Mohon tunggu...
M Aris Munandar
M Aris Munandar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Dosen

Ubi Societas Ibi Ius (Di mana ada masyarakat, di situ ada hukum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Buku Nasional, Produktif di Tengah Pandemi

17 Mei 2020   11:19 Diperbarui: 17 Mei 2020   15:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itulah yang perlu dilawan oleh para kaum intelektual bangsa Indonesia. Jangan sampai dalam keadaan pandemi Covid-19 kemalasan membaca menurunkan produktivitas kaum muda untuk memperoleh pengetahuan dari buku.

Momentum peringatan Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang jatuh pada 17 Mei 2020 sudah sepatutnya dijadikan oleh kalangan akademisi dan khalayak sosial sebagai ajang untuk merefleksikan diri. 

Harbuknas merupakan suatu momen yang mengisyaratkan bahwasanya pentingnya membaca buku. Harbuknas pertama kali diperingati pada tahun 2002 hingga hari ini. 

Peringatan Harbuknas yang selalu dilaksanakan tangga 17 Mei tersebut bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980. 

Sejarah sehingga adanya Harbuknas itu disebabkan oleh adanya kalangan masyarakat yang tergolong dalam kelompok pecinta buku menginisiasi agar diadakannya Harbuknas tersebut. 

Dengan alasan, bahwa melalui hal demikian diharapkan minat baca masyarakat Indonesia bisa mengalami eskalasi. Mengingat angka produktivitas membaca negara Indonesia sangatlah rendah dibanding negara lain.

Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan 62 dari 70 negara yang disurvei (bukan 72 karena 2 negara lainnya yakni Malaysia dan Kazakhstan tak memenuhi kualifikasi penelitian) dalam hal budaya literasi (Sumber: https://news.detik.com/). 

Sedangkan data dari  United Nations of Educational (UNESCO) pada tahun 2016 mempublikasikan hasil studi yang diberi nama “The World’s Most Literate Nations” menunjukkan bahwa kebiasaan membaca orang Indonesia berada pada urutan 60 dari 61 negara (Sumber: https://tirto.id/).  

Jika merujuk pada data tersebut terlihat jelas bahwa budaya literasi khususnya membaca buku di Indonesia masih sangat rendah yakni sekitar 0,001 persen. Dalam artian dari 1000 penduduk hanya 1 orang yang membaca buku dengan sungguh-sungguh. 

Hal ini tentunya menjadi masalah yang perlu untuk dibenahi secara bertahap dan cepat. Sebab tidak ada waktu lagi bagi negara yang telah berusia 74 tahun dan akan memasuki usia 100 tahun pada 2045 mendatang untuk menunggu budaya literasi ini meningkat. 

Dibutuhkan program Pemerintah yang dapat memicu dan memacu minat membaca bagi masyarakat Indonesia dan para kawula muda pada khususnya. Sebab masa depan bangsa tergantung pada sejauh mana pendidikan generasi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun