualitas hidup anak remaja secara keseluruhan.

Upaya Pengendalian Anak Remaja terhadap Kecanduan Sosial Media

        Guna mengatasi kecanduan media sosial yang berhubungan dengan insomnia, langkah-langkah berikut dapat membantu:

Menentukan Batasan Waktu

       Tetapkan waktu untuk menggunakan media sosial dan berkomitmen untuk tidak melampaui batas tersebut. Hindari menggunakan media sosial minimal satu jam sebelum tidur agar tubuh memiliki waktu untuk bersantai dan bersiap untuk tidur.

Menciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

      Buatlah lingkungan tidur yang tenang, gelap, dan nyaman. Hindari membawa perangkat elektronik ke kamar tidur dan gunakan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam untuk membantu tidur.

Membangun Rutinitas Tidur yang Sehat

      Tetapkan jadwal tidur yang teratur dan tetap berpegang pada rutinitas tersebut. Bangun dan tidurlah pada waktu yang sama setiap hari, bahkan pada akhir pekan.

Mencari Alternatif yang Lebih Sehat

      Temukan kegiatan lain yang bisa menggantikan penggunaan media sosial, seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi dengan teman secara langsung. Hal ini dapat membantu mengurangi kebutuhan akan media sosial dan mengalihkan perhatian dari pola perilaku yang tidak sehat.

Mengelola Stres dan Kecemasan

     Temukan cara-cara yang efektif untuk mengelola stres dan kecemasan, seperti olahraga, meditasi, atau terapi dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko insomnia.

KESIMPULAN

Menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kecanduan media sosial dengan insomnia pada anak remaja, dan faktor-faktor psikologis seperti stres dan kecemasan dapat mempengaruhi tingkat insomnia. Penting untuk memahami kompleksitas hubungan ini guna mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang tepat dalam mengelola kecanduan media sosial dan masalah tidur pada anak remaja. Caranya dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan tidur yang sehat dan kesejahteraan psikologis pada anak remaja yang terlibat dalam penggunaan media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun