"Bagaimana, Bos?" tanya remaja itu, yang sering datang ke rumah.
"Em ... anu ...," ayah menggaruk kepalanya.
"Ah, Bos. Jangan panik. Mau pakai berapa juta? Bandar siap kok!"
Ayah hening sejenak. Menggeleng.
"Tidak ada mimpi bagus," kata ayah kemudian.
"Astaga, kenapa harus mimpi? Tebak saja, Bos. Dalam judi kupon2 ini, modal mimpi tidak selalu beruntunga. Kalau rejeki, modal tebak pasti kena," rayu remaja itu.
"Boleh-boleh," kata ayah kemudian.
          Jadilah demikian. Ayah meminjam uang kepada pengecer remaja itu. Level perjudian ayah makin meningkat per hari. Ayah terkadang taruhan sampai ratusan bahkan jutaan rupiah untuk beberapa tebakan. Ayah makin sibuk saja dengan hobi barunya. Ibu hanya diam saja. Melarang atau sekedar menegur ayah sama artinya meminta petaka.
       Baru saja pengecer keluar dari rumah. Ada lagi tamu yang datang. Kali ini, Pak Joko, seorang pebisnis hebat dari kampung tetangga. Aku disuruh ayah masuk kamar. Sementara ibu, tanpa diminta, menuju dapur menyeduh kopi atau teh.
"Aku butuh uang. Aku kepepet sekali. Uang bulanan anak kuliahku harus dikirim sebentar. Bisnisku tidak lancar akhir-akhir ini," kata Pak Joko.
Kupon2 Judi togel. Orang Manggarai mengenal judi ini dengan sebutan kupon.