"Jangan, yang benar ke dokter spesialis tumbuh-kembang. Ada di rumah sakit di ujung jalan, "
"Nggak apa, dulu anakku juga 14 bulan baru jalan, "
"Coba deh dibawa ke tukang urut. Anakku bisa jalan setelah kubawa kesana, "
"Sepertinya ada masalah tulang, anakmu kurang kuat saat berdiri. Harusnya mau merambat!"
Suara-suara itu semakin menggangguku. Ingin kuambil lap dapur dan kemudian menyumpal mulut-mulut ibu-ibu itu. Benar-benar lambe turah! Tapi kuurungkan niatku.Â
"Santai saja. Kenapa kamu jadi baper?" kata suamiku.
"Hmmm.. benar juga, kenapa aku ikut ngegas? Bodo amat dengan omongan orang. So what gitu loh!"
Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Kini Rona sudah menginjak 14 bulan. Tiap hari aku memberinya stimulasi.Â
Aku tak pernah lelah mengajarinya untuk berusaha merambat dan berdiri. Dia sudah lancar merangkak, tapi tak pernah mencoba berdiri lama dan merambat.
Sabar sudah seperti aliran nafas yang kuhirup. Aku ingat Rino, kakak Rona, sudah bisa berjalan saat usia 11 bulan.