Mohon tunggu...
Maureen Assyifa Agnimaya
Maureen Assyifa Agnimaya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang pelajar di salah satu SMA negeri di Bandung. Sebenarnya cita-cita saya adalah menjadi seorang fashion designer karena saya suka sekali menggambar. Saya juga suka menulis cerpen, dan beberapa kali pernah menjadi juara menulis cerpen di berbagai lomba. Di media ini, saya akan menitipkan cerpen-cerpen yang pernah saya ikut sertakan dalam lomba menulis. Semoga menjadi inspirasi buat siapapun yang mencari referensi menulis cerita yang sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sign

2 November 2023   09:42 Diperbarui: 2 November 2023   09:56 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ssst...! Cewe di sebelah kamar lu, siapa namanya?" tanyanya berbisik sambil menyikutku. Muka konyolnya menyeringai, menampakkan deretan gigi yang berbaris tak beraturan. Aku mengedikan bahu, malas menanggapi pertanyaannya.

"Ya Tuhaaan... Lu tuh yaa, ada mutiara di sebelah mata ga lu sadari? Ngapain aja idup lu selama ini?" lagi-lagi Daru berseru, mata sipitnya membelalak heran. Daru terlihat gemas melihatku yang tak bergeming, lalu dia beranjak menuju water dispenser, menuangkan segelas air dan meneguknya cepat.

Cewe? Penghuni baru apartemen? Penghuni kamar sebelah? Aku termangu mengingat pertanyaan-pertanyaan Daru tadi. Jangan-jangan pemilik suara lembut di basement tadi adalah benar penghuni baru di apartemen ini? Batinku terlonjak girang.

"Wooyyy, kesambet lu? Kok tiba-tiba cengengesan?" seru Daru dari balik water dispenser manakala melihatku senyam-senyum tanpa sadar. Aku melengos tergagap, meski aku akui ada semburat merah yang berpedar menyelimuti raut wajahku.

*******

"Fa bi`ayyi l`i rabbikum tukaibn... Rabbul-masyriqaini wa rabbul-magriban..."

Lamat-lamat terdengar suara orang melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Seketika aku tersentak lalu sontak melihat jam yang tertera di layar smartwatch-ku.

"3.30!" bisikku, mataku mengerjap menatap sinar yang terpantul dari layar smartwatch.

Dengan masih berselimut, aku berusaha bangun dari tidurku lalu duduk termenung. Kembali daun telingaku menangkap suara lembut di balik tembok yang memisahkan ruangan apartemenku dengan ruangan sebelah. Sepertinya suara lembut yang sama dengan yang kemarin aku dengar di basement apartemen. Tapi kali ini aku mendengar suara lembut itu begitu lirih merasuki ruang kalbuku yang tadi lena.

Hampir lima belas menit lamanya, suara lembut itu terus melantunkan ayat-ayat Tuhan. Hal yang tak pernah aku dengar secara langsung di era tahun 2127.

Oh iya...Hai, perkenalkan, aku Goldy!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun