Seperti tersambar petir di siang bolong, kabar kematian Rawis begitu mengejutkan kang Tinus. Ia tahu, kini sudah tidak ada lagi yang bisa meneruskan perjuangan Ki Darsi. Anak perempuannya sudah meninggal, anak laki-lakinya memang barangkali masih selamat, tapi Mahmudin mustahil mau menjadi dukun. Kang Tinus hanya bisa duduk di warung, sendirian dengan tatapan kosong, ia gagal menangani Mahmudin, dan tidak bisa berbuat banyak untuk menolong Rawis. Ia merasa sudah mengkhianati kepercayaan ki Darsi kepadanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!