***
"Halo, Ibu jam berapa sampai stasiun?" tanyaku ke ibu mertua lewat telpon
Sore ini beliau akan datang. Aku antusias sekali. Ibu mertuaku baik sekali. Beliau sayang sekali sama aku, mungkin karena suamiku adalah anak kesayangannya.
Bergegas kupersiapkan menjemput Ibu ke stasiun. Anak-anak sudah mandi. Aku segera memesan taxi online. Dua anakku juga semangat menjemput neneknya.
Dalam perjalanan menuju stasiun, aku tiba-tiba berpikir apakah ibu kecewa jika tahu Rona belum bisa berjalan. Hatiku galau.
Sampai di stasiun, ternyata Ibu sudah berdiri di area kedatangan. Aku sudah hafal tempat beliau menunggu karena sudah beberapa kali Ibu datang.
"Enek.. Nek..." kata Rona. Dia sudah terbiasa tersambung dengan panggilan video dengan Ibu. Aku senang mendengarnya. Ternyata Rona bagus verbalnya dan mampu mengenali neneknya.
Kupersilahkan ibu naik ke taxi. Aku yang mengangkat dua tas besar dan sopir taxi baik hati membantu mengangkat 4 karton besar. Itulah kebiasaan mertuaku jika datang, seolah membawa barang dagangan banyak.
Di dalam taxi, kami bercanda-ria. Ibu memang selalu menghidupkan suasana.
"Rona sudah pinter ngomong ya? Cucu nenek yang baik, " pujinya pada Rona.
"Bu, tapi Rona belum jalan..." ucapku pilu. Ibu terkejut.