Namun kutahu, di batas segala riuh,
ada pagi yang kan menyusup teduh,
pikuk ini hanyalah fase sang masa,
menempa hati hingga kuat selamanya.
Pikuk
(Bagian 6)
Ketika mentari kembali mengintip jendela,
pikuk bernyanyi dalam nada lama,
lagu berulang, serupa mantra,
memanggil jiwa untuk terus berkelana.
Roda berderak di jalan penuh liku,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!