Mohon tunggu...
Meisya Ayu Novianti
Meisya Ayu Novianti Mohon Tunggu... Penulis - 12 MIPA 8

hi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenang Sejarah

9 November 2021   20:57 Diperbarui: 9 November 2021   20:57 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Meisya Ayu Novianti

Kelas : XII MIPA 8

PROLOG

Apa yang kalian rasakan jika orang tersayang kalian pergi dengan cara yang tidak layak? Nah pada tanggal 30 September 1965 di Indonesia terjadi sebuah peristiwa pemberontakan G30S PKI. Yang dilatar belakangi dengan keinginan pasukan PKI mengubah Indonesia menjadi Negara Komunis. Dalam peristiwa berdarah ini Jendral Ahmad Yani adalah salah satu pahlawan yang gugur akibat adanya peristiwa pemberontakan ini.

...

Di bawah bulan malam yang terbit bersamaan dengan tenggelamnya matahari ini. Di sebuah rumah yang sangat sederhana dengan ditanami pohon-pohon mangga. Hari ini angin sangat kencang membuat daun-daun kering di pohon itu berkibar-kibar seperti rambut. Ada yang terlepas, melayang, lalu jatuh ke tanah. Di ikuti dengan suara petir dan langit hitam oleh mendung yang menggumpal. Tak lama terdengarlah suara hujan hingga membuat anak itu ketakutan dan memeluk sang ibu hingga terlelap tidur.

Saat Ahmad terbangun, Ahmad langsung mencari sang ibu dan tiba -- tiba bercerita

"Bu, Ahmad barusan mimpi" ucapnya

"Mimpi apa nak?" sahut sang ibu dari dapur

"Saat Ahmad dewasa Ahmad menjadi seorang Pahlawan bu" balas Ahmad dengan semangat

"Wah hebat dong kamu bisa menjadi seorang pembela dan mempertahakan Negara ini"

"Iya bu. Bolehkan jika Ahmad bercita -- cita menjadi TNI -- AD ?" tanya Ahmad

"Ya boleh dong sayang. Keinginan kamu ini membuat ibu bangga kepada mu" seraya memeluk Ahmad

"Ada apa sih ini ribut -- ribut sambil kesenangan seperti itu ?" sahut ayah yang dengan tiba --tiba muncul

"Ini yah,, Ahmad katanya bermimpi kalau dia sudah besar menjadi seorang Pahlawan" jawab sang ibu

"Wah anak ayah hebat, semoga mimpi dan keinginan kamu bisa tercapai ya nak"

"Siap ayah" sahut Ahmad dengan senyuman

"Belajar yang rajin ya agar keinginan mu dapat mudah tercapai" seraya memeluk hangat kepada Ahmad

"Siap bos, laksanakan!"

...

SEJARAH KABUPATEN PURWOREJO

Sejarah mencatat bahwa Prasasti Kayu Ara Hiwang yang ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Prasasti ini ditemukan di bawah pohon Sono di dusun Boro Tengah, sekarang masuk wilayah Boro Wetan kecamatan Banyuurip dan sejak tahun 1890 disimpan di Museum Nasional Jakarta inventaris D 78. Lokasi temuan tersebut terletak di tepi sungai Bogowonto.

Dalam prasasti ini tersebut di ungkapkan, bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 masehi , telah diadakan upacara besar yang dihadiri berbagai pejabat dari berbagai daerah antara lain disebutkan nama-nama wilayah : Watu Tihang (Sala Thang), Gulak, Parangran Wadihadi, Padamuan (Prambanan), Mntyasih (Matesh Magelang), Mdang, Pupur, Taji (Taji Prambanan) Pekambingan, Kalungan (Kalongan, Loano). Peristiwa 5 Oktober 901 M tersebut akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1994 dalam sidang DPRD kabupaten Purworejo dipilih dan ditetapkan untuk Hari Jadi kabupaten Purworejo.

 Sejak jaman dahulu wilayah kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama Islam di Jawa tanah Selatan, tokoh Sunan Geseng dikenal sebagai Ulama besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang.

 Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para tokoh Bagelen adalah pasukan andalan dari Satuwijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa tokoh Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Bagelen sangat disegani.

 Dalam perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Tanah Bagelen juga menjadi ajang pertempuran karena pangeran Diponegoro mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat.

Pada Perang Diponegoro itu, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibu kotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung dengan Kadipaten Purworejo.

 Tahun 1936, Gubernur Jenderal Hindia Belanda merubah administrasi pemerintah di Kedu Selatan, Kabupaten Karanganyar dan Ambal digabungkan menjadi satu dengan Kebumen dan menjadi Kabupaten Kebumen. Sedangkan Kabupaten Kutoarjo juga digabungkan dengan Purworejo, ditambah sejumlah wilayah yang dahulu masuk administrasi Kabupaten Urut Sewu/Ledok menjadi Kabupaten Purworejo. Sedangkan Kabupaten Ledok menjadi Kabupaten Wonosobo.

 Dalam perkembangan sejarahnya Kabupaten Purworejo dikenal sebagai pelopor dibidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan, pertanian dan militer. Tokoh-tokoh yang muncul salah satunya Ahmad Yani.

SANG PEMBERANI

Pada tanggal 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah. Lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Amat Jani. Namanya berulang kali diganti hingga akhirnya menetap menjadi Ahmad Yani. Ahmad Yani merupakan anak dari pasangan keluarga Wongsoredjo. Ayahnya yang bernama Sarjo bin Suharyo dan ibunya Murtini ini sangat senang dengan kehadiran anaknya yang tampan. Karena Ahmad merupakan anak pertama dan anak laki-laki satu-satunya dari keluarga tersebut. Dan Ahmad mempunyai 2 adik perempuan yang bernama Asmi dan Asina.

Ketika Ahmad berumur 5 tahun,mereka merantau ke daerah Batavia karena sang ayah bekerja untuk seorang Belanda. Di Batavia ini, Ahmad memulai sekolah di HIS di sekolahnya. Ahmad didaftarkan sekolah di HIS oleh Husein yang merupakan atasan Ayahnya. Husein mendaftarkan Ahmad karena kecerdasan dan mempunyai bakat. Berkat kercerdasannya itu, Ahmad selalu menjadi juara kelas. Hal ini membuat orang tuanya bangga kepadanya.

"Wah Ahmad hebat. Selamat yaa kamu selalu mendapatkan juara kelas." puji Hasyim yang merupakan teman sebangkunya

"He he he. Mungkin ini buah hasil aku belajar giat"

"Ahmad rajin ya, berbeda denganku yang selalu belajar jika akan ada ulangan saja"

"Nah coba ubah pola belajar kamu usahakan jangan ketika ada ulangan saja"

"Hm, terima kasih banyak Ahmad motivasinya. Mulai sekarang aku akan berusaha belajar dengan giat agar bisa membanggakan orang tuaku."

"Alhamdulillah jika kamu termotivasi olehku. Tetap semangat ya, perjuangan kita masih panjang"

"Siap Ahmad."

Sejak kecil, Ahmad juga sudah menunjukkan bakat kepemimpinannya. Ahmad dikenal sebagai anak pemberani. Dan Ahmad pun selalu dianggap pemimpin oleh teman-teman sebayanya. Bahkan pernah saat Ahmad pulang sekolah, Ahmad langsung pergi ke tempat ayahnya bekerja. Namun ketika Ahmad tiba di sana, Ahmad melihat ayahnya sedang dimarahi dan dimaki-maki kasar oleh seorang Belanda. Dengak sontak amarah Ahmad langsung mendidih. Karena tak terima ayahnya dimaki-maki kasar oleh orang asing. Ahmad langsung turun tangan untuk membela sang ayah. Dengan keberaniannya, Ahmad membalas makian si Belanda itu dengan bahasa Belanda yang dilontarkan dengan cukup fasih. Si Belanda itu kaget, sebab ada anak remaja kecil yang berani melawannya. Bahkan berani untuk balik memakinya.

Maka, si Belanda pun makin marah karena dia tidak suka ada yang melawannya. Apalagi yang melawannya adalah seorang anak remaja kecil. Amarahnya langsung meluap. Ahmad dipukul oleh sang Belanda itu. Bukannya takut, Ahmad justru melawan dan balik memukulnya. Akhirnya terjadilah perkelahian yang tak seimbang. Antara si Belanda yang berbadan tinggi besar melawan Ahmad si remaja yang berbadan jauh lebih kecil. Melainkan takut, bahkan Ahmad makin menjadi-jadi untuk melawan si Belanda yang berbadan besar.

Saat itu, di lokasi tersebut ada seorang Kopral KNIL asal Ambon bernama Lopias. Ia menyaksikan perkelahian yang tak seimbang tersebut. Lopias yang kasihan kepada Ahmad, akhirnya mencoba untuk menengahi. Tetapi si Belanda justru makin kalap. Kopral Lopias pun kesal. Akhirnya ditinjulah si Belanda sampai jatuh. Akibatnya, setelah peristiwa itu Kopral Lopias kena sanksi. Pangkatnya diturunkan, karena ia sudah berani memukul seorang Belanda. Namun peristiwa itu membuktikan, jika Ahmad Yani memang pemberani sejak kecil.

Dan pada tahun 1935 Ahmad lulus sekolah HIS lalu melanjutkan sekolah ke MULO dan lulus pada tahun 1938. Kemudian Ahmad masuk ke AMS di Jakarta namun Ahmad hanya sampai kelas 2 karena pada tahun 1940 Ahmad harus mengikuti program wajib militer yang dicanangkan oleh Pemerintah Belanda. Dan tepatnya pada tahun 1940 juga Belanda sedang membuka crop top Leading wcf di Bandung Ahmad kemudian diterima sebagai aspiran di dinas topografi militer, lalu Ahmad dikirim ke Malang selama enam bulan untuk mengikuti pendidikan lanjutan dan berhasil lulus dengan pangkat Sersan cadangan tahun 1942.

Pada saat Ahmad mengikuti program wajib militer ini, Ahmad merasa senang sekali karena mimpi dan keinginanan nya beberapa tahun lalu dapat terwujud. "Ayah ibu, Ahmad senang sekali karena mimpi dan keinginan Ahmad beberapa tahun lalu pada saat kondisi hujan itu tercapai. Sekarang Ahmad mengikuti program wajib militer" ucap Ahmad dengan penuh kesenangan dan tangan gemetar.

"Alhamdulillah ya nak. Ayah dan Ibu sangat bangga kepadamu terus semangat ya Ahmad jenjang kamu masih panjang, ayah dan ibu akan selalu mendo'akan mu sampai kapanpun" ucap sang ayah dan ibu Ahmad yang bangga akan prestasi yang ia dapat sejauh ini. Akhirnya, tangis haru pun merundung dengan pelukan antara mereka bertiga.

"Betapa bangga nya ayah dan ibu melihatmu seperti ini nak," ucap sang ibu dalam hati.

...

PENGALAMAN MILITER

Pasca kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942 Ahmad dan keluarga nya pindah kembali ke Jawa Tengah. Pada tahun yang sama juga ketika Jepang mulai menduduki Hindia Belanda atau Indoesia kala itu. Ahmad sempat meringkuk dalam tahanan Jepang ketika Belanda dipaksa menyerah oleh Nippon untuk bebas dari penjara Ahmad pun sempat menjadi pengangguran. Pada 1943 Ahmad masuk Heiho dan menjadi pembantu prajurit di daerah-daerah pertempuran eksistensinya. Di Heiho ini Ahmad tak lepas dari seorang Perwira Jepang yang melihat bakat Ahmad sebagai seorang tentara karena prestasinya yang menonjol, yang dimana kala itu Ahmad berusia 21 tahun kemudian diberi kesempatan ikut pendidikan shodancho atau tingkatan prajurit pemimpin peleton dalam pasukan tentara PETA tahun 1944. Ahmad pun memulai kiprahnya sebagai prajurit PETA ia menyandang jabatan sebagai komandan seksi satu Kompi tiga Batalyon 2 yang berkedudukan di Magelang.

Kala itu PETA menerapkan tata tertib yang sangat ketat termasuk aturan tidak boleh menikah. Namun Ahmad tetap nekat dan pada 5 Desember 1944 Ahmad menikahi Yayu Ruliah Sutodiwiryo. Yang ternyata, istri Ahmad ini merupakan guru mengetik nya. Ahmad tertambat hatinya pada ibu guru mengetik nya. Mula - mula mereka hanya saling mengirim surat -- surat an untuk mengenal satu sama lain. Isi surat itu sangat romantis dan selalu membuat Yayu senyum -- senyum sendiri. Dan pada suatu saat Yayu pernah mendapat surat cinta tersebut dengan isi "Yayu.. aku sungguh mencintaimu. Kapan ya kita bisa bertemu? Semoga bisa secepatnya ya dan bisa ke jenjang yang lebih serius," isi surat tersebut tak berhentimembuat Yayu senang hingga senyum -- senyum sendiri.

Dan karena Ahmad jatuh cinta kepada Yayu, suatu saat Ahmad membuktikan omongannya yang ingin bertemu sang kekasih. Hingga Ahmad rela untuk menempuh puluhan kilometer dari Kota Purworejo untuk mengetuk pintu menemui Yayu sang kekasih dengan menggunakan sepeda. Buah hasil perjuangan Ahmad dan Yayu untuk menjalin rumah tangga terwujud. Hingga akhirnya mereka menikah dan selama Ahmad menjalani rumah tangganya dengan Yayu mereka dikaruniai 8 anak. Kehidupan rumah tangga Ahmad dan Yayu hidup secara sederhana anak - anak mereka pun diajarkan nilai-nilai kesederhanaan dan perspirasi persaudaraan yang erat.

Ahmad selalu bilang kepada 8 anaknya itu "kalian harus terus menjalin persaudaan yang erat jangan sampai kalian terpecah belah karena jikalau papi dan mami sudah tidak ada masa kalian akan terus terpecah belah. Ya memang sekarang masih ada mami dan papi yang bisa memantau kalian dan membuat kalian damai kembali jika bertengkar. Nah kalo sudah tiada kan mana mungkin bisa?"

"Iya pih kami akan selalu menjaga persaudaraan yang erat" ucap Amel salah satu anaknya.

"Oh iya, satu lagi kalian juga harus ingat nilai -- nilai kesederhanaan tidak boleh sombong ingat tata krama harus terus di jaga," ucap Ahmad saat menasehati para anaknya.

"Siap papi laksanakan!" ucap seluruh anaknya dengan kompak.

Kemudian pada saat Ahmad nekat melaporkan status barunya kepada sang komandan justru bukan ucapan "happy wedding" malah Ahmad mendapatkan amukan dari sang komandan.

"Lapor komandan! Status saya saat ini sudah menikah", ucap Ahmad kepada sang komandan saat memberikan laporan

"Apa kau bilang? Kau menikah sedangkan saya telah menerapkan tata tertib yaitu larangan untuk menikah," ucap sang komandan dengan nada yang tinggi dengan ekspresi kaget

"Maaf komandan tetapi saya sudah lelah sendiri. Saya butuh seseorang untuk mendampingi", kata Ahmad seraya meminta maaf dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus.

"Ya sudah tidak apa -- apa hanya saja kau harus tetap fokus bekerja", ucap sang komandan

"Baik komandan, laksanakan" Ahmad seraya memberi hormat.

Alasan sang komandan PETA menetapkan tata tertib larangan untuk menikah ini karena ia takut jika anggota nya tidak fokus dalam menjalakan tugas nya, makanya setelah ia mendengar laporan Ahmad ia spontan memarahinya.

...

Setelah PETA bubar Ahmad bergabung dengan tentara republik dan berjuang melawan agresi militer Belanda. Dan berhasil memukul mundur Inggris di Magelang. Ahmad juga berhasil mempertahankan Magelang pada saat Belanda hendak mengambil alih kota. Karena prestasinya tersebut, Ahmad kemudian mendapat julukan sebagai "Juru selamat Magelang".

Setelah Kemerdekaan Indonesia, Ahmad tetap bertempur dengan cara bergerilya mengatasi sisa - sisa perlawanan Jepang. Saat itulah Ahmad memimpin sebuah Batalyon resimen Magelang yang secara organisasi masuk ke divisi 5 yang bermarkas di Purwokerto. Disisi lain, pimpinan Kolonel Sudirman yang perang kemerdekaan menempatkan sekaligus membuktikan bahwa kecakapan militer Ahmad. Ia dan pasukannya sukses meredam agresivitas satu Belanda pada 1947 dalam pertempuran di desa pingit Temanggung.

Keberhasilan itu kemudian membuat Ahmad naik pangkat menjadi Letnan Kolonel pada 1948 dan dipercaya menjadi komandan wehrkreis dua. Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer 2 pada 1949 setelah Belanda angkat kaki dan mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1952 Ahmad kembali di uji untuk melawan kelompok Pemberontakan Darul Islam di Jawa Tengah yang berusaha mendirikan sebuah teokrasi di Indonesia. Untuk menghadapi kelompok pemberontak ini Ahmad berpikiran untuk membentuk sebuah pasukan khusus yang diberi nama "The Banteng Raiders". Akhirnya pasukan Darul Islam berhasil ditumpas sepenuhnya dan mengalami kekalahan. Saat Ahmad menjabat sebagai komandan resimen gerakan Banteng Raiders ini. Keluarga Ahmad hidup dalam kebahagiaan. Tetapi karena prestasi Ahmad yang sangat gemilang di bidang militer, pada Desember 1955 Ahmad mendapatkan kesempatan belajar di Command and General Staff Collage, Fort Leavenworth, Texas, Amerika Serikat. Dan di tahun berikutnya, Ahmad mengikuti pendidikan di Inggris, tepatnya di Special Warfare Course.

Yayu dan anak - anak harus pindah dari rumah yang ditempati karena rumah itu merupakan rumah dinas sebagai komandan resimen dalam Operasi penumpasan DI TII Jawa Tengah. Mereka pindah ke rumah yang lebih kecilnya ukurannya dan kendaraan yang dipakai Yayu pun hanya sebuah sepeda ontel. Saat mereka pindah rumah anak -- anak menanyakan akan hal itu, "Mi kok rumah kita yang sekarang jauh lebih kecil sih? Dan papi ko ga ikut kita pindah kesini sih mi?" ucap Amel yang merupakan salah satu anak Ahmad dan Yayu.

"Gapapa ya sayang. Kita harus tetap mensyukuri semuanya.Ingat ucapan papi kita harus tetap rendah hati dan tidak boleh sombong. Hm untuk masalah papi tidak ikut, papi bukan tidak ikut kita pindah nak tapi papi ada tugas dan harus belajar di Amerika." ucap Yayu dengan panjang lebar.

"Hm iya deh mi. Oh gitu mi? sampai kapan papi di Amerika mi?" sahut Amel.

"Iya nak. Entah sampai kapan papi disana mungkin 1 tahun" kata Yayu seraya memberi senyum.

"Lama banget sih mi"

"Sabar ya sayang karena ini tugas papi gabisa ditolak"

"Hm.. oke deh mi, semoga papi segera pulang"

Dan pada saat anak - anak mereka mulai bersekolah, Yayu sering berkeliling ke sekolah anak - anak untuk mengantarkan makan siang berupa roti dengan selai kesukaan anak --anaknya. Tak lupa juga minumannya. Rutinitas itu dijalankan Yayu sebagaimana tugas seorang ibu untuk mengayomi anak -- anaknya.

Pada saat Ahmad di Amerika, Ahmad mengunjungi sebuah mall dan tidak sengaja Ahmad melihat boneka dan mainan yang indah. Membuat Ahmad teringat akan anak -- anaknya. Akhirnya Ahmad membeli dan mengirimkan hadiah yang berupa boneka dan mainan itu untuk anak -- anaknya.

Selang beberapa hari, Ahmad menelpon istrinya untuk menanyakan soal paket hadiah untuk anak -- anaknya itu, "Halo sayang. Paket yang kemarin aku kirim sudah tiba kah?" Tanya Ahmad lewat sambungan telepon.

"Sudah pih. Nih baru saja tiba, anak -- anak sangat senang sekali dengan isi paket nya loh" sahut sang istri.

"Wah syukur Alhamdulillah kalau begitu" jawab Ahmad yang senang mendengar akan hal itu.

"Ngomong -- ngomong sayangg, kamu kapan pulang? anak -- anak sudah kangen kamu" tanya Yayu.

"Hmm.. anak -- anak atau kamu nih yang kangen aku?" usil Ahmad kepada sang istri sambil cekikikan.

"Dua -- duanya sih hahaha" balas Yayu sambil tertawa lepas karena sudah lama tidak bercanda dan berjumpa dengan sang suami.

"Aku belum tahu pulang kapan sayang, nanti kalau sudah pasti aku pasti kabarin kamu. Yasudah aku tutup dulu telponnya ya ada tugas yang harus aku kerjakan," ucap Ahmad berpamitan.

"Oke sayang. Jaga diri kamu baik -- baik disana ya." Tak lama telponnya langsung terputus.

Anaknya yang mendengar kalau mami nya baru saja berbicara melalui sambungan telepon itu menanyakan kabar papi nya, "Mi? barusan papi ya?"

"Iya sayang barusan papi menanyakan paket yang papi kirim dari Amerika itu"

"Papi kapan pulang sih mi? Ko jarang banget ada di rumah, bahkan ga pulang -- pulang. Apa papi ga kangen kita mi?" ujarnya dengan wajah murung.

"Mami juga belum tahu pasti kapan papi pulang nak. Do'a kan saja supaya papi segera pulang ya, papi tadi bilang ko kalau papi kangen kita. Udah ya gausah murung gitu mukanya," seraya memeluknya agar membuat anaknya tenang.

"Mi, aku kangen banget papi, kangen becanda bareng papi, di peluk papi mi"

Yayu yang tak kuasa menahan tangis pun akhirnya pecah dihadapan anaknya, "Hey..sayang mami juga sama ko kangen papi. Tapi kita harus bisa ngertiin, papi ke Amerika juga bukan untuk liburan ko. Papi ke Amerika untuk mencari ilmu dan ada tugas pekerjaan disana sayang."

"Tapi papi pasti pulang kan mi?"

"Pasti ko sayang, kita tunggu yaa. Yasudah yuk kita makan siang ajak kaka dan juga adik -- adikmu"

"Ayo mi"

Suasana sekitar sangat sepi membuat anaknya makin teringat sosok Ahmad yang selalu mengisi waktu mereka dengan becandaan. "Kalau ada papi ini pasti sudah becanda gaakan sepi kaya gini" ucap Amel yang juga rindu akan keberadaan papi nya itu.

"Benar ka. Papi pasti akan becanda jika suasana seperti ini"

...

Yayu pun pernah terlibat dalam sedikit persaingan dengan seorang Nyonya Tionghoa yang hidup serba berkecukupan sedangkan Yayu saat itu dalam keadaan yang sederhana. Pada saat Ahmad masih berada di Amerika. Sehingga Nyonya Tionghoa itu merasa sedih. Dia juga sering memainkan piano dengan uraian air mata. Dan pada saat itu juga ada ibu-ibu di sekeliling lingkungan komplek cemburu. Karena saat itu orang yang pertama kali pergi keluar negeri itu ialah Ahmad suaminya Yayu.

Dan akhirnya pada tahun 1956 pada saat Ahmad pulang dari Amerika dan melepas rindu dengan keluarganya tercinta itu. Kemudian Ahmad sekeluarga pindah ke Jakarta untuk mengatasi persaingan lagi, tepatnya dibulan Oktober 1956 . "Pi, kemana aja si pi lama banget di Amerika nya, kita semua kangen papi" ujar Amel.

"Iya sayang maafin papi. Papi baru selesai urusannya. Sama ko papi juga kangen banget sama kalian"

"Kita semua kangen banget becanda bareng papi bahkan kangen peluk dari papi"

"Hm sayangg. Ayo sini peluk" dengan memberikan uluran tangan terbuka. Uluran tangan Ahmad langsung di serbu anak - anak nya

"Papi janji ya jangan ninggalin kita lagi"

"Iya sayang."

Ahmad dan keluarga tinggal di Hotel Des Indes sambil menunggu Perumahan Tentara yang ada di Jalan Lembang selesai. Akhirnya di tahun 1957 keluarga Ahmad pindah ke rumah beliau di Jalan Lembang nomor D58, Menteng, Jakarta Pusat.

"Gimana, kalian suka ga sama rumah barunya?" tanya Ahmad

"Suka banget pi. Ini lebih luas dan nyaman dibanding rumah komplek kemarin. Bahkan ini lebih ramai pi tidak sesepi di rumah komplek kemarin"

"Syukurlah kalau kalian suka"

...

Setelah Ahmad kembali ke tanah air. Lalu Ahmad ditempatkan di markas besar TNI Angkatan Darat. Saat itu Ahmad menjadi anggota staff Umum untuk Abdul Haris Nasution. Dan di markas besar Angkatan Darat ini, Ahmad menjabat sebagai Asisten Logistik Kepala Staff Angkatan Darat sebelum menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat untuk Organisasi dan Kepegawaian. Ahmad juga kembali sekolah ke luar negeri namun di tahun 1958 karena situasi politik yang memanas Nasution meminta Ahmad pulang ke Jakarta dengan bekal ilmu militer kelas tinggi.

Karir Ahmad pun meroket setelah memimpin operasi 17 Agustus untuk mengatasi pemberontakan PRRI di Sumatera. Dan pasukannya pun berhasil merebut kembali Padang dan Bukittinggi dari tangan pemberontak. Atas keberhasilan tersebut, ia kemudian dipromosikan menjadi wakil kepala Angkatan Darat ke-2 staff pada 1 September 1962 dan kemudian Kepala Angkatan Darat stafnya pada 13 November 1963. Saat itu secara otomatis Ahmad menjadi anggota kabinet, menggantikan Jendral Nasution.

Kala itu Ahmad telah meraih satu bintang di pundaknya. Kemudian setelah momentum pembebasan Irian Barat yakni diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi menteri atau Panglima Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal sebelum naik lagi menjadi Letnan Jenderal yang tak berselang lama. Namun pengangkatan Ahmad menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat juga menimbulkan kecemburuan. Mengingat Ahmad bukanlah perwira paling senior.

Pihak yang tak sepakat akan hal penaikan pangkat kepada Ahmad ini, mereka memfitnah Ahmad melakukan korupsi karena memiliki sedan mewah bermerk Mercedes yang di kemudian hari tuduhan itu terbukti salah. Akhirnya setelah polemik pengangkatan berlalu sesuai harapan pendahulunya Jenderal AH Nasution dan banyak perwira lain. Ahmad dapat menjaga independensi politik Angkatan Darat sekaligus mengambil hati Soekarno namun kedekatannya dengan Bung Karno. Yang membuat hubungannya dengan Nasution menjauh dan semakin banyak pertentangan muncul di antara mereka. Bahkan Nasution kemudian disebut melangkahi komando Ahmad saat Dwikora oven Hosen dalam terwujudnya power Indonesian military Politics 1945 hingga 1967. Ahmad sangat marah atas tindakan Nasution yang melangkahi jalur komando itu meski sama - sama anti -- komunis, perbedaannya dan Nasution terlihat dari sikap keduanya terhadap Soekarno. Ahmad bersifat lebih kalem sementara Nasution yang kala itu sejalan dengan Mayjen Soeharto cenderung frontal mengkritik alunan politik Soekarno bersama PKI saling cair dalam gestapu 65 PK ID. Soekarno dan Soeharto menyebutkan bahwa hal ini membawa konflik Ahmad dan Nasution ke titik Nadir pada awal 1965. Ahmad disebut berupaya menangkap Nasution untuk menunjukkan loyalitasnya kepada Soekarno.

Namun rencana itu urung terjadi karena dapat diredam perwira tinggi lain yang lebih senior saat itu memasuki pertengahan 1965. Berita sakitnya Soekarno dan makin santernya isu dewan Jenderal yang dikabarkan akan mengkudeta Soekarno membuat suhu perpolitikan dalam negeri memanas. Ahmad lantas menjadi orang yang terus diserang sehubungan dengan isu dewan Jenderal ini terutama oleh PKI.

Dalam pandangan politik, Ahmad tidak setuju dan selalu bersebrangan dengan PKI. Bahkan, Ahmad memang pernah dianggap penghalang oleh PKI karena menolak pembentukan angkatan kelima dengan alasan bisa membahayakan Negara. Angkatan kelima ini dibentuk adalah untuk unsur pertahanan dan keamanan yang menjadi gagasan PKI dengan mempersenjatai buruh dan petani. Akhirnya beliau dimasukkan dalam target penculikan dan pembunuhan oleh PKI tahun 1965.

...

KEHIDUPAN SEHARI -- HARI

Meski keseharian Ahmad selalu disibukkan dengan dunia militer, namun Ahmad tetap tak lupa menjalankan kodratnya sebagai seorang manusia yang memiliki istri dan anak --anaknya. Di luar urusan militer, Ahmad juga selalu menjalankan aktivitas sehari-hari seperti orang lain termasuk olahraga dan keagamaan.

Ahmad memang sosok ayah yang suka mengajak keluarga berlibur dan berolahraga. Tetapi Ahmad pun merupakan sosok yang tegas dan disiplin. Dan demi menerapkan kedisiplinan yang tinggi kepada anak -- anak nya, Ahmad menyekolahkan anak -- anak nya disekolah Katolik. Karena pada saat itu sekolah Katolik memang dinilai baik dalam menerapkan kedisiplinan. Dan memang pada saat itu sekolah Islam jarang ditemui. Namun walaupun ajaran agama nya kurang di sekolah, Ahmad tetap mengajarkan anak -- anaknya mengaji. Hal itu sudah menjadi keseharian Ahmad dan anak -- anaknya. Mereka selalu sholat berjamaah lalu belajar mengaji bersama. Itu yang Ahmad ajarkan kepada anak -- anaknya agar tetap taat beribadah.

Saat anak -- anaknya belajar di rumah pun Ahmad selalu memeriksa hasil belajar nya. Tak hanya itu, Ahmad pun selalu mencoba menguji kemampuan belajar anaknya dengan memberikan tes setelah belajar itu. Saat dia mengetes anaknya tetapi salah Ahmad pasti memarahi dan menjewernya. Hal itu dilakukan supaya mereka mau disiplin dan lebih giat dalam belajar. Terkadang, jika anak -- anaknya nakal. Ahmad menyentili telinga mereka dan menstrap mereka dengan cara berdiri dengan waktu yang cukup lama.

Ahmad Yani pun menerapkan kedisiplinan untuk selalu makan bersama pada saat jam makan siang. Bersama istri dan ke delapan anaknya. Dengan menu yang sederhana dan tak pernah neko -- neko. Yang penting itu adalah itu masakan istrinya, karena Ahmad lebih menyukai masakan istrinya daripada makanan dari luar. "Makan siang -- makan siang" itu yang selalu jadi aba -- aba untuk anak -- anaknya.

Karena Ahmad sosok orang yang suka berlibur. Dua tempat favorit Ahmad adalah puncak dan pantai sebagai tujuan berlibur bersama sang istri, Yayu Ruliah Sutodiwiryo, beserta ke delapan anaknya. Ahmad yang pandai berenang terutama jika keluarganya di ajak untuk berlibur ke pantai. Setiap hari minggu mereka pasti berlibur. Tempat tujuan nya jika tidak ke puncak ya pantai. "Anak -- anak papi besok kan hari minggu, seperti biasa kita berlibur yuk ke pantai papi sudah lama nih tidak berenang" ujar Ahmad mengajak anak -- anak nya untuk pergi berlibur. Menurut Ahmad, menghabiskan waktu bersama keluarga itu hal yang perlu.

"Ayo dong pih. Tapi papi jangan tinggalin kita ke tengah -- tengah pantai kaya waktu itu ya pi," mendengar itu Ahmad sontak tertawa lepas karena memang Ahmad selalu berenang hingga tengah pantai.

"Ko papi malah ketawa sih pi"

"Iya sayang papi tidak akan berenang ke tengah lautan"

"Yasudah ayo tidur agar besok tidak kesiangan"

"Ayo pih"

Keesokan harinya ketika mereka selesai sarapan dan bersiap -- siap. Mereka pun pergi ke tempat tujuan sesuai janji Ahmad semalam yaitu pantai. Sesampainya di pantai ke delapan anaknya sangat senang dan ingin cepat berenang. Yayu yang melihat anaknya sesenang itu pun ikut tersenyum. "Ayo cepat nak ganti baju" ucap Yayu.

"Ayo mi sudah tidak sabar nih untuk berenang dan main pasir"

Setelah selesai mengganti baju mereka pun langsung turun menyusuri pantai."Hati -- hati ya sayang sayang mami"

"Siap mi pasti"

Sesampainya di rumah mereka langsung tertidur sangat nyenyak. Mungkin karena kecapean setelah seharian penuh mengisi waktu libur mereka. "Kalian cape ya nak," ucap Ahmad yang tak sengaja terdengar oleh isrinya.

"Mereka pasti cape banget pi. Karena telah liburan seharian penuh"

"Kamu juga pasti cape kan mi? tidur yuk!"

"Iya pi." Ucap Yayu yang memang sudah sangat lelah.

...

Namun, renang bukan hanya satu-satunya olahraga yang Ahmad sukai dan kuasai. Ahmad juga andal dan kerap menjalani cabang olahraga lain seperti tenis, golf, ping pong, hingga main layangan. Bermain layangan sudah menjadi rutinitas sore, sehabis pulang kerja.

Aktivitas olahraga yang dijalani Ahmad itulah yang membuat fisiknya selalu terlihat begitu bugar. Bahkan postur tubuh yang tinggi menjulang, gagah, serta paras yang tampan, berhasil membuat Ahmad begitu banyak diidolai para perempuan.

Bahkan pernah suatu ketika ada perempuan yang sampai menulis surat cinta dan anaknya yang menerima surat itu. Isi suratnya mencurahkan cinta. Dan Ahmad hanya tertawa menanggapi hal itu karena ia sadar jikalau dia sudah mempunyai istri dan 8 anak. Istri nya pun tak kalah cantik.

Suatu ketika, anaknya Untung pulang ke rumah dalam keadaan terisak -- isak karena ia kalah berkelahi dengan tetangganya. Ahmad langsung menyuruhnya balik lagi menemui tetangganya itu dan berkelahi sampai menang, baru diperbolehkan pulang ke rumah. "Untung, kenapa kamu nangis?"

"Aku kalah berkelahi pih" sambil terus terisak -- isak.

"Balik lagi sana sampai kamu menang. Baru kamu boleh pulang"

"Ko gitu pi?"

"Udah gausah banyak tanya cepat balik lagi"

Dengan spontan Untung langsung balik lagi untuk menemui tetangganya itu. Agar ia bisa pulang ke rumah.

Dan saking cintanya Ahmad terhadap olahraga golf dan memiliki kedekatan dengan olahraga golf. Sampai -- sampai namanya diabadikan sebagai nama salah satu lapangan golf pertama di Jawa Timur yakni Yani Golf Club (YGC) Surabaya. Lapangan golf ini berdiri pada tahun 1898. Dan berganti nama menjadi Lapangan Golf Ahmad Yani pada Oktober tahun 1965.

...

AKHIR HAYAT

Pada Kamis, 30 September 1965 tepat pukul 08.00, Brigadir Jenderal M. Sabur menemui Presiden Soekarno guna menyerahkan sebuah berkas soal pergantian Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad). Kala itu Menpangad dijabat Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Sejak 6 Maret 1962, Yani adalah orang nomor satu di Angkatan Darat. Soekarno kemudian menorehkan tanda tangan dalam rancangan pergantian itu. Surat tersebut lalu diteruskan sekretaris presiden, Yamin. 

Orang yang rencananya menggantikan Ahmad adalah Mayor Jenderal Moersjid. Sama seperti Ahmad, Moersjid punya darah Bagelen. Ayahnya berasal dari daerah di Purworejo itu dan ibunya berdarah Betawi. Jenderal kelahiran Jakarta, 10 Desember 1924 ini, menurut Harsya Bachtiar dalam Siapa Dia Perwira Tinggi TNI AD (1989: 208-209), juga pernah dinas di PETA, seperti Yani. Moersjid adalah Shodancho PETA Jakarta. Soekarno sudah bertanya ke Moersjid soal kesediaannya pada sore 29 September 1965.

"Moersjid bersediakah anda menggantikan Ahmad. Untuk menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat? , Moersjid menjawab dengan cepat, "Saya bersedia menerimanya pak."

Tiga jam setelahnya, sekitar pukul 11.00. Brigadir Jenderal Sugandhi, salah satu orang dekat dengan Soekarno juga, datang menghadap sang presiden. Kala itu Sugandhi adalah anggota DPR-GR. Kepada Sukarno, Gandhi bercerita bahwa ia telah bertemu dengan D.N. Aidit dan Sudisman. "Lapor pa. Aidit dan Sudisman mengajak saya untuk bergabung dalam aksi melawan Dewan Jenderal dan mereka bilang jika pa Soekarno sudah tau akan hal ini. Apakah benar pa?," ujarnya. Gandhi hendak mengkonfirmasi akan hal itu.

Sontak Soekarno menjawabnya dengan nada marah yang cukup tinggi, "Kamu jangan ikut campur dan jangan PKI-phobi!"

Gandhi berusaha menjelaskan bahwa Ahmad selalu setia kepada presiden. Namun Soekarno tidak termakan penjelasan Gandhi.

"Sudah! Jangan banyak bicara, jangan ikut-ikut. Kamu tahu dalam revolusi menurut Thomas Carlyle, seorang Bapak dapat memakan anaknya sendiri," kata Soekarno.

"Waduh, kalau begitu bapak ini sudah jadi PKI," timpal Gandhi.

"Diam kamu! Tak tempeleng pisan kau. Sudah sudah pulang sana. Yang ngati-ati," pesan Soekarno yang berusaha menahan amarah.

Sugandhi tidak sakit hati dengan omongan Sukarno yang sangat kasar. Itu hal biasa baginya. Setelah siang yang panas bersama Soekarno, Gandhi pun berusaha melaporkannya kepada Ahmad soal pertemuan nya hari ini bersama Soekarno. Ia berusaha secepatnya, namun Ahmad sulit untuk ditemui. Lalu Gandhi pun berusaha menelpon, tetapi Ahmad tidak menerimanya karena ia sedang menerima kedatangan Mayor Jendral Basoeki Rachmat.

Akhirnya Ahmad dapat dihubungi dan Ahmad hanya bisa bicara lewat telepon. "Halo pak. Siang tadi saya bertemu dengan presiden Soekarno. Katanya akan terjadi aksi penculikan Dewan Jendral," ucap Gandhi lewat sambungan telepon itu. Namun Ahmad tidak yakin akan penculikan atas dirinya. "Hm. Tidak mungkin tapi kita harus tetap berhati -- hati." Setelah sambungan telepon itu terputus Gandhi Gandhi berpikir jika rasa percaya diri Ahmad masih cukup kuat sepanjang hubungannya dengan Soekarno baik -- baik saja. Ahmad merasa omongan Sudisman dan Aidit yang katanya akan menindak jenderal adalah pancingan belaka. Bahkan, Ahmad sendiri pernah mendapat informasi dari Mayor Jenderal Suwondo Parman, asisten intel Menpangad, tentang adanya gerakan pada 19-20 September 1965 yang dimonitori PKI. Tapi gerakan itu tidak terjadi. Maka dari itu, laporan Gandhi tentu dimentalkan Ahmad. Meski begitu, Ahmad berpesan, "Kita harus tetap berhati-hati." Jelang malam 30 September 1965, Ahmad pun tidak berusaha menambah jumlah pasukan pengawal untuk dirinya sendiri. Karena memang dia tidak terlalu percaya akan hal itu

Dan sembelit politik itulah terjadi pada dini hari 1 Oktober 1965. Anak bungsu nya yang akrab disapa Edi pada saat itu sudah bangun. Ditemani asisten rumah tangganya Edi keluar dan saat tiba di pekarangan rumah, mereka melihat sudah banyak pasukan cakrabirawa yang berkeliaran di sekitar rumah Ahmad. Salah satu anggota pasukan itu menanyakan soal keberadaan Ahmad. Ketika mendapat jawaban bahwa Ahmad ada di rumah dan masih tidur. Anak bungsunya itu diminta agar membangunkan Ahmad dengan alasan di panggil Soekarno.

"Dimana keberadaan pa Ahmad?"

"Papi ada didalam masih tidur" sahut Edi

"Tolong bangunkan pa Ahmad diminta menghadap presiden sekarang juga"

Edi yang mendengar perintah tersebut langsung lari ke kamar papi nya untuk membangunkan nya "Pi, bangun di depan banyak pasukan cakrabirawa menunggu papi." Saat Ahmad membuka pintu kamar dengan menggunakan piyama biru. Pasukan cakrabirawa langsung mencukur paksa Ahmad dengan dalih atas perintah Soekarno. "Bapa diminta menghadap Presiden sekarang juga karena keadaan sedang genting"

"Baik. Tetapi saya mandi terlebih dahulu"

"Tidak usah Jendral" larangan tersebut membuat Ahmad marah

"Paling tidak cuci muka dan berpakaian rapih masa menghadap presiden mengenakan pakaian tidur seperti ini" Ahmad Yani ini di level elit kenegaraan Indonesia saat itu memang tidak lepas dari statusnya sebagai orang kepercayaan Soekarno. Namun hal ini juga pada akhirnya menimbulkan intrik tersendiri di tubuh Angkatan Darat kala itu.

"Tak apa Jendral. Kita harus segera Negara sedang genting"

Ahmad yang curiga dan melalukan perlawanan kepada pasukan cakrabirawa tersebut.

Akhirnya Ahmad di lontarkanlah peluru menembus tepat mengenai tubuh Ahmad. Ahmad pun tersungkur jatuh dan dalam keadaan jatuh Ahmad masih sempat memandang wajah anak bungsunya itu yang berdiri di belakang penculik itu. Edi menyaksikan langsung kejadian itu dengan mata kepala nya sendiri. Edi sontak bergerak untuk memeluk papi nya. Namun, hal itu dilarang oleh gerombolan penculik itu yang mengaku pasukan cakrabirawa. Melihat kondisi papinya yang mengenaskan Edi menangis dan disaat bersamaan kakak - kakaknya membuka jendela kamar saat itu mereka menyaksikan tubuh sang ayah diseret oleh pasukan penculik tersebut dengan berlumuran darah.

Ahmad Yani kemudian dibawa pasukan itu ke kawasan Lubang Buaya tempat 6 Pahlawan Revolusi lainnya juga gugur jasad Ahmad serta perwira lainnya dievakuasi pada 4 Oktober dan dimakamkan sehari berselang di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan Ahmad Yani pun kemudian diberikan kenaikan pangkat Anumerta menjadi jenderal dihari yang sama.

Nama sang Jenderal terus menggema dan mengudara born to be Heroes menjadi julukan yang pas disematkan pada sosok Jenderal Ahmad Yani karena kiprahnya yang teruji waktu dan sosoknya tak lekang dimakan zaman. Dan Ahmad meninggalkan jejak-jejak keteladanan dan memori indah di benak ke-8 putra dan putrinya dengan dinamika kehidupan yang tak selamanya menggembirakan. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan bagi putra - putri Jenderal Ahmad Yani selepas kepergian sang ayah kala itu.

...

KEHIDUPAN SETELAH AHMAD YANI TIADA

Perjuangan Yayu, pasca tragedi gerakan tanggal 30 Sep tahun 1965 sepeninggal suaminya Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani yang menjadi korban gerakan tanggal 30 September. Yayu harus menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi peran ganda untuk ke delapan anaknya. Yayu mengalami depresi sekitar setahun lamanya dia hanya mengurung diri nyaris tak punya semangat hidup.

Hingga suatu hari pada November 1966 Yayu mengumpulkan ke-8 anaknya. Papi pernah bilang sama mami lewat mimpi, bahwa "ibu harus kuat menjalani semuanya." Anak --anaknya yang mendengar akan hal itu, tak dapat lagi membendung air matanya. "Kita semua pasti bisa mi, kita harus bisa membuat papi bangga melihat kita disini." Perkataan anaknya membuat sang ibu semangat. Sejak saat itulah, Yayu bangkit melakoni hidup dengan peran ganda sebagai ibu dan ayah bagi delapan anaknya. Dia menerapkan disiplin keras dan aturan baru anak -- anaknya. Tak boleh jajan dan selepas sekolah harus makan di rumah.

"Kalian selepas pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah dan makan di rumah ya, kalian juga kan tahu sekarang sudah tidak ada papi. Jadi sekarang yang menghandle semuanya itu adalah mami."

"Iya mi siap. Kita mulai lagi lembaran baru bersama -- sama".

Yayu pun mulai merintis usaha namun beberapa kali mengalami kegagalan. Namun kegagalan Yayu tidak membuatnya menyerah. Dengan berawalan pernah berjualan gaplek lalu sembako di Kemang namun dua -- duanya gagal tapi sang Ibu tak putus asa.

Dengan sisa -- sisa uang hasil penjualan rumah, Yayu membeli sebidang tanah di Kemang. Kemudian diatas tanah tersebut dibangun rumah. Yayu ini memiliki kegemaran mendekorasi rumah. Akhirnya ia memanfaatkan kemampuan itu, rumah yang dibangun tersebut di desain dan didekorasi dengan menawan dan indah lalu dijual sukses. Hal itu membuat Yayu percaya diri untuk melanjutkan berbisnis rumah perekonomian. Akhirnya keluarganya pun mulai mapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun