Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fobia

7 Desember 2022   19:13 Diperbarui: 7 Desember 2022   19:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vindi diam saja. Bayangan ketakutan makin kuat dalam pikirannya. Beberapa tim perawat mengantar pulang.

"Untuk sementara, Ibu jangan kontak fisik dengannya," kata perawat itu.

"Ibu wajib pakai masker," katanya lagi sambil memberikan sebuah masker.

"Jangan takut, Bu! Banyaklah berdoa. Kami yakin, dengan kuasa-Nya, ia akan sembuh!"

***

Ia merasakan dirinya terasing dalam gubuk reyot itu. Ine sangat mengasihinya selama ia diisolasi. Memberinya makan dan kebutuhan lain. Tidak ada tanda-tanda kebencian dari sang bunda. Vindi merasa haru dan menitikkan air mata.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya perawat itu setelah beberapa hari.

"Demamku hilang, sudah tidak pilek lagi, batuk juga sudah hilang," terangnya.

"Syukurlah!" kata pak RT.

Vindi menunduk. Ia menangis, entah mengapa. Ine juga ikut menangis haru, memeluk anak semata wayangnya.

"Maaf, Pak RT," ucapnya.

Pak RT hanya tersenyum, senyum seorang pemimpin yang berhati besar!

9 Mei 2020

M. Hamse

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun