Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asmara Terlarang Ibu Guru

23 Juli 2020   16:23 Diperbarui: 26 Juli 2020   08:34 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang Carissa bertingkah bak ABG lagi kasmaran; selalu berpakaian necis, rok pendek di atas lutut, bergincu merah dan tebal serta baju you can see. Bau parfumnya dari ujung gang sudah tercium.

Kemana-mana selalu bersenandung lagu cinta, ku ketahuan pacaran lagi dan sebagainya. Pulsa telponnya seperti pipa ledeng bocor, karena hampir setiap saat berha-ha-hi-hi terus dengan Brandon. Bahkan sekarang jangankan memberikan ibunya uang sayur, untuk anak-anaknya pun dia tidak memberi uang jajan lagi.

Belum lagi setiap malam keluar, katanya menjenguk murid yang sakitlah, belajar motorlah, undanganlah, pertemuan LSM lah, pergi poto copylah dan puluhan lah-lah lainnya.

Cuma memang aneh, karena setahu Karlina potocopy di kota mereka ini tutup jam tujuh malam sementara Carissa pulang jam sebelas malam.

Meskipun dia berpacaran dengan murid lelakinya yang sepantasnya menjadi anaknya, Karlina pun sebenarnya bisa memaklumi. Toh banyak juga di dunia ini anak murid menikah dengan gurunya, baik guru laki-laki maupun guru perempuan. Tetapi yang jadi persoalannya, Carissa ini sudah bersuami dan punya anak lagi. Jadi di mana harga dirinya sebagai seorang isteri dan wibawa sebagai seorang guru?

Armandi juga bercerita, jika barang-barang berharga di rumah neneknya sudah banyak hilang. Sementara Carissa selalu membungkus kado, selalu saja ada anak muridnya yang berulang tahun. Belum lagi uang Winda dan Mamanya sudah jutaan rupiah yang hilang. Kecurigaan mereka, Carissalah pelakunya.

Karena sering mereka memergoki dia memasuki kamar mereka dan mengunci pintu dari dalam. Sehingga menyebabkan mereka tidak berani meninggalkan rumah dalam keadaan kosong jika Carissa ada di rumah. Tapi Winda dan ibunya tak pernah punya keberanian untuk menegur Carissa secara to the point.

"Bahkan ada yang tak masuk akal," Cerita Armandi. "Tante Carissa diberi seekor kucing berwarna hitam oleh Brandon. Kucing itu sangat disayangnya. Tak boleh terlambat makan, bahkan di bentakpun tak boleh. Setiap hari kucing itu dimandikan, di sampoo, di lap dengan handuknya sendiri. Ketika tidur, di bawa bersama mereka ke dalam kamar."

"Waduh, apakah itu salah satu tanda-tanda dunia mau kiamat, ya?" Desah Karlina pelan.

Akhirnya Karlina meminta pendapat suaminya akan kasus mereka ini. Suaminya hanya menyarankan, jika hal itu membuat mama nya senang, biarkanlah. Tak baik kita menyakiti hati orang tua.

Tetapi jika itu menyakitkan ibunya, maka tegurlah adiknya itu. Jangan merasa sungkan karena Karlina hanya tamatan SMA sementara mereka yang lainnya semuanya alumnus sarjana. Yang penting sebenarnya adalah persoalan benar atau salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun