“Iya. Ini jujur, Nek. Tadi itu aku dipanggil Wali Kelas, Pak Baroto.”
“Untuk urusan apa?” Nenek Aminah merasa tak sabar.
“Ada sidang kecil. Aku memelintir tangan Sandoro.”
“Apa?” Nenek Aminah terlonjak. “Kamu berkelahi?”
“Nggak berantem, Nek. Aku itu memelintir tangan Sandoro. Anak kelas 11.”
Hanum dan Himawan nampak tenang.
“Aku memelintir tangan anak kurang ajar itu karena ia melakukan pelecehan kepada temenku, Indri.”
“Pelecehan? Pelecehan apa?”
“Itu, Nek. Pegang...pegang...”
“Pegang apa?”
“Maksudku colek-colek anu-nya Indri. Di depan mataku. Langsung kuterkam dia. Kupelintir tangannya. Dia menjerit kesakitan tanpa bisa melepaskan diri...”