Mumpung
Â
Mumpung masih pagi, sebelum hari merambat siang
Bebaskan bekumu! Segarkan ragamu itu
Buang unek-unekmu!
Ia sesat dalam keputusannya yang sempit, dalam benaknya yang tidak mengurai dengan baik maksud. Sesat yang meminggirkan hati untuk sekedar mencari arti hidup. Apa boleh di kata, terlanjur, ah, siapa yang menciptakan kata ini? Begitulah.
"Tidak semua pilihanmu baik. Terkadang pilihan orang juga baik. Ibarat masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan hati dan pikiran sendiri. Toh solusi didapat dari pendapat orang!"
"Apa maksudnya, Bu?" tayanya ingin tahu.
Ibu hanya tersenyum kepadanya.
"Kalau kau lelah dalam pencarianmu, masih ada Ibu yang bisa membantu mencari yang kau cari."
"Aku tidak lelah mencari. Aku hanya sedikit letih menanti."
"Letih sedikit, lama-lama menjadi letih sebukit!"