Sabuk merah ini masih cukup tebal dan masih agak berat karena empat lipatan. Kupasang posisi pemukulan, lalu dengan cepat kusabetkan sabuk merah ini ke besi dragon yang ada didepanku.
TRAAANG!
Besi dragon itu kembali putus jadi dua.
"Bagus! Sekarang kamu ambil lagi satu dragon dan pasang diatas jagrak kayu lagi.", pinta ayah.
Aku melaksanakan yang ayah perintahkan. Satu besi dragon utuh kini sudah ada lagi diatas jagrak kayu.
"Sekarang, kamu buka lagi empat lipatan itu hingga jadi hanya dua lipatan saja...", ucap ayah.
Aku menurut. Sabuk merah itu kemudian kulepaskan hingga hanya terdiri dari dua lipatan saja dengan panjang yang sama yakni sepanjang lengan orang dewasa. Sementara lipatan lainnya yang lebih panjang kulilitkan di pergelangan tanganku.
"Coba kamu patahkan lagi besi dragon itu...", pinta ayah.
Rasanya sabuk ini menjadi semakin ringan dan makin tipis. Aku mulai menjadi kurang yakin jika sabetanku dapat mematahkan besi dragon itu. Namun aku tidak berani membantah. Kusiapkan posisi serang dan secepatnya kusabetkan sabuk merah dengan hanya dua lapisan itu kearah besi dragon.
TRAANG!
Besi dragon itu terlontar, namun tidak patah. Aku sangat terkejut.