Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Miskin, Tidak Ada yang Kasihan Padamu

26 Oktober 2024   14:46 Diperbarui: 26 Oktober 2024   15:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anjir, gue beneran lagi bokek banget, Deh," kata Badek dalam hati.

Dia, sambil menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya gak gatal. Habis, gimana lagi? Di dompetnya cuma ada seribu perak, hanya cukup buat beli nasi bungkus saja, tidak ada untuk beli bensin buat motor bututnya.

"Lo tahu nggak, Bill Gates pernah bilang, kalo lo lahir miskin itu bukan salah lo, tapi kalo lo mati miskin, baru itu salah lo," tambahnya dalam hati, setengah ngelantur. Pikirannya lagi berat banget, kayak ada beban seberat gajah di pundaknya.

Dulu, hidup Badek emang gak selalu semendung ini. Waktu masih kerja di yayasan, dia masih bisa kasih uang ke adiknya, Bakoh, yang sering minta bantuan. Sekarang? Semuanya berubah 180 derajat.

Hari itu, Badek lagi ada di kota tempat adiknya tinggal. Dia dan istrinya baru aja selesai menghadiri pemakaman keluarga dari pihak istrinya. Perut keroncongan, akhirnya mereka memutuskan makan di restoran Padang.

Tapi ternyata harga makanan di sana mahal banget, sampe dompet Badek menjerit minta tolong untuk membayar tagihannya.

"Yah, gue hampir lupa kalo adik gue Bakoh tinggal di kota ini," gumam Badek.

Adiknya itu sekarang udah kaya raya. Punya rumah gedong, mobil mewah, motor puluhan. Hidupnya udah jauh dari derita seperti diri Badek.

Sambil makan, Badek keinget satu momen saat dia pernah main ke rumah Bakoh. Waktu itu Bakoh nanya ke Badek soal buka pangkalan gas LPG.

"Katanya sih paling gak, seratus juta kita serahkan Mertamini, Dek," katanya waktu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun