Produktif tidak hanya diartikan sebagai kegiatan yang sifatnya membaca buku, tetapi lebih luas lagi adalah menciptakan suatu karya yang bersifat abadi. Socrates (470-399 SM) sebagai seorang filsuf terkenal dengan pemikirannya dan bahkan memiliki pengaruh terhadap pemikiran Eropa.
Socrates terkenal bukan karena buku yang diciptakannya, akan tetapi melalui buku dari muridnya yang bernama Plato. Dari buku-buku yang ditulis oleh Plato, Socrates dijadikan sebagai tokoh utama di dalamnya.
Salah satu buku Plato yang terkenal adalah “Matinya Socrates” dari naskah asli “Phaedo” dalam “The Republic and Other Works”. Dalam buku tersebut Plato menjadikan Socrates sebagai tokoh utamanya.
Hal ini memberikan sebuah makna, bahwa orang hanya akan dikenang jika ia menulis atau ditulis melalui sebuah buku. Pemikiran hanya akan menjadi milik seseorang dan tidak dimanfaatkan orang lain jika tidak disebar melalui wadah berupa buku.
Momentum pandemi Covid-19 sudah selayaknya dijadikan sebagai kegiatan menghabiskan waktu untuk berkarya. Karya tersebut bisa berupa tulisan ilmiah maupun non ilmiah, baik buku atau yang lainnya.
Buku adalah salah satu karya yang sangat direkomendasikan untuk dibuat. Sebab merupakan karya abadi bagi setiap penulisnya. Terlebih lagi melalui buku kita bisa berbagi ilmu pengetahuan dan membangun peradaban yang bersesuaian dengan konstitusi Indonesia.
Sebagaimana dalam Pasal 28C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI 1945) termaktub ketentuan bahwa “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.”
Ketentuan itu juga bersesuaian dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) bahwa “Setiap orang berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya sesuai dengan martabat manusia demi kesejahteraan pribadinya, bangsa, dan umat manusia.”
Berdasarkan ketentuan di atas, maka ketika kita menghasilkan sebuah karya berupa buku itu berarti kita telah memenuhi hak warga negara untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan yang diberikan melalui buku tersebut.
Apatah lagi Pemerintah telah membuat program yang sangat relevan dengan dunia literasi, salah satunya adalah Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) yang dimulai pelaksanaannya sejak tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan masih banyak lagi program Pemerintah lainnya yang sangat berorientasi pada peningkatan budaya literasi bangsa Indonesia.