Mohon tunggu...
maulidi ilham
maulidi ilham Mohon Tunggu... Penerjemah - mahasiswa

turu wesss

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Usaha Jadi Lillah

17 Januari 2025   10:46 Diperbarui: 17 Januari 2025   10:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Aku Kembali memandang Zahid dari bawah sampai peci dikenakannya “Rapi amat mau kemana emangnya?” tanyaku.

            “Idhofi ikut gak?”.

Aku menyenggir “Kamu aja”.

            “Kamu mah gitu kalau diajak kebaikan pasti nolak. Tapi,  majlasan gak perlu diajak cepat kamu,” ucap Zahid.

Aku tertawa.

            “Ya udah, San. Aku berangkat dulu ya”.

Aku mengangguk “Jangan lupa oleh-olehnya,” teriakku.

                                   

*****

Pagi hari setelah bubar halagoh subuh tempat yang paling indah dan favoritku menikmati sunrice dari ufuk timur adalah lantai tiga masjid.

Aku melirik Zahid berdiri tak jauh dariku. Laki-laki itu tetap seperti kemarin, sibuk dengan kitabnya bahkan saat menikmati matahari terbit pun ia sempatkan dengan membuka kitab dengan meletakan di pagar Masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun