Cukupkah hal ini bertumpu hanya pada "Kehendak Allah?' Ingat, musibah itu ada penyebabnya...! Karenanya, perlu adanya kejernihan yang mumpuni di pihak dayah di dalam menyikapi keberadaan anak asuhnya itu ketika menunjuk mereka membantu kehidupan dayah tersebut dengan jalan mencari derma. Â Â
Solusi Bijak
Untuk mengantisipasi ketidakterlibatan para santri dalam mencari derma atau infak untuk kepentingan dayah/pesantren, sebenarnya dapat disiasati dengan beberapa solusi.Â
Pertama, tidak memaksakan diri untuk mendirikan dayah/pesantren apabila lahan dan dana tidak memungkinkan untuk itu. Biarkan para calon santri menuju dan memilih dayah/pesantren yang telah ada di berbagai tempat, yang kondisinya telah mapan.Â
Kedua, para pendiri dayah/pesantren harus memperhatikan syarat-syarat tertentu yang diajukan pemerintah untuk diacu sebagaimana mestinya.Â
Ketiga, para pendiri dayah dapat membuat program yang matang serta memikirkan berbagai kendala, sehingga dayah yang akan diusung tidak berhenti di tengah jalan.Â
Keempat, pendiri dayah/pesantren dapat membentuk dan menunjuk khusus panitia badah dayah yang amanah untuk beroperasi mencari derma/infak untuk kepentingan lembaga tarbiah tersebut.Â
Kelima, mengajukan proposal ke badan/lembaga-lembaga tertentu, yang kiranya dapat membantu biaya demi kelangsungan lembaga dimaksud. Bahkan, mungkin masih banyak cara-cara persuasif lainnya yang dapat digerakkan untuk memperoleh bantuan dayah.Â
Dengan begitu, para santri tidak dilibatkan sama sekali untuk kebutuhan tersebut, sehingga mereka tetap kukuh yakin belajar dan berjuang demi keberhasilan diri dan orang tua beserta agamanya.
Penutup Â
Mendirikan dan memajukan lembaga tarbiah (dayah) adalah suatu keniscayaan. Melibatkan para santri untuk mencari biaya operasionalnya dengan berbagai alasan merupakan suatu keburukan yang tidak boleh dilegalkan. Pendiri atau pemilik dayah harus tetap menjadi pejuang sementara para santri harus tetap menjadi teladan. Semoga ...!