Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kala Senja Luruh di Tepi Sungai Seine

19 November 2023   08:13 Diperbarui: 19 November 2023   15:43 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat kita lewati dengan saling tatap, senyum malu-malu, dan salah tingkah. 

Biasanya aku hanya bisa melihatmu saat kamu lagi sedang berkerja.  Ini adalah kesempatan bagiku.

"Ehm...Sudah nelponnya?" Aku memberanikan diri untuk membuka percakapan.

"Oh, eh...belum."  Kamu tersenyum menggeleng. "Bapakku masih harus dipanggil.  Aku menelpon ke tetangga, nggak ada telpon di rumahku dalam lima menit aku nelpon lagi, biar nggak mahal," lanjutmu kemudian.

Hanya ada senyum di antara kita tanpa ada kata-kata, tapi aku menunggumu sampai kamu selesai menelpon kemudian menyertaimu sampai keluar wartel. 

Kita berdua berdiri disana, kikuk, menatap kendaraan yang berseliweran di jalan raya dan menikmati hingar-bingar musik yang berasal dari mikrolet.  Aku ingin sekali mengajakmu berjalan-jalan menghabiskan sisa hari itu, tapi entah kenapa keberanianku menguap entah kemana yang aku bisa lakukan hanyalah tetap terus memandangmu.

"Ehm..Semoga tidak ada yang salah denganku."  Kamu berucap memecah kekikukan.

"Oh, ehm... nggak-nggak.  Haha..." Aku tertawa mendengar pertanyaanmu.  "Nggak kerja hari ini?"

"Nggak, jadi waktu kupakai buat nelpon bapak dan ini juga baru selesai bikin fotokopi tugas-tugas kuliah," jelasmu sambil mengangkat sedikit tas yang kau jinjing.

"Kamu, nggak kerja?"

"Nggak, proyekku sudah selesai.  Sekarang lagi menunggu penugasan baru.  Dari sini kamu mau kemana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun