***
Rumah Biru
Bella menarik nafas panjang. Setelah sepuluh tahun lebih menjalani pernikahannya, pada akhirnya dia paham bahwa menjadi satu itu bukan benar-benar "satu". Kadang perbedaan tersebut hanya mampu bersanding secara harmonis tanpa harus melebur menjadi sebuah kesatuan. Meskipun bisa juga seiring waktu berjalan, kedua hal yang berbeda itu melebur sebagian.
Masih teringat di benaknya, ketika proses kanonik dengan Romo. Malu-malu Bella menjawab pertanyaan Romo, yaitu mengapa mau menikah dengan Anton. Bella ragu sekaligus takut salah memberikan jawabannya. "Karena cinta, Romo.." begitu jawabnya waktu itu.
Tanpa diduga Romo Bari membenarkan jawabannya. "Terdengar klise tapi itulah pondasi utama pernikahan, " jelas Romo saat itu. Semakin kesini, Bella menyadari bahwa komitmen dan kompromilah yang akan membantu cinta terus bertahan dalam pernikahan.
"Bruukkkkk.....", suara sepeda ambruk di carport rumah membuyarkan lamunannya. Rupanya Alea, anak semata wayangnya, yang tidak berhasil memarkir sepedanya.
"Ma, kita ke taman kota yuk... mau sepedaan disana!" pintanya manja.
"Nggak ada bosannya kamu kesana. Ya sudah bilang Papa, kita kesana aja. Tapi janji nggak sampai siang ya", jawab Bella kepada putri kesayangannya.
***
Taman Kota
Bella dan Anton duduk di bawah gazebo taman sembari mengudap makanan kecil yang dibawa dari rumah. Sementara itu Alea asyik kesana-kemari dengan sepedanya. Riang ceria bertemu teman-teman sebayanya.