ARTIKEL
RELAVANSI DAKWAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
                                     Â
Oleh
Maylin Susanti
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Dakwah
UIN KH. Safuddin Zuhri Purwokerto
Email: tisnawati036@gmail.com
Abstract
               Empowerment is one of the efforts to prosper the community. Community empowerment also covers very broad aspects, both in terms of social, economic, cultural, and political aspects. What is meant by community empowerment is a method or method carried out by individuals, groups, or communities that provide assistance in terms of knowledge, skills, and abilities so that they can build and develop themselves towards a better life in a sustainable manner. This paper is the result of Pustaka's research which examines philosophy and community empowerment.
Keyword: community empowerment, community role, da'wa.
Abstrak
               Pemberdayaan merupakan salah satu upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga mencakup aspek yang sangat luas baik dari segi sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Adapun yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat adalah cara atau metode yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau komunitas yang memberi bantuan baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sehingga mereka dapat membangun dan mengembangkan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan.
Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, peran masyarakat, dakwah.
PENDAHULUAN
         Islam sebagai agama rahmatanlil'alamin yang mana dengan kedatangan islam kedunia itu membawa kedamaian dan ketenangan bagi semua manusia. Konsep islam sebagai rahmatanlil'alamin itu mempengaruhi secara tersusun dengan memberi solusi kepada masyarakat dalam permasalahannya. Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjaga dan memelihara lingkungan sehingga masyarakat terhindar dari kesenangan sosial. Islam yang mendatangkan membawa rahmat yang harus disampaikan kepada seluruh manusia. Kegiatan meyebarkan luaskan itulah yang dinamakan dakwah. Dakwah dilakukan agar islam menjadi rahmat bagi umat manusia. Apabila manusia menjadi baik maka seluruh lingkungannya akan menjadi lebih baik.
         Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu wujud dari implementasi kegiatan dakwah, karena dakwah bukan hanya sebatas ceramah, tetapi dakwah mengarahkan kepada masyarakat untuk menjadi lebih baik. Berdakwah bukan hanya meningkatkan kualitas keimanan mad'u akan tetapi dalam kegiatan dakwah juga harus memperhatikan taraf hidup masyarakat sebagai mad'u. Pemberdayaan masyarakat dalam aksi nyata dakwah disebut dakwah bil hal. Pemberdayaan masyarakat memposisikan mad'u sebagai  objek atau subjek.  Dalam perspektif islam pemberdayaan masyarakat mempunyai tujuan yakni menigkatkan taraf hidup masyarakat dan menghilangkan kesenjangan sosial. Adapun pemberdayaan masyarakat mempunyai prinsip-prinsip, seperti prinsip ukhuwah, prinsip ta'awun dan prinsip persamaan derajat. Maka dakwah dalam islam sangatlah penting dilakukan, karena menurut pakar aktivis ada dua kemungkinan yang membuat prasangka manusia terhadap islam yaitu belum ada kegiatan dakwah yang tersampaikan pada orang tersebut atau orang tersebut menerima dakwah yang salah. Dakwah yang salah bisa terjadi ketika informasi yang tidak menyeluruh mengenai islam yang akan menyebabkan kesalahpahaman dalam perspektif terhadap islam.
METODE
Artikel ini menggunakan paradigma interpretif dan pendekatan kualitatif  untuk memperoleh data teknis melalui tinjauan pustaka. Hal ini dicapai dengan membaca, meneliti, mempelajari, memahami, menganalisis, dan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur dan peraturan yang berkaitan dengan masalah penelitian (Sugiyono, 2011). Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif, artinya data dideskripsikan terlebih dahulu kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
PEMBAHASAN
Pengertian Dakwah
         Dakwah berasal dari Bahasa arab yang memiliki akar kata  yang berarti memanggil, mengundang, atau mengajak. Kata kerja da'a yang berarti memanggil, isim fa'ilnya (pelaku) yaitu da'I  yang berarti pendakwah. Dakwah menurut istilah yaitu upaya menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang lain untuk mempercayainya. Menurut Kustadi Suhandang dakwah berarti manusia diseur untuk mendakwahi orang lain berbuat kebajikan melakukan amar makruf nahi munkar.[1]
Â
         Menurut Quraisy Shihab, dakwah merupakan seruan atau ajakan untuk menuju keinsyafan atau merubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap individu maupun kelompok masyarakat.[2] Pengamalan dakwah bukan hanya sekedar meningkatkan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi mampu menuju sasaran yang lebih luas.
Â
         Masih banyak lagi pendapat pakar ilmu dakwah yang mendeskripsikan dakwah. Dapat dipahami pendapat yang dikemukakan di atas, dakwah merupakan upaya seruan, mengajak, memanggil, mengundang orang lain untuk memahami, meyakini, dan mengamalkan islam, sehingga dapat mewujudkan hidup yang sejahtera dari segala aspek kehidupan baik lahir maupun batin, baik dunia maupun akhirat.
Â
Secara umum, kegiatan dakwah dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
Â
Dakwah bil lisan, Â yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, seperti ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain yang menyeru menggunakan lisan. Kegiatan dakwah bil lisan ini sudah sering dilakukan oleh pendakwah di tengah-tengah masyarakat, seperti di masjid, khutbah jumat, maelis taklim, dan sebagainya.
Â
Dakwah bil hal, yaitu kegiatan dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata yang meliputi cerminan untuk masyarakat. Tindakan amal karya dari perbuatan nyata ini hasilnya bisa menjadi objek dakwah dalam masyarakat.
Â
Dakwah bil qolam, kegiatan dakwah yang meliputi dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Kegiatan dakwah ini tidak membutuhkan waktu secara khusus, tetapi kegiatan dakwah bisa dilakukan kapan saja, karena  mad'u bisa menyajikan dakwah dimana saja atau kapan saja. Dakwah bil qolam lebih luas daripada melalui lisan.
Â
Dari ketiga kegiatan dakwah ini, bisa disimpulkan bahwa dakwah mempunyai tujuan utama yaitu mengajak, mendorong seseorang untuk berbuat baik dan menjahui keburukan demi hidup yang tentram dan damai. Adapun dari ketiga kegiatan dakwah ini, ada salah satu model kegiatan dakwah yang mana da'I langsung terlibat dalam aktivitas mad'u yang menjadi objek dakwah yakni model dakwah bil hal. Kegiatan dakwah ini sering dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW yang memberikan suri tauladan kepada sahabat, seperti tata cara beribadah, dan yang terkait tentang perbuatan.
Â
      Dakwah bil hal ini pada intinya adalah upaya untuk mengajak kebajikan dengan cara kerja nyata, cara beramal, ataupun yang dilakukan secara bertindak bukan berbicara. Implementasi dakwah bil hal ini banyak dilakukan oleh pemberdaya-pemberdaya masyarakat yang berupaya untuk meningkatkan tarif sosial dan mengurangi kesenjangan sosial dalam masyarakat, seperti pembimbingan terhadap masyarakat miskin, mendirikan pendidikan, penyantunan bakti sosial, dan sebagainya.
Â
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Â
         Secara istilah pemberdayaan dapat diartikan sebagai penguatan. Istilah Pemberdayaan juga disamakan dengan istilah pengembangan. Secara etimologis  pemberdayan berasal dari kata "daya" yang berarti kekuatan atau kemampuan, yang maksudnya adalah sebuah proses menuju berdaya atau kemampuan proses  untuk memperoleh daya kekuatan. Secara umum pemberdayaan adalah suatu proses memberikan daya pada sekelompok masyarakat untuk mengatasi masalah dan meningkatkan ketarifan hidup dan kesejahteraan mereka.
Â
         Pemberdayaan Masyarakat merupakan proses pembangunan ekonomi yang mengimplementasikan nilai-nilai sosial yang ada. Pemberdayaan pada dasarnya mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks atau permasalahan sosial yang ada. Menurut Adams (2003:8) pemberdayaan artinya cara atau metode yang digunakan individu, kelompok, ataupun masyarakat sehingga mereka mampu untuk merubah lingkungan dan mencapai tujuan mereka sendiri, dengan demikian mereka mampu bekerja dan membantu satu sama lain untuk memaksimalkan kualitas hidup meraka. Pada era 80 an  pemberdayaan dipakai pada diskursus ketimpangan gender maupun diskriminasi antara ras dan warna kulit. Jadi pemberdayaan dilakukan hanya untuk pembinaan kepada perempuan dan ras yang terintimidasi.  Menurut Calves (2009) konsep pemberdayaan sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan ketimpangan gender maupun ras, akan tetapi pemberdayaan juga berkaitan dengan permasalaahn ekonomi dan kemiskinan.[3]
Â
         Menurut Jim Ife pemberdayaan memiliki dua konsep, yakni kekuasaan dan keberuntungan. Kekuasaan di pemberdayaan sebagai memberikan kekuasaan atau kekuatan kepada individu atau kelompok seperti memberikan peluang untuk menentukan kekuatan pada tangan mereka sendiri. Dan keberuntungan yakni dilatar belakangi struktur sosial, yang mengakibatkan masyarakat tidak memiliki ruang dalam memproses pembangunan wilayahnya. Seharusnya struktur sosial ini memberikan arahan dalam membangun masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu anggota masyarakat terhadap kehidupanya.[4]
Â
         Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik yang disebut peningkatan kesejahteraan. Dalam tujuan memberdaya adalah, bukan hanya memberikan solusi dan pendamping kepada masyarakat dan bila selesai dibiarkan begitu saja, tetapi tujuan memberdaya adalah, bagaimana masyarakat itu mampu menghadapi persoalan-persoalan yang ada dan tidak bergantung kepada orang lain. tetapi perlu dipahami bahwa proses pemberdayaan bukanlah hal yang mudah di lakukan, karena berkaitan dengan kebiasaan atau budaya masyarakat, dengan ini maka perlu adanya Analisa yang baik dalam mencari solusi-solusi yang tepat. Dalam pemberdayaan ada tiga tahap yang harus dilalui, yakni penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan.[5] Dari tiga tahapan tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Â
         Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya yang digambarkan dalam bentuk segala kegiatan yang nyata di masyarakat. Dalam al-qur'an islam didorong dalam melaksanakan pemberdayaan berpegang pada tiga prinsip utama, yakni:
Â
Prinsip ukhuwwah, Â ukhuwwah dalam Bahasa arab artinya persaudaraan. Prinsip ini menegaskan bahwa tiap-tiap muslim harus saling memiliki rasa persaudaraan, walaupun mereka tidak ada pertalian darah diantaranya. Rasa persaudaraan ini menumbuhkan rasa empati dan merekatkan silahturahmi masyarakat. Prinsip ini didasarkan pada firman Allah SWT :
Â
 Â
Â
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat [49]:10)
Â
    Dalam konteks pemberdayaan , ukhuwwah merupakan konsep yang didasari seluruh upaya pemberdayaan. Rasulullah SAW memiliki visi masyarakat muslim yang saling menolong dan saling menanggung kesulitan secara bersama, karena islam merupakan agama yang menanamkan kepedulian dalam dirinya.
Â
Prinsip ta'awun, Â prinsip ini Allah memerintahkan manusia untuk saling tolong menolong. Dalam firmannya :
Â
Â
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya." (QS. Al-Maidah [5]:2).
Â
Prinsip ta'awun ini adalah prinsip utama dalam upaya pemberdayaan, karena pemberdayaan pada dasarnya upaya tolong menolong antar individu dan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan bimbingannya. Hal ini ditumbuhkan karena ada rasa persaudaraan atau prinsip ukhuwwah.
Â
Prinsip persamaan derajat, islam telah memproklamirkan persamaan deraat antar umat manusia seak 14 abad yang lalu. Allah SWT berfirman:
Â
Â
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al-Hujurat [49]:13).
Â
Dari firman tersebut Allah SWT menegaskan bahwa setiap manusia diciptakan sama rata dari yang lainnya, yang membedakan hanyalah berdasarkan iman dan takwa. Allah SWT juga menegaskan bahwa perbedaan harta dan kekayannya tidak menjadi sumber perpecahan.
Â
Â
Hubungan Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat
Â
         Pemberdayaan masyarakat bukanlah hal yang baru dilakukan, apalagi yang berkaitan dengan dakwah keislaman. Semangat pemberdayaan sama halnya dengan dakwah islam dalam meningkatkan kualitas keimanan mad'u. Pemberdayaan masyarakat membawa nilai-nilai keislaman dalam hal kehidupan masyarakat yang dapat diwujudkan dalam hal gotong royong, Kerjasama, menjunjung tinggi nilai toleransi. Pada zaman dahulu pemberdayaan masyarakat bisa digambarkan dengan peperangan dalam memperebutkan kemerdekaan yang dipelopori oleh para tokoh pejuang. Sedangkan masa kini pemberdayaan bisa digambarkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang lebih sejahtera.
Â
         Pemberdayaan merupakan implementasi dari kegiatan dakwah, yakni dakwah bil hal. Disisi lain pemberdayaan bila dikaitkan dengan dakwah memiliki satu tujuan yang sama, yaitu upaya yang dilakukan untuk merubah masyarakat menjadi lebih baik. Adapun fungsi dakwah jika dilihat dari targetnya menurut Muhammad Sulthon dalam bukunya:[6]
Â
I'tiyadi, yaitu masyarakat mempunyai tatanan nilai yang diikat dengan nilai-nilai islami. Jadi dakwah harus didasari dengan ajaran islam yang sesuai, Â agar masyarakat menata nilai dengan nilai-nilai islam yang ada.
Â
Muharriq, yaitu meningkatkan nilai-nilai islami apabila target dakwah sudah memiliki tatanan nilai.
Â
Iqaf. kaidah atau petunjuk yang akan disampaikan kepada masyarakat harus relavan dengan kondisi nyata agar masyarakat tidak salah dalam menerapkan nilai-nilai islam itu sendiri.
Â
Tahrif, Â dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan kondisi masyarakat yang dengan berbagai masalah dalam kehidupannya dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah nya.
Â
Dari keempat fungsi diatas memiliki hubungannya dengan usaha pemberdayaan seperti setiap orang harus harus mampu berkembang dalam hidupnya, dan selalu menjaga persatuan agar tidak terpengaruh yang tidak baik.
Â
       Walaupun dakwah dan pemberdayaan masyarakat mempunyai satu tujuan, akan tetapi keduanya juga punya perbandingannya antara dakwah dan Pemberdayaan masyarakat, yaitu cara kerjanya. Penulis akan mengemukakan perbandingan kerja dakwah dan kerja pemberdayaan masyarakat, seperti tabel berikut:
Â
Tabel 1
Â
Perbandingan Kerja Dakwah dengan Pengembangan Masyarakat
Â
Â
Unsur
Dakwah
Pemberdayaan Masyarakat
Komunikator
Da'i
Pendamping masyarakat/pekerja sosial
Sasaran
Masyarakat Agama
Masyarakat ekonomi, sosial, budaya, politik, Pendidikan, Kesehatan dan lingkungan
Tujuan
Kesejahteraan dunia dan akhirat
Kesejahteraan masyarakat secara material dan spiritual
Prinsip kerja
memotivasi
Memotivasi, memfasilitasi, mendampingi, dan melindungi
Â
Â
Uraian kerja dakwah dan Pemberdaya sekilas sama, tapi dilihat berbeda dari segi agama. Kerja dakwah adalah misi agama, sementara pemberdayaan bisa saja dilakukan oleh orang yang tidak beragama dan bisa mengabaikan nilai-nilai keagamaan yang ada. Maka dari itu seharusnya para akademisi dakwah bisa memberdaya masyarakat dengan diiringi nilai-nilai keislaman, agar konsep pemberdayaan ini dapat didominasi oleh nilai dan etika yang diajarkan oleh agama islam.
Â
Â
Peranan Dakwah Dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Â
               Peranan dakwah dalam pemberdayaan masyarakat pernah dikaji oleh Ahmad Zaini dalam jurnal ilmiahnya, sebagai berikut.
Â
               Dakwah untuk mengembangkan masyarakat islam menjadi penting dilakukan agar membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dilingkunganya. Bagaimana sebenarnya konsep dan tujuan pemberdayan, tetapi etika harus dikedepankan dalam membangun masyarakat dan bagaimana keyakinan agama digunakan untuk mencapai sisi keimanan masyarakat islam. Karena itu dakwah sangatlah penting dalam memerani bagi pemberdayaan.
Â
Pada konteks ini dakwah sangat diperlukan oleh masyarakat. Dakwah tidak hanya sebatas pada pernyataan semata, Â tetapi mampu menyelesaikai problematika yang ada baik ekonomi, sosial, budaya, maupun Kesehatan. Oleh karena itu peranan dakwah sangat penting untuk memberdaya masyarakat, seperti:
Â
Penggagas yang akan memperkuat asas atau dasar masyarakat sesuai tuntunan al-qur'an dan sunah rasul.
Sebagai penggerak kepedulian individu terhadap lingkungan sosial
Penyuluh yang akan menjawab keraguan umat dalam menghadapi persoalan yang ada
Perekat ukhuwwah manusia.
Â
Upaya Kerja Nyata Dakwah Dalam Pemberdayaan
Â
               Adapun langkah-langkah pemberdayaan masyarakat dalam bidangnya masin-masing yang menjadi upaya kerja nyata dakwah bil hal.
Â
Pemberdayaan dalam Bidang Pendidikan
Pendidikan pada umumnya bertuuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pendidikan yang baik akan cepat untuk mengatasi persoalan-persoalan kemiskinan, dan memperbaiki sebuah demokrasi yang buruk. Dalam Al-Qur'an mendorong umatnya untuk belaar dan menuntut ilmu. Karena ilmu adalah penompang amal. Negara yang sangat memperhatikan Pendidikan adalah negara yang sangat maju, karena Pendidikan adalah alat utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan dalam Bidang Sosial
Memberdaya masyarakat bukan hanya tanggung jawab yang dilakukan individu saja. Akan tetapi, upaya pemberdaya itu berhasil apabila dilakukan secara bersama-sama. Kemakmuran masyarakat terjadi apabila diwujudkan dengan perubahan yang berkesinambungan, maksudnya perubahan tersebut terjadi ketika masyarakat mempunyai satu tujuan dan siap dilakukan bersama-sama untuk mewujudkan tujuannya. Manusia saat ini lebih mementingkan kehidupan individu nya sendiri dibandingkan kehidupan dalam bermasyarakat, masalah ini harus diubah karena keduanya mempunyai hubungan yang kuat dan saling mempengaruhi, karena pada dasarnya kenyamanan individu akan muncul jika didalam kondisi lingkungannya terasa aman.
Pemberdayaan melalu Pemeliharaan Lingkungan
         Allah SWT menciptakan manusia dan alam sebagai sesuatu yang saling berkaitan. Allah SWT menciptakan alam sebagai sarana berfikir akan kekuasaan dan kebenaran Allah SWT. Allah SWT menyediakan alam untuk manusia agar menjalani kehidupannya. Alam juga termasuk bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat, karena semua yang diciptakan mempunyai manfaat bagi manusia. Alam dan segala  isinya diperuntukan untuk kemaslahatan manusia yang harus menjaga dari kerusakan alam. Misalnya kelestarian hutan, kebersihan air, kebersihan lingkungan. Lingkungan yang sehat sangat berpengaruhi untuk sekitarnya.
Pemberdayaan di bidang Ekonomi
         Pada dasarnya, prinsip pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat konsumtif dan produktif. Konsumtif dalam pemberdayaan dengan cara memberikan bantuan secara langsung. Sifat bantuan ini adalah untuk sesaat dan cepat habis. Sedangkan profuktif adalah pemberdayaan yang dilakukan dalam jangka Panjang. Dalam model seperti ini masyarakat dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri dari program yang diberikan sehingga masyarakat lebih berdaya. Diantara langkah-langkah yang disebutkan untuk memberdayakan suatu masyarakat adalah dengan cara berinfaq. Karena ber infak akan membangkitkan sistem ekonomi sosial.
         Salah satunya seperti perintah zakat. Zakat merupakan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dalam pemberdayaan zakat juga memiliki fungsi untuk memeratakan pendapatan, dan mengurangi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Zakat juga berperan dalam mengurangi angka kemiskinan mustahiqnya. Dibuktikan pada hasil penelitian yang menujukan bahwa dana zakat yang disalurkan mampu meningkatkan pendapat mustahiq sebesar 9,82%, dan kemiskinan mustahiq bisa mengurangi sebesar 16,80% ini artinya mustahik miskin dapat keluar dari zona kemiskinan setelah mendapat bantuan selama periode penelitian ini. Diantara berbagai sarana untuk memberdayakan masyarakat, zakat mempunyai salah satu kemampuan yang terbaik uunutk dimanfaatkan masyarakat luas. Akan tetapi di Indonesia pengelolaan zakat masih memerlukan perbaikan dan peningkatan. Hal ini zakat tidak dapat difungsikan secara maksimal dalam pemberdayaan masyarakat maupun mengentaskan kemiskinan jika nominal zakat masih sangat rendah.
         Adapun beberapa model penggunaan zakat yang bersifat konsumtif, antara lain:
Bantuan biaya hidup
Bantuan biaya Pendidikan
Bantuan biaya Kesehatan
PENUTUP
         Kegiatan dakwah sebagai seruan agar berbuat baik yang memiliki tujuan hidup bahagia di dunia maupun akhirat, dakwah bisa dilakukan dengan cara aksi nyata, salah satu bentuk aksi nyata inilah salah satu cara pemberdayaan masyarakat. Dakwah dan pemberdayaan memiliki satu tujuan yang sama yaitu merubah masyarakat untuk menjadi lebih baik. Dalam Islam juga menganjurkan pemberdayaan harus diiringi dengan nilai-nilai keislaman yang ada agar selalu hidup damai dan bahagia.
         Adapun hubungan dakwah dalam pemberdayaan yaitu Semangat pemberdayaan sama halnya dengan dakwah islam dalam meningkatkan kualitas keimanan mad'u. Walaupun dakwah dan pemberdayaan masyarakat mempunyai satu tujuan dan saling berhubungan, akan tetapi keduanya juga punya perbandingannya antara dakwah dan Pemberdayaan masyarakat, yaitu cara kerjanya. Dakwah tidak hanya sebatas pada pernyataan semata,  tetapi mampu menyelesaikan problematika yang ada baik ekonomi, sosial, budaya, maupun Kesehatan. Oleh karena itu peranan dakwah sangat penting untuk memberdaya masyarakat.
         Dalam  melakukan upaya kerja nyata dakwah Adapun langkah-langkah pemberdayaan masyarakat terdapat pada beberapa bidang, yakni bidang Pendidikan, sosial, dan ekonomi. Salah satu upaya kerja nyata yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat yaitu perintah zakat, karena zakat mempunyai banyak fungsi yang diantaranya, mengentas kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan menghindari kesenjangan sosial.
Â
Â
REFERENSI
Suhandang, K., & Kuswandi, E. (2013). Ilmu Dakwah: Perspektif Komunikasi.
Dianto, I. (2018). Peranan dakwah dalam proses pengembangan masyarakat Islam. HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam, 12(1), 98-118.
Ansori, T. (2019, November). Dakwah Dan Pemberdayaan Masyarakat. In Proceedings of International Conference on Da'wa and Communication (Vol. 1, No. 1, pp. 275-283).
Sany, U. P. (2019). Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Al Qur'an. Jurnal Ilmu Dakwah, 39(1), 32-44.
Fahrudin, A. (2012). Pemberdayaan, partisipasi dan penguatan kapasitas masyarakat. Bandung: Humaniora
Harahap, M. E. U. (2019). Pemberdayaan dalam Perspektif Al-quran. Jurnal at-Taghyir: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Desa, 2(1), 97-112.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H