Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Es Krim

21 Februari 2023   21:59 Diperbarui: 21 Februari 2023   22:01 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa sih, Dek? Ganggu orang aja!" ucapnya yang baru menyadari kedatanganku.

"Apa? Ganggu kakak? Seharusnya aku yang berkata gitu. Suara kakak mengganggu aku yang lagi belajar!" Aku menjawab dengan kesal.

"Oh, kamu terganggu, ya. Ya udah, gak usah didengarin." dengan santai ia berkata.

"Tapi aku bisa dengar, Kak. Aku bisa dengar suara kakak yang kayak kaleng rombeng itu!" Aku kembali menjawab dengan kesal.

"Dek, suara kakaknya bagus begini dibilang kayak kaleng rombeng?"

"Memang kaleng rombeng! Telinga aku sampai sakit dengarnya. Memangnya kakak gak belajar? Besok, kan, ujian semester,"

"Ngapain belajar? Orang nanti kamu yang bakal menraktir kakak es krim, hahaha."

"Loh, kan, belum ketahuan siapa yang mendapat nilai lebih bagus di rapor nanti?"

"Udah pasti kakak, jadi kamu siap-siap aja sisihin uang jajan buat mentraktir kakakmu ini es krim, ya. Hahaha,"

Kak Leo kembali tertawa sambil memasang earphone yang kulepas tadi, aku yang geram melihat tingkah saudara lelakiku itu pun ke luar dari kamarnya dan balik ke ruang tidurku untuk melanjutkan belajar yang sempat terhenti.

Ucapan lelaki itu tak boleh terjadi, aku yang harus mendapat nilai lebih bagus darinya agar tidak menraktir dirinya es krim seperti yang sudah kami sepakati sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun