Melkior mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa meskipun hidup penuh dengan cobaan, selalu ada harapan bagi mereka yang tidak pernah menyerah. Dan pada akhirnya, kebahagiaan pun akan datang kepada mereka yang sabar menanti.
Dengan penuh rasa syukur, Melkior terus menjalani hidupnya. Ia tetap menjadi guru yang penuh dedikasi, pekerja yang ulet, dan ayah yang penuh kasih. Ia tak lagi merasa sendiri, karena ia tahu bahwa di setiap langkahnya, ada cinta dan doa dari Maria yang selalu menyertainya.
"Pak, aku bangga sama Bapak," kata Radit saat mereka berkumpul di rumah sederhana mereka.
"Terima kasih, Nak. Kita jalani hidup ini bersama-sama, dengan doa dan usaha," jawab Melkior sambil memeluk anak-anaknya erat-erat.
Suatu hari, kehidupan mereka sudah berubah jauh lebih baik. Ke bahagiannya yang paling terasa adalah Radit telah berhasil menjadi sarjana dan kaki Maria yang lumpuh sekarang bisa di pakai untuk berjalan kembali, meskipun tidak selancar sebelum dia sakit.
Tinggal sekarang dia memikirkan sekolah anak bungsunya, tetapi itu tidak terlalu berat lagi, karena sekarang hidup keluarga Melkior sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H