"Benar Tante. Aku berkata jujur. Kalau Tante tidak percaya, tanyalah nenek dan Oom Didi." Jelas Armandi. "Bahkan kemarin kulihat, Brandon yang ikut Tante Carissa mengoreksi ulangan umum dan mengisi buku rapor anak-anak kelas satu." Sambung Armandi lagi.
"Hey, kamu sudah pandai menggossip ya? Hati-hati bicaramu." Tegur Karlina. "Memeriksa ulangan dan mengisi rapor itu kewenangan guru, apa jadinya jika murid ikut mengoreksi dan mengisi buku rapornya sendiri?"
"Kalau Tante tidak percaya, lihat saja sendiri." Kilah Armandi membela diri.
Karlina terdiam. Benar juga kata keponakannya ini, mengapa dia tidak melihatnya sendiri?
"Oom Deon mu, ada pulang nggak dari kampung?" Tanya Karlina menanyakan suami Carissa, karena dia bertugas sebagai guru kontrak di desa Pangkal Duit. Tapi setiap dua minggu sekali dia pasti pulang mengunjungi anak isterinya.
"Ndak, Tante." Jawab Armandi. "Tapi yang lucu Tante, setiap Oom Deon menelpon, Tante Carissa selalu bilang jangan lama-lama, dia lagi sibuk. Tapi kalau Tante Carissa menelpon Brandon, dia berha-ha-hi-hi sampai pulsanya habis."
Wah-wah, pikir Karlina, situasinya semakin runyam nih. Karlina tidak mampu lagi menahan rasa penasarannya. Dia lalu bergegas menuju ke rumah ibunya.
"Mama, siapa sih yang berkaraoke setiap sore di rumah ini?" Tanyanya pura-pura tidak tahu begitu dia menjumpai ibunya sedang memasak di dapur.
"Ooh. Itu, si Brandy. Eh, anu Brondong, maksudku." Jawab ibunya sambil memperbaiki kaca matanya. Maklum sudah tua, Ibunya selalu latah kalau berkata. Sehingga Karlina hampir saja meledak tertawanya mendengar ibunya selalu salah sebut nama lelaki itu.
"Maksud mama, si Brandon?" Tukas Karlina menyebutkan nama yang tadi dikatakan Armandi, keponakannya.
"Oh, Ya. Brandon maksudku." Ulang ibunya lagi.