Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Di Ujung Hujan

1 Oktober 2024   23:17 Diperbarui: 2 Oktober 2024   15:50 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rina merasa ketakutan, tetapi dia tahu mereka tidak boleh menyerah. Dia berusaha mengingat kembali semua cerita neneknya tentang hutan ini, tentang bagaimana untuk melawan ketakutan.

"Jangan dengarkan suara itu!" Rina berteriak. "Kita harus fokus untuk keluar!"

Dengan semua kekuatan yang ada, mereka terus berlari. Rina merasakan kakinya lelah, tetapi semangatnya tidak padam. Dia ingin melindungi adiknya dan Tio.

Akhirnya, setelah berlari cukup lama, mereka melihat cahaya di kejauhan. "Itu dia! Kita hampir sampai!" Tio berteriak dengan semangat.

Mereka melanjutkan berlari menuju cahaya, dan saat mereka mendekat, mereka merasakan udara segar yang menyelimuti tubuh mereka. Akhirnya, mereka keluar dari hutan dan melihat desa di depan mereka.

Setelah keluar dari hutan, Rina, Tio, dan Dinda terengah-engah. Mereka saling berpandangan dan kemudian tersenyum. "Kita berhasil!" kata Rina.

Dinda terlihat kelelahan tetapi bahagia. "Kak, terima kasih sudah mencariku."

Rina memeluk adiknya. "Aku akan selalu mencarimu, Dinda. Tidak peduli apa pun yang terjadi."

Tio menatap mereka dengan senyuman lebar. "Kalian hebat. Kalian bisa mengatasi ketakutan kalian."

Mereka berjalan kembali ke desa dengan langkah ringan. Di sana, Rina merasa ada sesuatu yang telah berubah dalam dirinya. Dia telah menghadapi ketakutannya dan menemukan kekuatan yang tidak pernah dia sadari ada dalam dirinya. Dia tahu, untuk mengejar mimpinya, dia harus berani menghadapi segala rintangan.

Rina berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi ragu. Seperti pelangi yang muncul setelah hujan, harapan dan impiannya akan selalu ada. Dia akan terus menulis, mengekspresikan semua yang telah dia alami, dan menjadikan pengalaman itu sebagai bagian dari kisah hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun