Langit menangis, rinai turun perlahan,
namun tak jua menenangkan kelelahan,
rodaku berpacu di jalan berkerikil,
melawan waktu yang terus mengigil.
Ah, dunia, kau tabirkan rahasiamu,
di celah pikuk yang tiada redup itu,
apakah damai hanya dongeng lama,
yang terselip di antara rindu dan nestapa?
Tetapi aku berdiri, meski letih memburu,
dalam riuh ini, ada semangat yang baru,
sebab meski pikuk tak pernah berhenti,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!