antara Sunni, Syiah, dan kelompok minoritas lainnya semakin memperburuk konflik dan
memperdalam jurang perbedaan di masyarakat. Selain itu, ribuan sekolah hancur atau digunakan sebagai tempat perlindungan sementara, membuat jutaan anak kehilangan akses ke
pendidikan dan menciptakan risiko munculnya "generasi yang hilang." Trauma psikologis
juga meluas, terutama di kalangan anak-anak, yang menghadapi dampak kekerasan,
kehilangan keluarga, dan penghancuran komunitas mereka. Kekerasan seksual, pernikahan
paksa, dan eksploitasi perempuan serta anak-anak meningkat selama konflik, sementara
anak-anak juga direkrut sebagai tentara oleh berbagai kelompok bersenjata. Kombinasi antara
dampak ekonomi yang melumpuhkan dan kehancuran sosial yang mendalam menjadikan
konflik Suriah sebagai salah satu krisis paling kompleks, yang membutuhkan dukungan
internasional serta upaya rekonsiliasi dan pemulihan yang berkelanjutan. (Kasanusi, 2022)
DAFTAR PUSTAKA