Sementara yang berada di ujung tampak juga membendung perasaan tertentu, seperti tawa ditahan. Karenanya Diandra kesal , melotot kepadanya , sehingga akhirnya lelaki di sudut itu buang muka.
Sejenak Diandra melupakan dua lelaki itu . Perjalanan kembali berlanjut, angkot melaju ugal-ugalan, atau mengetem terlalu lama.
Kembali ia melamun ngalor ngidul untuk mengisi perjalanan. Ah , anakku,kasihan kau, dua jam pulang pergi harus kau tempuh setiap harinya.
Diandra memilihkan sekolah favorit di pusat kota ini karena anjuran guru SD Rathu. . Sayangnya orang seperti Diandra dan suaminya hanya mampu membeli rumah cicilan kredit di pinggiran . Dan sekolah bagus ada di tengah kota. Pasangan muda yang harus merintis dari awal. Pernah seorang orangtua murid mengejeknya.
“Cari rumah kok di pinggiran, udah gitu kecil pula, dan jalannya nyungsep. Eh, ternyata banjir lageee kalau musim hujan…,:” begitu Ibu Girka , orang tua teman sekelas Rathu mengejeknya.
“Tak apalah bu, yang penting kami punya tempat berteduh sendiri , bayar cicilan sama saja dengan mengontrak, ” Diandra berkelit.
“Memangnya rumah saya ini letaknya di tengah kota hasil mengontrak?, Saya juga rumah sendiri kok?” Ibu Girka mencibir sambil berlalu meninggalkan Diandra.
Terbayang pula begitu angkuhnya Ibu Girka, karena meski suaminya bekerja serabutan , penghasilannya sangat kurang dari cukup, dan lebih banyak jam santai dan tidur siangnya.
Nyatanya ia bisa punya rumah di kawasan kota. Tentu saja, karena rumahnya adalah pemberian ayahnya Ibu Girka. Meski mereka berdua tak perlu cari duit mati-matian, tapi dapat sumbangan sana sini, dari orang tuanya Ibu Girka, dari adiknya, dari bibinya……
Jika Rathu harus menempuh perjalanan satu jam, Girka cukup 15 menit sudah sampai ke sekolah. Jika Rathu harus berangkat dari rumah jam 05. 30, bangun mandi dan sarapan sebelum pukul 04.00, Girka bisa berangkat pukul 06.30 danbisa bangun kesiangan. Tapi tetap saja prestasi Rathu jauh di atas Girka yang rajin sekali dibekali ilmu menyontek oleh ibunya.
Mungkin Ibu Girka suaminya tak rajin dan tekun cari nafkah karena sudah kadung keenakan diberi rumah oleh mertua, dibantu oleh saudara dan para ipar. Tapi Ibu Girka selalu memaksakan diri membeli kosmetika perawatan yang harganya jutaan rupiah. Membeli pakaian yang modis. Semua sandangnya harus bermerk terkenal.