Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Pikuk dalam Waktu

26 November 2024   14:38 Diperbarui: 26 November 2024   14:40 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pikuk tak henti berlari di tepi hari,

mengais jejak dalam bayang lelap,

tak kenal rehat, tak kenal lenyap.

Langit malam jadi saksi kelabu,

di mana manusia dan waktu berseteru,

tangis angin menyelusup dinding kota,

namun tak memadamkan gema nestapa.

Pikuk, engkau kini bukan sekadar suara,

kau jelma luka di jiwa yang terlupa,

mengurai harap menjadi serpihan kecil,

meninggalkan sepi yang tak dapat kupilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun