Mohon tunggu...
Mel Meiviana
Mel Meiviana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengguna angkutan umum yang tidak pakai uang plastik alias e-ticket sebagai alat bayarnya. Juga menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, bukan sekadar untuk rekreasi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Surat untuk Menteri Perhubungan: Beranikah Pak Menteri membatalkan penghapusan subsidi kereta ekonomi?

26 Desember 2014   07:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:26 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14195290051935483327

Tapi setelah saya baca di beberapa media massa dan online ternyata berita tersebut benar adanya. Miris deh rasanya :(.  Dan saya pun jadi penasaran cari tahu alasan Kemenhub kala itu menghapus subsidi. Barangkali dengan begitu saya jadi sedikit lebih paham.

Wakil Menteri Perhubungan yang lalu, Bambang Susantono, mengatakan, subsidi kereta api jarak jauh selama ini tidak tepat sasaran. Sebelum ada rencana menghapus subsidi kereta api jarak jauh, pihaknya sudah melakukan survei terlebih dulu yang dilakukan di stasiun-stasiun besar seperti Pasar Senen dan Gambir.

Hasil survei, kata beliau, jumlah penumpang kereta jarak jauh tidak bisa memenuhi jumlah gerbong yang disediakan. Dari 8 gerbong yang disediakan, hanya 6 gerbong yang terisi.

Namun Wamenhub juga menyatakan bahwa Ia optimis kebijakan menaikkan harga tiket kereta ekonomi tidak akan berpengaruh dan kereta api akan tetap menjadi pilihan transportasi masyarakat. (Baca: DPR Tolak Usulan Penghapusan Subsidi KA)

Wamenhub, juga memberikan penjelasan lain. Menurutnya subsidi tarif kereta eko akan dialihkan untuk KRL dan commuter. Pemerintah mendukung penyesuaian yang akan dilakukan KAI untuk harga tiket kereta eko jarak menengah jauh.

"Kalau daya beli masyarakatnya sudah bagus, ya kami  tidak subsidi lagi, kami akan masuk ke commuter," kata Bambang. (Baca: Alasan Pemerintah Dukung Pencabutan Subsidi KA Ekonomi).

Nah pernyataan di atas, justru menimbulkan beberapa pertanyaan bagi saya yang awam:

1. “Kemenhub melakukan survey kereta api ekonomi di Pasar Senen dan Gambir”.

Kita semua penumpang kereta tahu kalau sudah sejak lama kereta ekonomi tak mampir di Stasiun Gambir.  Bahkan sejak tahun 2012, stasiun tersebut hanya untuk KA Eksekutif. Sepertinya Kemenhub bikin suvei  yang ga tepat sasaran ya Pak?

2. “Jumlah penumpang kereta jarak jauh tidak bisa memenuhi jumlah gerbong yang disediakan”.

Tentu saja jika yang disurvei kereta eksekutif yang mampir di Gambir, memang jarang penuh. Kenapa? Karena harga tiketnya beda tipis dengan harga pesawat. Kebanyakan target sasaran kereta eksekutif lebih memilih naik pesawat. Kecuali di hari raya & libur panjang, tatkala tiket kereta bisnis sudah habis dan harga tiket pesawat yang tersisa lebih mahal dari harga tiket kereta eksekutif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun