Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pekerja lapangan pada proyek CV. Move On Jaya Bersama, dalam konteks kolaborasi dengan Alsia Arsitek. Metode yang digunakan mencakup observasi, wawancara, dan diskusi kelompok untuk menggali dinamika yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu supportive, partisipative, dan demokratis, berkontribusi signifikan terhadap kinerja pekerja. Gaya kepemimpinan ini menciptakan suasana kerja yang hangat dan positif, serta meningkatkan hubungan antar anggota tim. Keterbukaan dan humor dalam interaksi sehari-hari memperkuat rasa kebersamaan dan saling menghargai di antara subjek dan pekerja lapangan. Selain itu, komunikasi yang efektif dalam memberikan motivasi dan arahan terbukti meningkatkan kinerja secara signifikan, mendorong pencapaian target yang telah ditetapkan. Temuan ini menegaskan pentingnya penerapan gaya kepemimpinan yang adaptif dalam meningkatkan produktivitas dan membangun lingkungan kerja yang harmonis. Oleh karena itu, rekomendasi bagi pemimpin proyek adalah untuk terus mengembangkan gaya kepemimpinan yang inklusif, demi tercapainya hasil yang optimal dalam setiap kegiatan proyek. Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan, dan Pekerja.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gaya kepemimpinan adalah salah satu cara dari pemimpin atau seorang direktur pada perusahaan untuk mengatur ataupun membuat suatu kebijakan pada pegawai atau pekerjanya sendiri. Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi faktor faktor pada kinerja pada karyawan ataupun pekerja pada suatu Perusahaan. Pemimpin yang baik akan dapat menyalurkan optimisme dan prinsip yang dia pegang kepada para pekerjanya. Seorang pemimpin juga di tuntut untuk bisa memotivasi pada pekerjanya sendiri. Setiap pemimpin dituntut untuk meperlihatkan sesuatu contoh yang baik agar nantinya apa yang dicontohkan dapat ditiru oleh para bawahan atau karyawan di Perusahaan yang dinaunginya.Â
Menurut Ramadhani (2020) Gaya (style) kepemimpinan merupakan tingkah laku yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi secara berkelanjutan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu hal yang trepenting dan utama untuk berjalannya suatu organisasi atau sebuah instansi, gaya kepemimpinan juga lahir pada setiap individu dan nantinya gaya kepemimpinan ini juga dapat dipelajari. Akan tetapi, tidak bisa semua memberikan dampak positif pada penerapan gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan juga bermacam macam, salah satunya adalah adalah gaya kepemimpinan demokratis yang dinama gaya kepemimpinan ini lebih mengedepankan pada kesepakatan bersama walaupun nantinya salah dan benar terkait keputusan yang diambil akan menjadi tanggung jawab pada seorang pemimpin tersebut. Gaya kepimimpinan yang lain adalah seperti otoriter yaitu gaya kepemiminan yang lebih menekankan pada keputusan sepihak tanpa adanya pertimbangan dari orang lain dan lebih menekankan pada pertimbangan sepihak sang pemimipin itu sendiri, biasanya gaya kepemimpinan ini berlaku pada instansi instansi tertentu seperti kepolisian dan kemiliteran.Â
Menurut Albashori & Nugroho (2023) Gaya kepemimpinan (leadership style) berhubungan dengan interaksi antara pemimpin dengan orang lain. Pendekatan serta perilaku yang dipakai seorang pemimpin untuk memepengaruhi seseorang akan menunjukkan gaya kepemimpinan dari pemimpin tersebut. Â
B. Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis merumuskan penelitian ini adalah bagaimana peran gaya kepemimpinan pengawas lapangan terhadap kelangsungan proyek CV. Move On Jaya Bersama Alsia Arsitek?.
C. Tujuan Penelitian
 Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis peran gaya kepemimpinan pengawas lapangan terhadap kelangsungan proyek CV. Move On Jaya Bersama Alsia Arsitek.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Gaya Kepemimpinan
Pengertian
  Kepemimpinan merupakan salah satu peran penting untuk mengambil keputusan, karena pemimpin memiliki kuasa yang paling tinggi dalam pengambilan suatu Keputusan dan mengarahkan bawahannya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh suatu instansi.
  Menurut Hartadi (2023) Gaya kepemimpinan tidak hanya lingkungan kerja saja, namun organisasi juga dipengaruhi oleh kinerja yang dilaksanakan oleh pegawai. Lingkungan kerja ini sendiri terdiri dari fisik atau nonfisik yang melekat pada pegawai sehingga tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja pegawai. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, memotovasi, dan mengarahkan orang lain untuk mecapai tujuan bersama. Â
  Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemamuan atau kecerdasan yang mendorong suatu kelompok agar dapat bekerjasama dengan baik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah dan pada tujuan yang sama. Dimana dalam suatu kelompok tersebut mampu mengembangkan hubungan yang positif dan mampu terorganisir oleh pemimpin.
  Menurut Gilley et al. (2016) Mengatakan bahwa gaya kepemimpinan mencakup perilaku yang dilakukan oleh pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan pengikutnya dalam mencapai tujuan organisasi.
 Menurut Sutrisno (2020) Mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpian dalam mengarahkan dan memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan bersama.
2. Aspek-Aspek Gaya Kepemimpinan
 Menurut Siagian (2017), terdapat empat aspek gaya kepemimpinan yang berpengaruh yaitu:
- Keterlibatan dalam Pengambilan Keputusan
 Pemimpin yang melibatkan anggota dalam proses pengambilan keputusan cenderung memiliki rasa tanggungjawab diantara bawahan, keterlibatan ini dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi.
- Rasa Keterlibatan dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan
 Pemimpin yang mampu mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan dengan jelas akan membantu anggota tim merasa terlibat dalam pencapaian tujuan tersebut. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan semangat kerja dan motivasi individu untuk berkontribusi secara maksimal.
- Membangun Kelompok
 Kemampuan pemimpin untuk membangun kelompok yang solid dan kohesif itu penting. Karena pemimpin yang baik akan menciptakan suasana kerja yang harmonis, dimana setiap anggota merasa dihargai dan termotivasis dalam bekerjasama.
- Bimbingan dan Pengarahan
 Pemimpin juga harus memberikan bimbingan dan pengarahan yang jelas kepada bawahan. Dengan memberiikan dukungan dan arahan, pemimpin dapat membantu karyawan mengatasi tantangan dalam pekerjaan mereka.
3. Faktor-Faktor Gaya Kepemimpinan
 Menurut Rietz (Dalam Azzahra, 2021) melaksanakan aktivitas pemimpin ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu:
- Kepribadian (personality), yaitu pengalaman yang ada pada masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini juga mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya dalam mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
- Harapan dan perilaku atasan kepada bawahan atau karyawan.
- Karakteristik, yaitu harapan dan perilaku bawahan juga mempengaruh pemimpin terhadap bentuk seperti apa gaya kepemimpian dipakai.
- Kebutuhan tugas, yaitu setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pimpinan.
- Iklim dan kebijakan organisasi akan dapat mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
- Harapan dan perilaku rekan kerja akan dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan.
METODE
Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian ini juga dapat dikatakan bahwa sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.
Menurut Sugiyono (2012:2) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Berdasarkan batasan tersebut jelaslah bahwa metode penelitian ini adalah cara ilmiah untuk mengetahui atau memahami suatu objek dalam suatu kegiatan penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2012: 4) mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan metode ini, peneliti berupaya untuk memperoleh, mengumpulkan, dan mendeskripsikan data sebagaimana yang terjadi di lapangan, untuk selanjutnya dianalisis dengan cara membandingkan dengan standar yang telah ditentukan.
Dalam penelitian kualitatif, ada empat metode pengumpulan data yang dapat diterapkan yaitu; wawancara, observasi, dokumen, dan focus group discussion. Wawancara merupakan metode penelitian yang digunakan untuk membuktikan informasi yang diperoleh sebenarnya.
Metode yang kedua adalah observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap suatu objek, tempat, pelaku, kejadian atau peristiwa, dan waktu.
Lalu selanjutnya pengambilan data dan sumber data. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 129) mengatakan bahwa data adalah hasil pencatatan peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (2010: 129) mengatakan sumber data adalah subjek dimana data itu diperoleh, sumber data ini dapat berupa orang (responden), benda, gerak, atau proses sesuatu, dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data manusia dan dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 129) mengatakan bahwa wawancara merupakan Teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog atau permbicaraan secara langsung dengan memperoleh sumber data dan dilakukan secara tidak terstruktur Dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk mengutarakan isi pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural.
Sedangkan observasi menurut Sugiyono (2012) mengatakan bahwa observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses boilogi dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi berperan serta (Participant Observation) dimana dalam penelitian ini peneliti terjun secara langsung mengamati terkait pengaruh gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengawas, perencana, dan kepala pekerja terhadap pekerja lapangan.
HASIL PENELITIAN
Cv. Move On Jaya pertama kali didirikan pada pertengahan tahun 2022 yang pada saat itu hanya berisikan 3 anggota struktural yaitu direktur 1, komisaris dan pelaksana. Namun seiring berjalannya waktu cv. Move on jaya memiliki perkembangan yang perlahan lahan membuat cv ini menerima beberapa kontrak pada proyek proyek yang diterima. Perkembangan yang dialami cv. Move on jaya dapat membawa pada penambahan anggota stuktural didalamnya. Saat ini cv. Move on jaya mempunyai 7 struktural yang diantaranya adalah direktur 1, direktur 2, komisaris, administrasi, perencana, pelaksana dan pengawas. Namun pada struktural tersebut cv. Move on jaya tidak bergerak sendiri melainkan mereka menggandeng owner dari alsia arsitek.
Alsia arsitek sendiri berdiri sejak 2020 yang dibangun sendiri oleh harry setiawan soleh. Alsia arsitek digandeng oleh cv. Move on jaya sebagai perencana dalam struktural cv tersebut dan telah menjalankan beberapa proyek yang di kolaborasikan oleh cv. Move on jaya dan alsia arsitek.Â
 Cv. Move on jaya bergerak pada bidang papan atau proyek pembangunan sedangkan alsia arsitek bergerak pada penggambaran dan perencanaan sebuah proyek yang akan dibangun serta menjadi partner tetap pada cv. Move on jaya tersebut. Pada kali ini cv. Move on jaya sedang menggarap sebuah proyek pembangunan bangunan rumah dan kost yang berada di wilayah berbah, Sleman, Yogyakarta. Pada proyek ini cv. Move on jaya tidak bergerak sendiri dan tetap melibatkan alsia arsitek sebagai perencana dan penggambar denah proyek bangunan yang digarap oleh mereka. Pada kali ini peniliti lebih fokus pada gaya kepemimpinan di lapangan pada proyek yang digarap oleh cv. Move on jaya dan alsia arsitek. Peneliti coba melihat peran gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pengawas lapangan terhadap kelangsungan proyek yang sedang digarap. Pada proyek kali ini yang terlibat dan terjun langsung di lapangan ada beberapa struktural yaitu komisaris yang merangkap sebagai pengawas dari cv. Move on jaya, owner alsia arsitek yang merupakan perencana pada proyek tersebut dan 1 kepala pekerja lapangan dan 6 pekerja lapangan yang menggarap proyek rumah dan kost di wilayah Berbah, Sleman. Proyek ini sudah berjalan 2 bulan dengan target estimasi selesai pada bulan ke 5. Adanya akad di awal dari cv. Move on jaya terhadap alsia arsitek yang membuat proyek ini berjalan terstruktur dan rapi serta kerja sama yang dilakukan.Â
Hasil penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara, observasi serta forum grup discussion di lapangan terhadap komisaris yang merangkap sebagai pengawas cv. Move on jaya, owner alsia arsitek sebagai perencana serta kepala pekerja lapangan. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui peran gaya kepemimpinan pengawas lapangan terhadap indikator kinerja pekerja lapangan serta keberlangsungan proyek yang digarap untuk mencapai tujuan bersama. berikut hasil wawancara dari masing-masing informan berdasarkan indikator yang ada :Â
1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
PengawasÂ
Berdasarkan hasil yang didapat pengawas hanya dapat mengambil keputusan atas persetujuan perencana karena yang mengetahui structural dari sebuah proyek bangunan yang sedang di garap adalah perencana. Tanpa persetujuan perencana pengawas tidak dapat memberikan keputusan sepihak terhadap proyek yang dibangun namun pengawas dapat memberikan keputusan terhadap masalah yang lain seperti material dan komponen komponen yang di butuhkan di lapangan.Â
Pengawas dapat memutuskan tanpa harus menunggu persetujuan perencana ketika dia sudah memproyeksikan dan berkoordinasi dengan kepala pekerja lapangan pada suatu hal, seperti contoh pengecoran yang harus di garap terhadap bangunan rumah atau kost terlebih dahulu yang disana tidak akan mengubah komponen apa apa terhadap gambar dan perencanaan awal yang dikerjakan oleh perencana.
PerencanaÂ
Berdasarkan hasil yang didapat perencana dapat memutuskan sepihak tanpa adanya koordinasi dengan pengawas atau kepala pekerja lapangan terhadap keputusan yang diambil ketika ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar atau perencanaan dari awal. Namun dilain sisi perencana juga harus selalu melaporkan terkait tindakan yang diambil oleh pengawas gaya ini dilakukan agar mengurangi resiko kesalahan yang menjalar pada proyek yang sedang di garap.Â
Perencana juga terkadang mengambil sebuah keputusan dengan melibatkan pengawas serta kepala pekerla lapangan untuk sebuah hal yang menurutnya harus mendapat masukan dari pekerja lapangan untuk dapat mencapai target yang ditentukan.
Kepala Pekerja Lapangan
Berdasarkan hasil yang didapat pengambilan keputusan kepala pekerja lapangan hanya dapat di lakukan ketika sudah berkoordinasi oleh pengawas maupun perencana yang nantinya ia akan menyampaikan dan mengarahkan pekerja lapangan yang lain dengan hasil keputusan yang sudah di rundingkan oleh pengawas atau perencana.Â
2. Rasa keterlibatan dalam tujuan
Pengawas
Berdasarkan wawancara yang dilakukan rasa keterlibatan dalam tujuan yang sudah ditetukan sudah di terapkan dari awal pengerjaan proyek. Pengawas menyampaikan pada semua komponen yang ada dilapangan terkait tujuan yang ditetukan diawal seperti contoh tujuan awal proyek digarap matang dengan estimasi 5 bulan.Â
Rasa keterlibatan dalam tujuan juga di terapkan pada hal lain selain menyampaikan di awal penggarapan proyek terkadang pengawas juga memberikan motivasi pada pekerja lain agar memberikan dorongan serta semangat kinerja pada pekerja yang ada.
Rasa keterlibatan dalam tujuan awal juga merupakan tanggung jawab pengawas terhadap proyek yang digarap agar tidak molor dan bisa selesai dalam estimasi waktu yang sudah ditentukan dengan gaya komunikasi yang sederhana dan memberikan efek mampu ditangkap dengan baik oleh para pekerja yang lain.
Perencana
Berdasarkan hasil wawancara rasa keterlibatan dalam tujuan yang dilakukan oleh perencana juga dengan melibatkan hubungan sosial dan komunikasi yang baik terhadap pengawas serta pekerja lapangan agar menambah kesan hangat saat pengerjaan proyek berlangsung.Â
Rasa keterlibatan dalam tujuan awal juga merupakan sebuah tanggung jawab yang diampu oleh perencana karena perencana dari alsia arsitek digandeng oleh cv. Move on jaya dan dipercayai untuk bekerjasama menggarap proyek yang sedang dilakukan serta hal tersebut juga selalu disampaikan oleh pengawas terhadap perencana tehadap target target yang harus dicapai bersama.
Kepala Pekerja Lapangan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan rasa keterlibatan dalam tujuan sudah dipatenkan sejak awal proyek oleh pengawas lapangan pada pekerja lapangan dibawah naungan kepala pekerja yang dapat memberikan motivasi pada pekerja lain agar dapat mencapai tujuan bersama.
3. Membangun hubungan kelompok
PengawasÂ
Berdasarkan hasil yang didapat cara pengawas dalam membangun hubungan kelompok adalah dengan sikap humoris terhadap pekerja yang lain yang dimana dapat memberikam efek kerja yang tidak terlalu tegang, santai namun juga tetap pada tujuan awal.Â
Pengawas juga sering kali menayakan terkait kebutuhan yang diperlukan pada para pekerja.
Pengawas selalu memberikan perhatian terhadap pekerja dan tidak jarang pengawas duduk dengan para pekerja saat isitrahat untuk sekedar mengobrol pada para pekerja lain atau makan Bersama mereka. Bahasa yang diberikan juga humoris dan sederhana yang memberikan kesan hangat dalam hubungan komunikasi diantara pengawas dan pekerja yang lain.
Perencana
Berdasarkan hasil yang didapat dari perencana, pengawas lapangan juga menggunakan strategi membangun komunikasi yang baik terhadap para pekerja yang dimana ia melibatkan dan menampung semua masukan yang diberikan dan menentukan pada akhir keputusan. Hal ini memberikan efek atau dampak dihargai dan penerimaan yang di dapatkan oleh para pekerja.
Perencana juga tidak jarang makan dan bercengkrama Bersama dengan pekerja yang lain saat isitrahat Bersama dengan pengawas dan kepala pekerja.
Kepala Pekerja Lapangan
Berdasarkan hasil yang di dapat kepala pekerja membangun hubungan dengan pekerja yang lain dengan gaya komunikasi yang humoris yang memberikan efek kehangatan dalam hubungan dan pencairan suasana ditengah pekerjaan yang berat.
4. Bimbingan dan pengarahan
PengawasÂ
Berdasarkan hasil yang didapat bimbingan dan pengarahan oleh pengawas terhadap pekerja lain dengan cara komunikasi yang halus dan demokratis. Hal tersebut dapat memberikan dampak atau efek tidak menggurui serta saling menghargai terhadap pekerjaÂ
Pengarahan yang dilakukan oleh pengawas juga terkadang dilakukan dengan mencontohkan terlebih dahulu pada pekerja.
PerencanaÂ
Berdasarkan hasil yang didapat pengarahan yang dilakukan oleh perencana dilakukan dengan gaya komunikasi dan pendekatan terhadap pekerja yang ada di lapangan. Gaya tersebut dapat memberikan kesan menjaga komunikasi dan hubungan yang baik antara perencana dan pekerja di proyek tersebut.
Perencana juga terkadang memberikan arahan dan bimbingan pada pagi hari sebelum proyek digarap agar tujuan dan pelaksanaan pada hari tersebut jelas dan terstruktur.
Kepala Pekerja Lapangan
Pada hasil yang didapat pengarahan dan bimbingan yang dilakukan oleh pengawas lapangan sangat didapatkan oleh kepala pekerja serta terhadap pekerja yang lain dengan gaya komunikasi yang humoris terhadap para pekerja. Hal tersebut memberikan dampak pengarahan yang tidak mengintervensi dan dapat diterima dengan baik oleh pekerja yang lain
Kepala pekerja juga tak jarang mencontohkan terlebih dahulu terkait pekerjaan yang akan digarap oleh pekerja agar mendapat contoh yang jelas sebelum mengerjakan pekerjaan tersebut.Â
Kesimpulan
    Hasil dalam penilitan peran gaya kepemipinan pengawas lapangan terhadap kelangsungan proyek cv. Move on jaya Bersama alsia arsitek yang didasarkan melalui observasi, wawancara, dan forum grup discussion mendapatkan hasil sebagai berikut :
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh beberapa subjek adalah gaya kepemimpinan supportive, partisipative dan demokratis. Gaya kepemimpinan tersebut memberikan dampak positif terhadap kinerja pada pekerja lapangan dan dapat memberikan kesan hangat dalam lingkungan kerja yang di rasakan.
Hubungan yang hangat dan humoris dapat memberikan kesan kekeluargaan yang di dapat dan saling menghargai satu sama lain antar subjek dan pekerja lapangan.
Motivasi dan arahan yang diberikan dengan komunikasi yang baik dapat memberikan dampak kinerja pada pekerja yang signifikan serta dapat memberikan efek lain seperti pencapaian target pada estimasi yang sudah ditentukan.Â
SaranÂ
Dalam penelitian yang sudah dilakukan, peneliti mencoba mengvaluasi dan memberikan beberapa saran terhadap hasil yang didapat diantaranya Ketegasan yang harus ditingkatkan agar tujuan awal dengan estimasi waktu yang sudah ditentukan tidak melenceng dan memberikan motivasi yang lebih agar dapat meningkatkan kinerja pada pekerja lapangan yang lain. Aspek psikologis yang diberikan oleh para subjek juga harus di tingkatkan agar pemberian arahan dan dampak kekeluargaan yang dirasakan dapat rata dan dirasakan oleh semua aspek terutama para pekerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Albashori, M. F., & Nugroho, H. A. (2023). Pengaruh Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Perumahan Pt Puriland Development Nasional Purworejo Tahun 2022. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Indonesia, 3(1), 21–40. https://doi.org/10.32477/jrabi.v3i1.560
Azahra, D. (2021). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Cabang UIN Syarif Kasim RIau, 79–117. Diambil dari http://repository.uinsuska.ac.id/44292/
Gilley, A., Gilley, J.W., & McMillan, H.S. (2016). Organizational Change: Motivation, Communication, and Leadership Effectiveness. New York: Springer.
Hartadi, A. (2023). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2(1), 14–19. https://doi.org/10.57151/jeko.v2i1.156
Herzberg, F.; Mausner, B.; Snyderman, B.B. (1959). The Motivation to Work. 2nd edition. New York: John Wiley.
Munandar, H. (2010). Dasar-dasar ekonomi internasional: pengenalan dan aplikasi metode kuantitatif.
Jakarta: Kencana. Hal. 323.
Pamela, A.O., & Oloko. (2015). Effect of motivation on employee performance of commercial banks in Kenya: A case study of Kenya Commercial Bank in Migori County. Journal of Human Resource Studies, 5(2). 13.
Siagian, S.P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, E. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Ibnu Rasyiiq Wahyu Ramadhan1, Aura Citra Khoirunnisa2, dan Mayang Dwi Amanda3.
Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa; Jl. Kusumanegara No.121, Muja Muju, Kec Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI