Esok harinya Na belanja bulanan di supermarket dekat rumah. Biasanya suami dan anak-anak main di playground sebelah.
"Wah borong nih bu Na?" Sapa seseorang mengagetkan Na yang tengah memilih sayuran.
"Walah.. bu Ayu ternyata. Cuma belanja kecil kok Bu. Sayurannya kayaknya segar-segar ini.. Ohya, terimakasih Bu kapan hari Oma kasih saya pisang tanduk. Anak-anak senang makan padahal cuma saya kukus. Manis!" Sahut Na.
Laiknya ibu-ibu jika bertemu, mereka terlibat dalam obrolan panjang sembari memilih belanjaan. Bu Ayu yang biasanya irit bicara, hari ini sedikit banyak bercerita.
"Kemarin ketemu Oma sama Wen juga ya Bu waktu melayat? " tanya bu Ayu kepada Na.
"Iya Bu. Ketemu kedua anaknya juga kok. "
"Oh... bu Na lihat nggak anak-anak Wen? Saya tuh sebenarnya nggak ada apa-apa sama Wen. Tapi kok dia kesana-sini cerita yang nggak-nggak tentang saya" kata bu Ayu menahan emosi.
"Ujian hidup ya, Bu... sesama menantu harusnya saling membantu. Kalau Wen ini, duh malah bikin buntu. Tukang ngadu sama mertua. Dirinya dibaik-baikin, saya dijelek-jelekin, Bu... " cerita bu Ayu.
"Sabar ya, Bu... ternyata begitu ya? Menantu kudu "pencitraan" ke mertua, tapi ya jangan gitu juga kali ya?" timpal Na. Na paham kemana muara pembicaraan mereka.
"Ya nggak apa pencitraan biar dikenal baik sama mertua. Tapi caranya itu loh, kenapa mesti dengan menjelekkan orang lain. Nggak tepatnya disitu, bu Na.. saya itu tiap kali disindir terus sama mertua. Ada saja pokoknya yang jadi masalah, " ucap bu Ayu sedih.
"Oh gituuu... banyak sabar ya bu Ayu ? Orang kalau aslinya baik mau bagaimana juga nanti terlihat baik kok. Jangan kuatir, Bu... kebenaran akan menemukan jalannya. Begitu kata orang hehe "