Ia agak kaget menemukan neneknya ada di rumah. Setelah mengucapkan salam, ia mencium tangan neneknya, atas bawah.
Nenek Aminah memperhatikan penampilan cucu cantiknya itu. Rambutnya agak berantakan. Pakaiannya sedikit lecek. Ia geleng-gelengkan kepala.
“Kenapa kamu berantakan begini, Lida?” ia tak bisa menahan dirinya untuk bertanya.
“Berantakan? Perasaan biasa aja, Nek.”
“Naik apa kamu tadi?”
“Bonceng motor temen, Nek.”
“Bonceng motor? Laki apa perempuan temenmu itu?”
“Perempuan, Nek.”
Nenek Aminah nampak sedikit lega. “Tapi, kenapa kamu nggak mau dijemput si Kardi?”
Alida menggaruk kepalanya. “Malas, Nek.”
“Iya kenapa?”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!