"Apanya? Masak ikan bakarnya?", jawab ayah.
"Bukan... Tapi itu bagaimana caranya sabuk merah ayah bisa melesat dan menancap di pohon itu. Apalagi sampai memutuskan kepala ular itu...", tanyaku dengan penasaran.
"Oooh itu... Kirain apaan. Itu namanya ilmu Selendang Mayang...", jawab ayah.
"Selendang Mayang? Aa baru dengar ilmu itu Yah...", ucapku.
"Ilmu Selendang Mayang itu memiliki karakteristik untuk menguatkan obyek yang lunak menjadi keras luar biasa... Sederhananya seperti itu.", jawab ayah.
"Coba Aa ambil 'jagrak' dan beberapa besi dragon yang ada dibelakang mobil... Tapi sebelumnya bersihkan dulu tanganmu. Cuci bersih dulu setelah makan ikan bakar tadi...", pinta ayah.
"Eh iya yah... Baiklah yah...", jawabku.
Aku baru sadar kalau sedari tadi tanganku belum kucuci bersih. Tidak menunggu lama, segera kuambil air untuk mencuci bersih tanganku dan kemudian berlari kecil menuju mobil untuk mengambil sepasang 'jagrak' dan sepuluh buah besi dragon.
'Jagrak' yang ada di mobil adalah sepasang dudukan kayu yang biasa dipergunakan untuk menahan suatu obyek yang sering dijadikan medium pematahan benda keras. Ia bisa terbuat dari kayu, juga bisa terbuat dari besi. Sementara besi dragon merupakan besi yang sering dipergunakan untuk melakukan ujian atau atraksi pematahan benda keras. Ia berbentuk seperti gagang pompa air. Kenapa disebut 'dragon' adalah karena memang dulu gagang pompa air itu bermerk 'Dragon' sehingga kemudian dikenal dengan istilah 'besi dragon'. Ia merupakan jenis besi yang 'getas' atau bisa dipatahkan. Meski jenis bisa yang bisa dipatahkan, namun ia memiliki tingkat ketebalan yang berbeda. Istilah ketebalan besi dragon ini dikenal dengan nama 'R'. Dimulai dari R 1/2, lalu R1, R2, R3, dan R4.
Sepasang 'jagrak' kayu dan sepuluh besi dragon sudah kuletakkan didepan ayah. Aku mengangkatnya dengan sekali bawa. 'Jagrak' kayu kuangkat dengan tangan kiriku, sementara sepuluh besi dragon kuangkat dengan tangan kananku.
"Letakkan disitu... Susun jagraknya, lalu pasang satu besi dragon diatasnya...", pinta ayah.