Bagaimana ia kemudian dapat dengan percaya dirinya menyebut Hamas telah menteror dan menindas warga Palestina? Semua orang di dunia tahu bahwa dalam pandangan rakyat Palestina yang terjajah, Hamas adalah pahlawan bagi mereka yang juga pada saat bersamaan dikategorikan sebagai teroris oleh negara lain.Â
Pernyataan blunder dan minim informasi ini juga dibarengi dengan rasa terimakasih mereka kepada Presiden Biden yang telah meyakinkan secara moral, memberikan support, dan kepemimpinan kepada masyarakat Yahudi.Â
Mari kita biarkan sejenak bias keagamaan dan fakta bahwa Gal Gadot adalah seorang Yahudi yang lahir dan besar di Israel (juga pernah menjadi anggota IDF selama dua tahun).Â
Karena walau bagaimanapun, ia tidak memiliki hak untuk bicara atas nama komunitas Yahudi (dimana bahkan di dalam komunitas Yahudi pun ada banyak friksi yang menentang penindasan dan praktik etnic cleansing yang dilakukan oleh pemerintah Israel), apalagi berbicara atas nama rakyat Palestina yang katanya dijajah oleh Hamas sendiri yang jelas-jelas berkebalikan dengan realita yang ada.Â
Surat terbuka tersebut meskipun isinya menginginkan masyarakat Israel dan Palestina hidup berdampingan dengan damai, memiliki tendensi untuk mendukung pemerintah AS yang ada di belakang pemerintah Israel untuk terus melanggengkan praktik barbarisme yang sangat bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan tersebut.Â
Maka sejarah harus mengenang orang-orang yang ada di balik sistem yang kacau ini beserta para pendukungnya. Untuk dicatat, mereka yang menandatangani surat terbuka ini termasuk di dalamnya adalah Adam Sandler, Amy Schumer, Behati Prinsloo, Bella Thorne, Bradley Cooper, Chris Rock, Constance Wu, Courtney Cox, Gwyneth Paltrow, Isla Fisher, Justin Timberlake, Jessica Biel, Julia Garner, James Corden, Katy Perry, Kirsten Dunst, Lana Del Rey, Madonna, Mila Kunis, Orlando Bloom, Rita Ora, dan Zoe Saldana.Â
Sehingga lain kali kita mendengar orang-orang ini atau melihat wajah mereka, ingatlah bahwa mereka adalah wajah dari sebagian orang yang menyebarkan informasi tak berdasar dan berada di balik kuatnya pemerintah AS dalam memback-up Israel untuk terus menindas rakyat Palestina. Hollywood agaknya salah memilih wonder-woman untuk dijadikan panutan dan sumber inspirasi bagi jutaan masyarakat yang menonton.
Tak cukup sampai disana, kegundahan saya juga berdasar atas banyaknya akademisi, kolumnis dan penulis, serta tokoh masyhur kelas dunia yang tidak berani mengatakan apa yang seharusnya dikatakan.Â
Sebagian dari mereka ada yang secara terang-terangan menyebut bahwa mereka membela Israel dan self defense-nya, sebagian ada yang seolah bersikap netral dan tak mau berpihak padahal ada bias yang terkandung di dalam kata-kata itu.Â
Salah satu pernyataan yang sangat mengecewakan datang dari Yuval Noah Harari, penulis buku dan juga sejarawan yang sangat disegani di dunia. Bukunya, Sapiens, telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa di dunia dan telah terjual lebih dari empat puluh juta copy di seluruh dunia.Â
Bukunya yang lain yaitu Homo Deus dan 21 Pelajaran untuk Abad ke 21 juga menjadi buku-buku bestseller yang tentunya telah dibaca jutaan orang. Penjelasan-penjelasan yang ia berikan sangat komprehensif dan mudah dicerna. Ia tak diragukan lagi adalah seorang penulis brilian. Namun apa yang terjadi ketika konflik Israel-Palestina ini merebak? Tentu saja sebagai seorang akademisi ia menghindari keberpihakan dan mencoba mengatakan bahwa ia menginginkan perdamaian  bagi kedua belah pihak. Namun pernyataan-pernyataan yang ia berikan justru sebaliknya.Â