Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Viral-Pengangkatan Pejabat Negara Berdasarkan Kekayaan dan Popularitas

16 Oktober 2024   08:04 Diperbarui: 17 Oktober 2024   07:53 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini membuka peluang besar terjadinya korupsi dalam berbagai bentuk, mulai dari suap hingga penggelapan anggaran negara. Korupsi ini tidak hanya merugikan negara dari segi finansial, tetapi juga menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan.

Ketimpangan Kekuasaan

Kekuatan uang dalam politik menyebabkan ketimpangan kekuasaan, di mana hanya segelintir individu kaya yang mampu memengaruhi jalannya pemerintahan.

Sementara itu, kelompok masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi tidak memiliki akses yang sama untuk memengaruhi kebijakan yang secara langsung berdampak pada kehidupan mereka.

Ini mengakibatkan kebijakan publik sering kali berpihak pada kepentingan korporasi besar atau golongan kaya, bukan kepada masyarakat luas yang seharusnya diutamakan.

5. Dampak Jangka Panjang terhadap Pemerintahan dan Masyarakat

Fenomena pengangkatan pejabat negara berdasarkan kekayaan, kedekatan, popularitas, dan uang memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap sistem pemerintahan dan masyarakat secara keseluruhan.

Ketika pejabat yang tidak kompeten terus-menerus memegang kendali pemerintahan, akan terjadi penurunan kualitas tata kelola dan kebijakan yang dihasilkan. Korupsi, inefisiensi, serta ketidakmampuan dalam merespons masalah-masalah publik menjadi hal yang umum terjadi.

Ketidakpercayaan Terhadap Pemerintah

Salah satu dampak yang paling jelas dari fenomena ini adalah hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Masyarakat yang merasa kebijakan yang dihasilkan tidak mewakili kepentingan mereka, dan justru menguntungkan golongan kaya atau elite politik, akan merasa tidak terwakili.

Ketidakpercayaan ini dapat berujung pada apatisme politik, di mana partisipasi publik dalam proses politik menurun karena mereka merasa suaranya tidak akan berpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun