Pendidikan formal memang harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar namun untuk sampai pada tahap yang demikian kita perlu menerapkan pendidikan non formal dalam dunia sekolah semisal penjelasan-penjelasan tertentu yang dipadukan dengan bahasa daerah setempat.Â
Cara atau metode ini adalah bagian dari inovasi pendidikan yang berkarakter kebudayaan. Cara ini sampai saat ini masih sangat relevan digunakan di pedalaman untuk anak-anak Papua terutama mereka yang duduk di bangku TK dan SD.Â
Keempat, dengan situasi pandemik covid-19 dan situasi konflik yang masif terjadi, secara tidak langsung proses pendidikan di pedalaman Papua mengalami loncatan kebudayaan.Â
Minimnya sarana prasarana yang ada lalu mereka dipaksakan untuk belajar secara daring (pembelajaran jarak jauh) maka mustahil hal ini terjadi. Meskipun pemerintah Provinsi pernah memberikan solusi belajar daring melalui radio namun sejauh mana hal ini berjalan seefisien mungkin.
Dengan demikian harus ada metode dan inovasi pendidikan yang berkarakter kepapuaan. Hal ini untuk menunjang proses pendidikan yang mengedepankan konsep ‘merdeka belajar’ dalam inovasi pendidikan itu sendiri.Â
Karakter kepapuaan disini yang dimaksud adalah mengajar dan mendidik dengan pola pendekatan kebudayaan. Kurikulum yang berbasis nasional harus diterjemahkan ke dalam konteks budaya orang Papua.Â
Oleh sebab itu para pendidik misalnya khusus untuk mereka yang di pedalaman wajib mengajarkan anak-anak dengan inovasi dan kreatifitas yang mereka miliki yang disesuaikan dengan budaya setempat.Â
Para pendidik harus memiliki kualifikasi khusus dengan budaya setempat sehingga proses KBM benar-benar berkarakter kepapuaan. Sumber daya manusia atau para pendidik khusus ini bisa diperoleh dari kerja sama antara universitas-universitas keguruan yang ada di Papua seperti Universitas Cenderawasih dan Universitas Papua.
Akhirnya konsep ‘merdeka belajar’ di Papua diharapkan masuk melalui pintu budaya. Daya kreatif guru sangat dibutuhkan. Guru menjadi pionir terdepan pendidikan di pedalaman Papua.Â
Dengan kreatifitas dan inovasi yang dimunculkan dari konteks budaya setempat diharapkan membentuk karakter anak yang kuat dalam memupuk kemauan belajar yang giat. Sehingga pada akhirnya peserta didik yang berkualitas mampu diwujudnyatakan dengan kehadiran pada guru ini. Â
Penutup