"Bapak sudah pulang?" jawab Doni agak terkejut. Suara sepeda pak Karto yang melintasi halaman kerikil benar-benar tidak didengarnya.
Di belakangnya bu Parni menurunkan keranjang yang bisa ditebak isinya, rantang yang sudah kosong, peralatan tani yang pagi tadi dibawa pak Karto, dan sayuran yang diambil dari ladang. Mungkin cabai, terong, tomat, atau kacang. Bu Parni memandang Doni sekilas dengan senyuman.
"Doni!"
"Barusan sudah kuberi pakan, Pak." Doni menunjuk kambingnya yang masih lahap memakan rumput.
"Kalau begitu sekalian bantu bapak memindahkan rumput yang ini," pinta pak Karto sambil menunjuk rumputnya yang teronggok di dekat sepeda. Sementara itu pak Karto berusaha memosisikan sepeda ke tempat yang lain.
"Aku sudah memberi pakan kambing, sekarang aku mau menonton televisi." Doni merasa keberatan begitu melihat onggokan rumput yang cukup banyak. Rumput itu juga terlihat masih kotor dan mungkin akan membuat kulitnya gatal-gatal.
"Bantu bapak dulu, sebentar saja."
"Ya, Pak."
Doni tak bisa menolak lagi. Ia mendekati rumput itu bersamaan dengan bapaknya dan memindahkan sedikit demi sedikit ke tempat penyimpanan pakan.
***
"Doniiiii.....!" teriak Pak Karto.