Mohon tunggu...
melo
melo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Mana Kami Belajar?

9 November 2018   00:20 Diperbarui: 9 November 2018   11:00 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kemarin saya punya kaka di Kupang ada yang wisuda" kata Martha

"Jadi nanti kita pesta di rumah?" tanya Kouk

"Tidak tahu, kami tidak ada uang lagi", jawab Martha mengingat apa yang dikatakan ibunya sebelum ke Kupang.

"Kau punya kaka hebat e bisa sampai kuliah, kira-kira kita bisa atau tidak", kata Kouk sembari menertawakan kata-kata yang ia ucapkan sendiri,

"Kau jangan mimpi, kita punya tempat itu di pasar saja" jawab Martha

"Sekolah juga buat apa, nanti kita kerja di sini", kata Kouk  

"Kita biar belajar di pasar saja, kau liat kawan-kawan juga begitu", jawab Martha sambil menunjuk Bertus dan nadus.

Di tempat jualan hewan ada Bertus dan Nadus, mereka sedang berdagang ayam. Seperti biasa mereka sangat aktif mendengar arahan Om Tinus, saudagar ayam yang punya ribuan ayam di kandangya. Bertus dan Nadus baru bekerja beberapa bulan bersama Om Tinus tapi mereka sudah menguasai cara menangani ayam. 

Martha pernah berkata Bertus dan Nadus adalah saudara ayam. Bagaimana tidak Kedua teman mereka ini memang tau segala sesuatu yang berkaitan dengan ayam seperti cara memelihara kesehatan ayam, cara memberi pakan, dan membuat ayam terlihat menarik saat di pasar. 

Mereka bahkan sudah patut diberi gelar pakar ayam. Bertus dan Nadus bahkan menjadi rekomendasi bagi warga sekitar untuk bisa berkonsultasi tentang bagaimana menangani ayam yang sudah mulai terkena penyakit. Ayah Martha bahkan pernah ditolong oleh Bertus dan Nadus Karena ayam-ayam mereka yang terserang penyakit.

Selain itu di bagian penjual minyak, ada Rina yang selalu menuangkan minyak tanah dan minyak goring bagi pembeli minyak yang biasanya antri. Rina bahkan sampai bisa mengira-ngira ukuran air yang kami bawa di jerigen ke sekolah saat ada kunjungan seorang Caleg bulan lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun