***
(Dunia seperti tidak berputar  lagi)
Kata Febri "Sedikit cerita untukmu brow, mudah-mudahan kau baca emailku ini. Brow, kemarin aku dari Jakarta ketemu Direktur Utama dan Boss-boss pusatlah pokoknya dan aku yakin kamu kenal semua. Aku terima penghargaan sebagai The Best Team Achievement of The Year. Aku terima sertifikat, uang juga sebagai hadiah yang tidak sedikit. Dan yang lebih membanggakan aku tinggal nunggu waktu untuk promosi ke Regional Manager."
"Malamnya di ajak Gala Dinner, tepatnya undangan Gala Dinner sama jajaran Direksi juga dan Manager serta Kepala Cabang seluruh Indonesia. Mau dipamerkan brow, aku karyawan hebat dan berprestasi...harusnya aku bangka. Seharusnya aku senang. Harusnya...."
"Aku teringat kata-katamu Brow, Riak pengantar ke sombongan dan sombong mencegah seseorang dapat hidayat. Awalnya aku ga ngerti maksudmu, dengan terpaksa pura-pura aku paham dan jawabannya tentu saja aku cari dari internet untuk jaga gengsi."
" Aku tidak datang brow, aku pilih pulang. Aku sampaikan alasan keluarga sedang sakit dan aku harus pulang. Pertama aku takut sombong. Sejatinya aku yang sakit brow. Aku pilih pulang (ke rumahmu) yang di Jakarta, berharap ketemu kamu. Seperti biasa aku cuman duduk di serambi teras saja. Berharap kamu keluar atau setidaknya jika tidak terlambat mendengarmu Adzan sudah cukup teduh, walaupun aku tidak ikut sholat. Atau selanjutnya mendengarmu baca Al Quran hidupku begitu tenang. Lebih daripada itu aku hanya ingin engkau tahu, setidaknya yang aku bawa adalah permintaan maaf. Aku pastikan rasa bersalah ini akan membunuhku perlahan. Maka brow, ulurkan maafmu untukku!"
***
"Mas, hari ini ikut OTS!" Kata Febri
"Plafond kecil aja mas, gaa buang-buang waktu!" Jawab Catur
"Suntuk aja, pengin lihat dunia luar!" Tandas ulang Febri
Mobil Hitam meluncur. Febri duduk di depan. Tak banyak yang dipertanyakan. Tak banyak percakapan, apalagi perbincangan. Suasana rendah-rendah saja. Dan mobil hanya meluncur datar di jalanan tidak begitu ramai.